Kupang (ANTARA) - Hujan pasir akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok terjadi di lima desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (31/7).
Wakil Bupati Lembata, Thimas Ola Langgoday saat dihubungi dari Kupang, Sabtu mengatakan bahwa lima desa itu adalah Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakaka, Lamawara dan Bunga Muda.
"Kejadian hujan pasir ini terjadi sekitar pukul 15.00 wita, setelah sempat terjadi erupsi Gunung Ili Lewotolok," katanya.
Hujan pasir tersebut ujar dia berlangsung kurang lebih 15 sampai dengan 20 menit dan mengakibatkan sejumlah kendaraan di lima desa itu diselimuti oleh abu pasir dari gunung tersebut.
Pemerintah setempat mengimbau agar warga tetap menggunakan masker saat beraktivitas sehingga abu vulkanik tidak menimbulkan gangguan pernapasan.
Sementara itu Petugas Pengamat Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, Jefri Pugel melaporkan tinggi kolom abu erupsi mencapai 1000 meter di atas puncak gunung tersebut.
Secara visual, menurut Jefri, teramati dua kali letusan dengan tinggi 1000 meter, warna asap putih dan kelabu.Letusan pun disertai dentuman lemah.
Ia menjelaskan bahwa hujan pasar yang yang menyebar hingga ke lima desa itu terjadi karena adanya angin di puncak gunung yang kemudian membawa hasil erupsi gunung itu menyebar ke beberapa desa.
"Saat ini status gunung masing Siaga atau Level III sehingga masyarakat juga diminta tetap waspadai dan tidak berada pada radius 3 kilometer dari puncak gunung," tambah dia.
Lebih lanjut Thomas Ola Langoday menambahkan berkaitan kebakaran di puncak gunung, saat ini masih terjadi. Namun kini hujan lebat masih terjadi di lokasi kebakaran itu.
"Kita harapkan agar hujan itu bisa memadamkan api. Tetapi kita harapkan tidak menimbulkan banjir lahar dingin dari puncak," tambah dia.
Ia menambahkan bahwa saat ini baik camat dan BPBD Lembata tengah keliling untuk memantau serta mengimbau warga tetap waspada.
Baca juga: Pemkab Lembata minta BPBD NTT bantu padamkan karhut
Baca juga: Gubernur: Wabup Lembata jalankan tugas bupati yang meninggal
Wakil Bupati Lembata, Thimas Ola Langgoday saat dihubungi dari Kupang, Sabtu mengatakan bahwa lima desa itu adalah Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakaka, Lamawara dan Bunga Muda.
"Kejadian hujan pasir ini terjadi sekitar pukul 15.00 wita, setelah sempat terjadi erupsi Gunung Ili Lewotolok," katanya.
Hujan pasir tersebut ujar dia berlangsung kurang lebih 15 sampai dengan 20 menit dan mengakibatkan sejumlah kendaraan di lima desa itu diselimuti oleh abu pasir dari gunung tersebut.
Pemerintah setempat mengimbau agar warga tetap menggunakan masker saat beraktivitas sehingga abu vulkanik tidak menimbulkan gangguan pernapasan.
Sementara itu Petugas Pengamat Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, Jefri Pugel melaporkan tinggi kolom abu erupsi mencapai 1000 meter di atas puncak gunung tersebut.
Secara visual, menurut Jefri, teramati dua kali letusan dengan tinggi 1000 meter, warna asap putih dan kelabu.Letusan pun disertai dentuman lemah.
Ia menjelaskan bahwa hujan pasar yang yang menyebar hingga ke lima desa itu terjadi karena adanya angin di puncak gunung yang kemudian membawa hasil erupsi gunung itu menyebar ke beberapa desa.
"Saat ini status gunung masing Siaga atau Level III sehingga masyarakat juga diminta tetap waspadai dan tidak berada pada radius 3 kilometer dari puncak gunung," tambah dia.
Lebih lanjut Thomas Ola Langoday menambahkan berkaitan kebakaran di puncak gunung, saat ini masih terjadi. Namun kini hujan lebat masih terjadi di lokasi kebakaran itu.
"Kita harapkan agar hujan itu bisa memadamkan api. Tetapi kita harapkan tidak menimbulkan banjir lahar dingin dari puncak," tambah dia.
Ia menambahkan bahwa saat ini baik camat dan BPBD Lembata tengah keliling untuk memantau serta mengimbau warga tetap waspada.
Baca juga: Pemkab Lembata minta BPBD NTT bantu padamkan karhut
Baca juga: Gubernur: Wabup Lembata jalankan tugas bupati yang meninggal