Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat mendorong pengusaha untuk melakukan sertifikasi CHSE bagi usaha perhotelan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Saat ini sudah ada lima hotel yang sudah memiliki sertifikat, sedangkan yang lain sedang dalam proses sertifikasi," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat Augustinus Rinus di Labuan Bajo, Rabu, (6/10).
Sertifikasi CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, and Environment sustainability merupakan proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lain, untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Proses sertifikasi CHSE sendiri dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf).
Rinus menyebut kuota sertifikasi CHSE yang diberikan oleh kementerian bagi Manggarai Barat pada tahun 2021 masih rendah, yakni sebanyak 20 hotel.
Dia mengutarakan harapannya agar kuota tersebut bisa bertambah sehingga sertifikasi CHSE bisa dilakukan dan memberi jaminan bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi pariwisata super prioritas tersebut.
Selain mendorong sertifikasi CHSE, pemerintah daerah juga gencar melakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Rinus mengatakan penguatan SDM dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan ekonomi kreatif.
Baca juga: Pemkab Mabar optimistis kunjungan wisatawan 30 ribu hingga akhir 2021
Selanjutnya pemerintah juga menata destinasi wisata di luar Taman Nasional Komodo (TNK), seperti Istana Ular, Cunca Wulang, dan Cunca Rami. Berbagai desa wisata dan paket festival juga disiapkan untuk menarik minat wisatawan ke destinasi wisata selain TNK.
Baca juga: Pemkab Mabar latih SDM kelola usaha pondok wisata
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat, jumlah kunjungan wisatawan ke Manggarai Barat per Oktober 2021 sebanyak 23.961 kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut terdiri dari 2.156 jiwa wisatawan mancanegara dan 21.805 jiwa wisatawan nusantara.
"Saat ini sudah ada lima hotel yang sudah memiliki sertifikat, sedangkan yang lain sedang dalam proses sertifikasi," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat Augustinus Rinus di Labuan Bajo, Rabu, (6/10).
Sertifikasi CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, and Environment sustainability merupakan proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lain, untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Proses sertifikasi CHSE sendiri dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf).
Rinus menyebut kuota sertifikasi CHSE yang diberikan oleh kementerian bagi Manggarai Barat pada tahun 2021 masih rendah, yakni sebanyak 20 hotel.
Dia mengutarakan harapannya agar kuota tersebut bisa bertambah sehingga sertifikasi CHSE bisa dilakukan dan memberi jaminan bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi pariwisata super prioritas tersebut.
Selain mendorong sertifikasi CHSE, pemerintah daerah juga gencar melakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Rinus mengatakan penguatan SDM dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan ekonomi kreatif.
Baca juga: Pemkab Mabar optimistis kunjungan wisatawan 30 ribu hingga akhir 2021
Selanjutnya pemerintah juga menata destinasi wisata di luar Taman Nasional Komodo (TNK), seperti Istana Ular, Cunca Wulang, dan Cunca Rami. Berbagai desa wisata dan paket festival juga disiapkan untuk menarik minat wisatawan ke destinasi wisata selain TNK.
Baca juga: Pemkab Mabar latih SDM kelola usaha pondok wisata
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat, jumlah kunjungan wisatawan ke Manggarai Barat per Oktober 2021 sebanyak 23.961 kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut terdiri dari 2.156 jiwa wisatawan mancanegara dan 21.805 jiwa wisatawan nusantara.