Kupang (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Andre Koreh mengaku pihaknya saat ini menunggu realisasi dukungan dana hibah dari pemerintah provinsi (pemprov) setempat untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
"Sampai sekarang belum ada realisasi anggaran hibah buat KONI NTT untuk persiapan menuju PON Papua" kata Andre Koreh kepada Antara di Kupang, Kamis (5/8).
Menurut dia, untuk menghadapi PON Papua, KONI NTT telah mengajukan anggaran sejak 2019 untuk direalisasikan pada tahun anggaran 2020 sebesar Rp38 miliar.
Namun, anggaran ini mengalami pengurangan akibat beban biaya yang ditanggung oleh penyelenggara PON sehingga menjadi Rp21,5 miliar.
"Menurut informasi akan ada dukungan Pemda dan katanya telah tersedia Rp20 miliar di APBD provinsi 2021, namun hingga saat ini belum ada realisasi," katanya menambahkan.
Dampak dari kondisi tersebut, kata dia, sebanyak 89 atlet dari 12 cabang olahraga yang akan mengikuti PON XX belum bisa menjalani pelatihan secara terpusat. Para atlet sementara menjalani pelatihan mandiri dengan biaya yang ditanggung masing-masing cabang olahraga.
Baca juga: KONI: 70 persen atlet dan ofisial PON Papua sudah divaksin
Andre Koreh menilai menghadapi hal tersebut para atlet tetap memiliki semangat dan tekad yang tinggi untuk mempersembahkan yang terbaik di PON XX ini karena butuh perjuangan yang berat untuk bisa tergabung dalam kontingen NTT.
Baca juga: 89 atlet NTT latihan mandiri hadapi PON Papua
"Tentunya para atlet kita yang ke PON itu bukan sekedar untuk meraih medali, namun juga ajang pembuktian bahwa NTT juga bisa hadir dan bersaing di arena multi event yang jika dilihat secara utuh maka ini menjadi tanggung jawab kita bersama," pungkas Andre Koreh.
"Sampai sekarang belum ada realisasi anggaran hibah buat KONI NTT untuk persiapan menuju PON Papua" kata Andre Koreh kepada Antara di Kupang, Kamis (5/8).
Menurut dia, untuk menghadapi PON Papua, KONI NTT telah mengajukan anggaran sejak 2019 untuk direalisasikan pada tahun anggaran 2020 sebesar Rp38 miliar.
Namun, anggaran ini mengalami pengurangan akibat beban biaya yang ditanggung oleh penyelenggara PON sehingga menjadi Rp21,5 miliar.
"Menurut informasi akan ada dukungan Pemda dan katanya telah tersedia Rp20 miliar di APBD provinsi 2021, namun hingga saat ini belum ada realisasi," katanya menambahkan.
Dampak dari kondisi tersebut, kata dia, sebanyak 89 atlet dari 12 cabang olahraga yang akan mengikuti PON XX belum bisa menjalani pelatihan secara terpusat. Para atlet sementara menjalani pelatihan mandiri dengan biaya yang ditanggung masing-masing cabang olahraga.
Baca juga: KONI: 70 persen atlet dan ofisial PON Papua sudah divaksin
Andre Koreh menilai menghadapi hal tersebut para atlet tetap memiliki semangat dan tekad yang tinggi untuk mempersembahkan yang terbaik di PON XX ini karena butuh perjuangan yang berat untuk bisa tergabung dalam kontingen NTT.
Baca juga: 89 atlet NTT latihan mandiri hadapi PON Papua
"Tentunya para atlet kita yang ke PON itu bukan sekedar untuk meraih medali, namun juga ajang pembuktian bahwa NTT juga bisa hadir dan bersaing di arena multi event yang jika dilihat secara utuh maka ini menjadi tanggung jawab kita bersama," pungkas Andre Koreh.