Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu meminta maskapai penerbangan di Tanah Air menjajaki pembukaan rute penerbangan Denpasar, Bali-Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata untuk mendukung pengembangan pariwisata di pulau Lepanbata tersebut.
"Ada permintaan dari pemerintah dan masyarakat Lembata untuk layanan penerbangan Denpasar-Lewoleba, untuk itu kami juga meminta maskapai penerbangan di Tanah Air untuk menjajaki rute penerbangan tersebut," kata Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Jumat (20/4).
Saat ini, Bandara Wunopito Lewoleba di Lamahora Lembata, hanya memiliki landasan pacu sepanjang 900 meter yang bisa didarati pesawat berukuran kecil. Bandara tersebut beroperasi sejak 1990-an sampai sekarang.
Kabupaten Lembata, menurut Marius, memiliki potensi pariwisata yang besar terutama wisata bahari dan pegunungan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah setempat menjadi sektor unggulan dalam meningkatan perekonomian masyarakat.
Lembata memiliki destinasi Gunung Ile Batutara yang telah meraih medali perak dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 dengan kategori destinasi terunik dengan gunung yang meletus setiap 20 menit.
Ada pula tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional oleh masyarakat di Lamalera di selatan Pulau Lembata yang sudah terkenal di berbagai belahan dunia dan selalu menarik minat wisatawan untuk melihatnya dari dekat.
Baca juga: Lembata siapkan Rp17 miliar untuk bangun pariwisata
Gunung Api Lewotolok
Pemerintah setempat, lanjutnya, juga mengalokasikan anggaran untuk mengembangkan destinasi wisata baru berupa resort dan kolam renang di tengah laut, selain melakukan kegiatan promosi pariwisata dengan menggelar event tahunan festival tiga gunung api, yaitu Ile Lewotolok, Ile Batutara, dan Ile Werung.
"Berbagai destinasi wisata dan event pariwisata ini tentu memungkinkan arus wisatawan dari berbagai daerah semakin banyak berdatangan. Untuk itulah konektivitas udara sangat diperlukan," katanya.
Marius menambahkan, konektivitas antardaerah di dalam provinsi setempat sudah terhubung dengan baik. Salah satunya layanan penerbangan setiap hari dari Kupang-Lembata dan sebaliknya.
Hanya saja, lanjutnya, dibutuhkan juga konektivitas udara yang langsung menghubungkan daerah luar provinsi ke berbagai daerah kabupaten di provinsi berbasiskan kepulauan itu, seperti Denpasar-Tambolaka, Sumba Barat Daya, Denpasar-Labuan Bajo, Flores Barat serta Denpasar-Maumere di pulau Flores.
"Pemerintah dan masyarakat Lembata menghendaki ada rute penerbangan langsung Ngurah Ray-Wunopito untuk mendukung pengembangan pariwisata di Lembata," katanya menambahkan.
"Ada permintaan dari pemerintah dan masyarakat Lembata untuk layanan penerbangan Denpasar-Lewoleba, untuk itu kami juga meminta maskapai penerbangan di Tanah Air untuk menjajaki rute penerbangan tersebut," kata Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Jumat (20/4).
Saat ini, Bandara Wunopito Lewoleba di Lamahora Lembata, hanya memiliki landasan pacu sepanjang 900 meter yang bisa didarati pesawat berukuran kecil. Bandara tersebut beroperasi sejak 1990-an sampai sekarang.
Kabupaten Lembata, menurut Marius, memiliki potensi pariwisata yang besar terutama wisata bahari dan pegunungan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah setempat menjadi sektor unggulan dalam meningkatan perekonomian masyarakat.
Lembata memiliki destinasi Gunung Ile Batutara yang telah meraih medali perak dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 dengan kategori destinasi terunik dengan gunung yang meletus setiap 20 menit.
Ada pula tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional oleh masyarakat di Lamalera di selatan Pulau Lembata yang sudah terkenal di berbagai belahan dunia dan selalu menarik minat wisatawan untuk melihatnya dari dekat.
Baca juga: Lembata siapkan Rp17 miliar untuk bangun pariwisata
Pemerintah setempat, lanjutnya, juga mengalokasikan anggaran untuk mengembangkan destinasi wisata baru berupa resort dan kolam renang di tengah laut, selain melakukan kegiatan promosi pariwisata dengan menggelar event tahunan festival tiga gunung api, yaitu Ile Lewotolok, Ile Batutara, dan Ile Werung.
"Berbagai destinasi wisata dan event pariwisata ini tentu memungkinkan arus wisatawan dari berbagai daerah semakin banyak berdatangan. Untuk itulah konektivitas udara sangat diperlukan," katanya.
Marius menambahkan, konektivitas antardaerah di dalam provinsi setempat sudah terhubung dengan baik. Salah satunya layanan penerbangan setiap hari dari Kupang-Lembata dan sebaliknya.
Hanya saja, lanjutnya, dibutuhkan juga konektivitas udara yang langsung menghubungkan daerah luar provinsi ke berbagai daerah kabupaten di provinsi berbasiskan kepulauan itu, seperti Denpasar-Tambolaka, Sumba Barat Daya, Denpasar-Labuan Bajo, Flores Barat serta Denpasar-Maumere di pulau Flores.
"Pemerintah dan masyarakat Lembata menghendaki ada rute penerbangan langsung Ngurah Ray-Wunopito untuk mendukung pengembangan pariwisata di Lembata," katanya menambahkan.