Labuan Bajo (ANTARA) - Pemilik perusahaan perjalanan Anjani Trip Rachmat Julio memohon maaf atas ketidaknyamanan akibat kebakaran kapal pinisi KM Lexxy di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu.
"Setelah tamu berhasil dievakuasi ke Labuan Bajo, kami menemui mereka dan meminta maaf atas kejadian yang terjadi. Kami selalu mengantisipasi dan berusaha semaksimal mungkin agar hal-hal ini tidak terjadi," kata Rachmat Julio di Labuan Bajo, Jumat, (17/9).
KM Lexxy terbakar pada dek bagian atas di sekitar perairan Manjarite, Manggarai Barat pada Jumat 10 September 2021.
Kapal wisata itu berangkat dari Labuan Bajo pada Jumat siang sekitar pukul 12.00 Wita dengan rute pelayaran Labuan Bajo-Kelor-Manjerite itu dan terbakar sekitar pukul 15.00 Wita.
Dia menjelaskan, ketika terjadi kebakaran akibat korsleting listrik dari mesin generator set (genset), dia bergegas menuju kantor syahbandar dengan membawa alat pemadam kebakaran dari kantornya. Mereka pun bergegas berangkat ke lokasi kebakaran dan mendapat kabar bahwa api berhasil dipadamkan dengan bantuan awak kapal lain di sekitar lokasi kejadian.
Julio mengatakan, 20 wisatawan telah dievakuasi menggunakan kapal cepat (speed boat) ke Labuan Bajo. Mereka juga mendapatkan kapal pengganti untuk melanjutkan trip hingga Minggu siang.
Menurut dia, meski telah memberikan pelayanan yang maksimal bagi wisatawan dan disiplin menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), musibah tersebut tidak dapat dia prediksi.
"Kru kapal berusaha semaksimal mungkin menjalankan SOP yang kita terapkan. Mereka naik bergegas membawa alat pemadam kebakaran dan mencoba mendorong untuk menjatuhkan genset itu. Tapi, gensetnya meledak bahkan sebagian dari mereka terkena ledakan," jelas dia.
Julio mengira api semakin membesar karena lantai bagian atas kapal ditutupi dengan rumput sintesis. Sehingga ketika terbakar, hanya lapisan pertama dan rumput yang terbakar. Akibat musibah itu, 3 unit genset dan satu mesin induk ikut terbakar.
Julio memastikan, pihaknya akan terus konsisten memberikan pelayanan yang maksimal serta memastikan para tamu merasa nyaman saat melakukan pelayaran wisata bersama Anjani Trip.
Baca juga: Asita NTT: Perlu segera standardisasi kapal wisata di Labuan Bajo
Dia juga akan memprioritaskan pembenahan baik pada bagian perlengkapan kapal maupun pada sisi penanggulangan bencana. "Ke depannya kami pasti lebih memerhatikan manajemen risiko. Kami lebih memperhatikan lagi untuk sisi penanggulangan bencananya," tutup dia.
Baca juga: BPOLBF imbau pemilik kapal wisata utamakan keselamatan
"Setelah tamu berhasil dievakuasi ke Labuan Bajo, kami menemui mereka dan meminta maaf atas kejadian yang terjadi. Kami selalu mengantisipasi dan berusaha semaksimal mungkin agar hal-hal ini tidak terjadi," kata Rachmat Julio di Labuan Bajo, Jumat, (17/9).
KM Lexxy terbakar pada dek bagian atas di sekitar perairan Manjarite, Manggarai Barat pada Jumat 10 September 2021.
Kapal wisata itu berangkat dari Labuan Bajo pada Jumat siang sekitar pukul 12.00 Wita dengan rute pelayaran Labuan Bajo-Kelor-Manjerite itu dan terbakar sekitar pukul 15.00 Wita.
Dia menjelaskan, ketika terjadi kebakaran akibat korsleting listrik dari mesin generator set (genset), dia bergegas menuju kantor syahbandar dengan membawa alat pemadam kebakaran dari kantornya. Mereka pun bergegas berangkat ke lokasi kebakaran dan mendapat kabar bahwa api berhasil dipadamkan dengan bantuan awak kapal lain di sekitar lokasi kejadian.
Julio mengatakan, 20 wisatawan telah dievakuasi menggunakan kapal cepat (speed boat) ke Labuan Bajo. Mereka juga mendapatkan kapal pengganti untuk melanjutkan trip hingga Minggu siang.
Menurut dia, meski telah memberikan pelayanan yang maksimal bagi wisatawan dan disiplin menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), musibah tersebut tidak dapat dia prediksi.
"Kru kapal berusaha semaksimal mungkin menjalankan SOP yang kita terapkan. Mereka naik bergegas membawa alat pemadam kebakaran dan mencoba mendorong untuk menjatuhkan genset itu. Tapi, gensetnya meledak bahkan sebagian dari mereka terkena ledakan," jelas dia.
Julio mengira api semakin membesar karena lantai bagian atas kapal ditutupi dengan rumput sintesis. Sehingga ketika terbakar, hanya lapisan pertama dan rumput yang terbakar. Akibat musibah itu, 3 unit genset dan satu mesin induk ikut terbakar.
Julio memastikan, pihaknya akan terus konsisten memberikan pelayanan yang maksimal serta memastikan para tamu merasa nyaman saat melakukan pelayaran wisata bersama Anjani Trip.
Baca juga: Asita NTT: Perlu segera standardisasi kapal wisata di Labuan Bajo
Dia juga akan memprioritaskan pembenahan baik pada bagian perlengkapan kapal maupun pada sisi penanggulangan bencana. "Ke depannya kami pasti lebih memerhatikan manajemen risiko. Kami lebih memperhatikan lagi untuk sisi penanggulangan bencananya," tutup dia.
Baca juga: BPOLBF imbau pemilik kapal wisata utamakan keselamatan