"Selalu siaga menyiapkan pencegahan untuk penanganan darurat sebelum melakukan pelayaran," katanya ketika dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, (3/5/2024).
Frans Teguh menyampaikan hal tersebut menyusul peristiwa Kapal Sea Safari VII yang terbakar saat berada di perairan Pulau Penga Labuan Bajo pada Kamis (2/5).
"Kami turut prihatin atas musibah yang menimpa para penumpang dan para Anak Buah Kapal (ABK)," katanya.
Lebih lanjut ia juga meminta para pemilik kapal wisata untuk secara konsisten menerapkan aspek dan standar Cleanliness, Health, Safety and Environment sustainablility (CHSE) serta mematuhi semua peraturan yang ada.
"Menyiapkan sistem dan semua fasilitas darurat di kapal untuk meminimalisir timbulnya korban, terutama korban jiwa, apabila kecelakaan tidak bisa dihindari," katanya.
Ia juga berharap peristiwa kebakaran yang telah terjadi tidak terulang lagi di Labuan Bajo.
"Tentu kita semua tidak mengharapkan musibah seperti ini terjadi," kata Frans Teguh.
Baca juga: Dirut BPOLBF sebut pembangunan Poltekpar lahirkan SDM pariwisata unggul
Baca juga: Menparekraf ajak anggota REI investasi di Parapuar Labuan Bajo
Baca juga: Dirut BPOLBF sebut pembangunan Poltekpar lahirkan SDM pariwisata unggul
Baca juga: Menparekraf ajak anggota REI investasi di Parapuar Labuan Bajo
Sebelumnya satu kapal wisata terbakar di Pulau Penga Labuan Bajo kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT, pada Kamis (2/5) pagi sekitar 08.30 Wita.
Baca juga: BPOLBF dan Garuda Indonesia gelar famtrip tarik wisatawan Singapura
Baca juga: BPOLBF dan Garuda Indonesia gelar famtrip tarik wisatawan Singapura
Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Kasatpolairud) AKP I Wayan Merta ditemui di Labuan Bajo mengatakan kapal wisata tersebut jenis Pinisi bernama Sea Safari VII bermuatan 33 penumpang yang selamat dalam kejadian tersebut.