Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menerima Raja Abdullah dari Yordania, yang merupakan sekutu kunci AS di kawasan yang bergejolak, dalam pertemuan langsung pertama dari tiga yang akan dilakukan Biden dengan para pemimpin dari Timur Tengah.
Abdullah, yang menghadapi tantangan atas otortiasnya pada bulan April dari saudara tirinya, Pangeran Hamza, akan melakukan percakapan di Ruang Oval dengan Biden untuk pertama kalinya sejak Presiden AS itu dilantik pada Januari.
Dia juga akan berpartisipasi dalam sarapan resmi dengan Wakil Presiden Kamala Harris pada Selasa di kediaman wapres. Dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Departemen Luar Negeri pada Selasa, (20/7).
Abdullah memainkan peran yang unik di Timur Tengah, yang dilihat oleh para pejabat AS sebagai pemimpin moderat dan pragmatis yang dapat memainkan peran yang memediasi.
Abdullah merupakan pemimpin Timur Tengah yang pertama kali mengunjungi Gedung Putih di bawah kepemimpinan Biden, yang akan diikuti dengan Perdana Menteri Iraq Mustafa al-Kadhimi pada 26 Juli mendatang. Para pejabat AS dan Israel tengah berupaya untuk menjadwalkan pertemuan antara Biden dan Perdana Menteri Israel baru, Naftali Bennett.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan bahwa pembicaraan sang presiden dengan raja diperkirakan akan mencakup langkah ke depan untuk Israel dan warga Palestina, dengan Bennett yang baru-baru ini menggantikan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel.
Ketegangan tetap tinggi usai perang selama 11 hari pada Mei antara Israel dan militan Hamas di Gaza.
Posisi Abdullah di negaranya sendiri juga mungkin muncul dalam pembicaraan tersebut. Potret Yordania sebagai pulau yang stabil di tengah turbulensi Timur Tengah dipertanyakan usai Pangeran Hamza dituduh berupaya menyebabkan destabilisasi negara tersebut pada April.
Biden telah memberikan dukungan penuh untuk Abdullah, yang akan hadir di Gedung Putih bersama istrinya, Ratu Rania.
Baca juga: AS pertimbangkan permintaan Haiti kirim pasukan
“Kami memiliki kepercayaan yang besar atas kepemimpinan raja (Abdullah), dan saya rasa kunjungan dalam beberapa hari ke depan akan memastikan kepercayaan itu,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden.
Baca juga: Presiden Biden akan bahas masalah Afghanistan saat Taliban kuasai wilayah
Topik lain yang kemungkinan akan muncul adalah masa depan Kesepakatan Abraham era Trump, kesepakatan normalisasi yang dicapai antara Israel dan empat negara Arab, negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya dan krisis kemanusiaan Suriah, kata pejabat itu. (Reuters)
Abdullah, yang menghadapi tantangan atas otortiasnya pada bulan April dari saudara tirinya, Pangeran Hamza, akan melakukan percakapan di Ruang Oval dengan Biden untuk pertama kalinya sejak Presiden AS itu dilantik pada Januari.
Dia juga akan berpartisipasi dalam sarapan resmi dengan Wakil Presiden Kamala Harris pada Selasa di kediaman wapres. Dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Departemen Luar Negeri pada Selasa, (20/7).
Abdullah memainkan peran yang unik di Timur Tengah, yang dilihat oleh para pejabat AS sebagai pemimpin moderat dan pragmatis yang dapat memainkan peran yang memediasi.
Abdullah merupakan pemimpin Timur Tengah yang pertama kali mengunjungi Gedung Putih di bawah kepemimpinan Biden, yang akan diikuti dengan Perdana Menteri Iraq Mustafa al-Kadhimi pada 26 Juli mendatang. Para pejabat AS dan Israel tengah berupaya untuk menjadwalkan pertemuan antara Biden dan Perdana Menteri Israel baru, Naftali Bennett.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan bahwa pembicaraan sang presiden dengan raja diperkirakan akan mencakup langkah ke depan untuk Israel dan warga Palestina, dengan Bennett yang baru-baru ini menggantikan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel.
Ketegangan tetap tinggi usai perang selama 11 hari pada Mei antara Israel dan militan Hamas di Gaza.
Posisi Abdullah di negaranya sendiri juga mungkin muncul dalam pembicaraan tersebut. Potret Yordania sebagai pulau yang stabil di tengah turbulensi Timur Tengah dipertanyakan usai Pangeran Hamza dituduh berupaya menyebabkan destabilisasi negara tersebut pada April.
Biden telah memberikan dukungan penuh untuk Abdullah, yang akan hadir di Gedung Putih bersama istrinya, Ratu Rania.
Baca juga: AS pertimbangkan permintaan Haiti kirim pasukan
“Kami memiliki kepercayaan yang besar atas kepemimpinan raja (Abdullah), dan saya rasa kunjungan dalam beberapa hari ke depan akan memastikan kepercayaan itu,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden.
Baca juga: Presiden Biden akan bahas masalah Afghanistan saat Taliban kuasai wilayah
Topik lain yang kemungkinan akan muncul adalah masa depan Kesepakatan Abraham era Trump, kesepakatan normalisasi yang dicapai antara Israel dan empat negara Arab, negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya dan krisis kemanusiaan Suriah, kata pejabat itu. (Reuters)