Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) meminta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyiapkan katalog kegiatan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Kita ingin orang yang datang ke sini tidak hanya untuk melihat komodo, tapi juga Labuan Bajo, hotelnya, kegiatan di sini. Jadi, PHRI harus siapkan katalog aktivitas," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina usai mengikuti seremoni Pelantikan Pengurus Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Manggarai Barat Periode 2021-2026 di Aula Hotel Sylvia Labuan Bajo, Sabtu (9/10).
Menurut dia, katalog dibuat agar ada berbagai pilihan dalam beraktivitas di Labuan Bajo, semisalnya rapat di pantai atau tempat terbuka, tak melulu di dalam ruangan. Shana ingin Labuan Bajo menjadi destinasi yang bisa memberi pengalaman penuh bagi wisatawan.
Selanjutnya dia meminta para pengurus yang baru saja dilantik untuk menggunakan produk lokal serta membantu dan membina para pelaku industri kreatif lokal. Shana meminta PHRI memberikan informasi jika ada kekurangan yang dimiliki dari tiap pelaku usaha, sehingga mereka akan membantu meningkatkan kualitas para pelaku usaha.
Baca juga: BPOLBF dukung pengembangan lulusan Politeknik eLBajo Commodus
Baca juga: Pengembangan kampung Kawa diharapkan tak disusupi modernisasi
Tak hanya itu Shana juga mendorong agar hotel dan restoran ramah pada lingkungan. Dia ingin penggunaan plastik dan sampah secara benar. PHRI pun dapat menjadi garda terdepan untuk menunjukkan pentingnya pemilahan sampah dan pengurangan sampah plastik.
Pada kesempatan tersebut Shana melihat bahwa BPOLBF harus bekerja sama dengan PHRI sebagai salah satu elemen swasta dalam pentahelix. Dia menyoroti bagaimana PHRI melakukan pendataan dan kesiapan MICE atau Meeting, Incentive, Convention, Exhibition di Labuan Bajo.
Baca juga: Shana Fatina sebut Kampung Kawa The Next Rising Star
Selain itu, pihaknya juga akan membuat sistem untuk desa wisata dan community based tourism (CBT) yang bisa dibina langsung oleh PHRI. Bentuknya bermacam-macam, seperti pelatihan hospitality, food and beverage, dan manajemen tata kelola, sehingga pelayanan yang diberikan oleh CBT bisa berada pada level yang sama dengan hotel.
Shana pun berharap hotel dan restoran di Labuan Bajo tetap menyiapkan standar protokol kesehatan, terintegrasi dengan aplikasi peduli lindungi, dan memenuhi standar hotel.
"Jika hotelnya itu bintang empat atau lima ya harus upgrade sesuai kelasnya. Sehingga ketika wisatawan datang, mereka bisa melihat tidak ada yang berbeda dengan standarisasi yang ada di Labuan Bajo," tutup Shana.
"Kita ingin orang yang datang ke sini tidak hanya untuk melihat komodo, tapi juga Labuan Bajo, hotelnya, kegiatan di sini. Jadi, PHRI harus siapkan katalog aktivitas," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina usai mengikuti seremoni Pelantikan Pengurus Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Manggarai Barat Periode 2021-2026 di Aula Hotel Sylvia Labuan Bajo, Sabtu (9/10).
Menurut dia, katalog dibuat agar ada berbagai pilihan dalam beraktivitas di Labuan Bajo, semisalnya rapat di pantai atau tempat terbuka, tak melulu di dalam ruangan. Shana ingin Labuan Bajo menjadi destinasi yang bisa memberi pengalaman penuh bagi wisatawan.
Selanjutnya dia meminta para pengurus yang baru saja dilantik untuk menggunakan produk lokal serta membantu dan membina para pelaku industri kreatif lokal. Shana meminta PHRI memberikan informasi jika ada kekurangan yang dimiliki dari tiap pelaku usaha, sehingga mereka akan membantu meningkatkan kualitas para pelaku usaha.
Baca juga: BPOLBF dukung pengembangan lulusan Politeknik eLBajo Commodus
Baca juga: Pengembangan kampung Kawa diharapkan tak disusupi modernisasi
Tak hanya itu Shana juga mendorong agar hotel dan restoran ramah pada lingkungan. Dia ingin penggunaan plastik dan sampah secara benar. PHRI pun dapat menjadi garda terdepan untuk menunjukkan pentingnya pemilahan sampah dan pengurangan sampah plastik.
Pada kesempatan tersebut Shana melihat bahwa BPOLBF harus bekerja sama dengan PHRI sebagai salah satu elemen swasta dalam pentahelix. Dia menyoroti bagaimana PHRI melakukan pendataan dan kesiapan MICE atau Meeting, Incentive, Convention, Exhibition di Labuan Bajo.
Baca juga: Shana Fatina sebut Kampung Kawa The Next Rising Star
Selain itu, pihaknya juga akan membuat sistem untuk desa wisata dan community based tourism (CBT) yang bisa dibina langsung oleh PHRI. Bentuknya bermacam-macam, seperti pelatihan hospitality, food and beverage, dan manajemen tata kelola, sehingga pelayanan yang diberikan oleh CBT bisa berada pada level yang sama dengan hotel.
Shana pun berharap hotel dan restoran di Labuan Bajo tetap menyiapkan standar protokol kesehatan, terintegrasi dengan aplikasi peduli lindungi, dan memenuhi standar hotel.
"Jika hotelnya itu bintang empat atau lima ya harus upgrade sesuai kelasnya. Sehingga ketika wisatawan datang, mereka bisa melihat tidak ada yang berbeda dengan standarisasi yang ada di Labuan Bajo," tutup Shana.