Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah seiring penguatan dolar dan juga kasus baru COVID-19 yang terus meningkat.
Pada pukul 10.16 WIB, rupiah menguat 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.460 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.425 per dolar AS.
"Sentimen penguatan dolar AS nampak bertahan di awal sesi Senin, didukung optimisme kembali membaiknya perekonomian di AS, dengan pelaku pasar menantikan laporan tenaga kerja bulanan AS yang akan dirilis di akhir pekan nanti," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin, 927/6).
Investor tampaknya masih relatif menunggu perkembangan isu terkait kebijakan moneter AS di tengah beragamnya komentar pejabat The Fed.
Dari dalam negeri, kenaikan kasus COVID-19 yang masih terus berlanjut, masih akan jadi salah satu sentimen pergerakan rupiah pekan ini.
Kasus harian COVID-19 kembali mencetak rekor baru pada Minggu (27/6) kemarin yaitu 21.342 kasus sehingga total orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini mencapai 2.115.304 kasus.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 91,867, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 91,851.
Baca juga: Rupiah melemah seiring kekhawatiran meningkatnya kasus Corona
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,529 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,536 persen.
Pada Jumat (25/6) lalu, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.425 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.440 per dolar AS.
Pada pukul 10.16 WIB, rupiah menguat 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.460 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.425 per dolar AS.
"Sentimen penguatan dolar AS nampak bertahan di awal sesi Senin, didukung optimisme kembali membaiknya perekonomian di AS, dengan pelaku pasar menantikan laporan tenaga kerja bulanan AS yang akan dirilis di akhir pekan nanti," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin, 927/6).
Investor tampaknya masih relatif menunggu perkembangan isu terkait kebijakan moneter AS di tengah beragamnya komentar pejabat The Fed.
Dari dalam negeri, kenaikan kasus COVID-19 yang masih terus berlanjut, masih akan jadi salah satu sentimen pergerakan rupiah pekan ini.
Kasus harian COVID-19 kembali mencetak rekor baru pada Minggu (27/6) kemarin yaitu 21.342 kasus sehingga total orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini mencapai 2.115.304 kasus.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 91,867, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 91,851.
Baca juga: Rupiah melemah seiring kekhawatiran meningkatnya kasus Corona
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,529 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,536 persen.
Pada Jumat (25/6) lalu, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.425 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.440 per dolar AS.