Kupang (ANTARA) - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste mengimbau warga Desa Eban, Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusse Timor Leste agar jangan takut menjalani vaksinasi COVID-19.
"Kami ingin warga di wilayah perbatasan ini tidak termakan informasi bohong tentang vaksin COVID-19 sehingga membuat mereka merasa takut divaksin," kata Dokter Satgas Pamtas RI-Timor Leste Sektor Barat Lettu Ckm dr Andri Markhoni, Sabtu, (26/6).
Ia mengimbau hal tersebut bertepatan dengan diadakannya kegiatan penyuluhan agama Kristen non-PNS yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Timor Tengah Utara di Gereja Pniel, Desa Eban, Kecamatan Miomaffo.
Andri Markhoni bersama Tamtama Kesehatan Praka Ruslan bersama-sama mengisi kegiatan perkunjungan tersebut dengan penyuluhan.
Dalam kesempatan itu ia mengimbau warga agar tidak takut menjalani vaksinasi COVID-19 dan tidak percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait bahaya vaksin.
Vaksinasi, kata dia merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kekebalan diri dan komunitas masyarakat apalagi sudah ditemukan varian baru COVID-19 di Indonesia.
"Di sisi lain disiplin warga untuk menerapkan protokol kesehatan juga tentu perlu terus ditingkatkan untuk meminimalisir peluang penularan virus Corona," katanya.
Andri Markhoni juga mengimbau warga agar jangan ragu untuk memeriksakan diri apabila merasa kurang enak badan ataupun ada penyakit di tubuh agar bisa mendapat penanganan medis.
Selain menyosialisasikan vaksinasi dan protokol kesehatan, Satgas Pamtas RI-Timor Leste juga menggelar pemeriksaan kesehatan kepada para jemaat gereja guna mengetahui keadaan kesehatan.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Leste latih warga ternak ayam
Pendeta Gereja Pniel Juldrina Pono mengapresiasi semangat Satgas Pamtas yang terus mengedukasi warga dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah beranda NKRI itu.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-RDTL terima 23 pucuk senjata dari warga
"Upaya seperti ini tentu bagus untuk mengubah pola pikir warga terkait manfaat vaksinasi maupun penerapan protokol kesehatan di mana pun kita berada," katanya.
"Kami ingin warga di wilayah perbatasan ini tidak termakan informasi bohong tentang vaksin COVID-19 sehingga membuat mereka merasa takut divaksin," kata Dokter Satgas Pamtas RI-Timor Leste Sektor Barat Lettu Ckm dr Andri Markhoni, Sabtu, (26/6).
Ia mengimbau hal tersebut bertepatan dengan diadakannya kegiatan penyuluhan agama Kristen non-PNS yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Timor Tengah Utara di Gereja Pniel, Desa Eban, Kecamatan Miomaffo.
Andri Markhoni bersama Tamtama Kesehatan Praka Ruslan bersama-sama mengisi kegiatan perkunjungan tersebut dengan penyuluhan.
Dalam kesempatan itu ia mengimbau warga agar tidak takut menjalani vaksinasi COVID-19 dan tidak percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait bahaya vaksin.
Vaksinasi, kata dia merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kekebalan diri dan komunitas masyarakat apalagi sudah ditemukan varian baru COVID-19 di Indonesia.
"Di sisi lain disiplin warga untuk menerapkan protokol kesehatan juga tentu perlu terus ditingkatkan untuk meminimalisir peluang penularan virus Corona," katanya.
Andri Markhoni juga mengimbau warga agar jangan ragu untuk memeriksakan diri apabila merasa kurang enak badan ataupun ada penyakit di tubuh agar bisa mendapat penanganan medis.
Selain menyosialisasikan vaksinasi dan protokol kesehatan, Satgas Pamtas RI-Timor Leste juga menggelar pemeriksaan kesehatan kepada para jemaat gereja guna mengetahui keadaan kesehatan.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Leste latih warga ternak ayam
Pendeta Gereja Pniel Juldrina Pono mengapresiasi semangat Satgas Pamtas yang terus mengedukasi warga dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah beranda NKRI itu.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-RDTL terima 23 pucuk senjata dari warga
"Upaya seperti ini tentu bagus untuk mengubah pola pikir warga terkait manfaat vaksinasi maupun penerapan protokol kesehatan di mana pun kita berada," katanya.