Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, melaporkan saat ini ada sekitar 5.000 rumah tidak layak huni yang dimiliki oleh masyarakat kurang mampu di daerah paling selatan NKRI itu.
"Kami sekarang di Kabupaten Rote Ndao tercatat ada 5.000 rumah tidak layak huni, dan kita sedang programkan untuk membuat rumah yang layak untuk ditempati," kata Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus Saek kepada ANTARA di Kupang, Jumat, (22/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya dari Pemda Rote Ndao dalam upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem di daerah itu yang kini mencapai 28.720 juta atau setara dengan 16,21 persen dari total jumlah penduduk di Rote Ndao yang mencapai 143 ribu jiwa.
Stefanus mengatakan bahwa perbaikan rumah tidak layak huni di kabupaten itu sudah masuk dalam program utama yang targetnya sampai dengan 2024 bisa dituntaskan.
"Jadi kami targetkan pada 2024 nanti Rote Ndao bebas dari rumah tidak layak huni," ujar dia.
Perbaikan rumah tidak layak huni itu, ujar dia merupakan upaya dari Pemda Rote Ndao mengentaskan kemiskinan di daerah itu yang kini jumlahnya kurang lebih mencapai 48.770 jiwa.
Ia pun mengatakan bahwa dengan adanya upaya atau dukungan pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan di daerah itu tentu saja ia optimis bahwa angka kemiskinan di daerah itu bisa berkurang.
Menurut dia Pemda Rote Nndao sendiri sudah mempunyai beberapa program untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di daerah itu, salah satunya dengan program jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek ujar dia akan diberikan bantuan-bantuan sosial untuk meringankan beban masyarakat. Sementara jangka panjang pemerintah setempat akan menciptakan program pemberdayaan masyarakat.
"Hal ini bertujuan agar mereka mempunyai kemampuan untuk mendapatkan pemasukan yang lebih baik," ujar dia.
Baca juga: Penduduk miskin ekstrem di Rote Ndao capai 28.720 jiwa
Baca juga: BNN Rote Ndao jajaki kerja sama edukasi narkoba dengan LKBN ANTARA
"Kami sekarang di Kabupaten Rote Ndao tercatat ada 5.000 rumah tidak layak huni, dan kita sedang programkan untuk membuat rumah yang layak untuk ditempati," kata Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus Saek kepada ANTARA di Kupang, Jumat, (22/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya dari Pemda Rote Ndao dalam upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem di daerah itu yang kini mencapai 28.720 juta atau setara dengan 16,21 persen dari total jumlah penduduk di Rote Ndao yang mencapai 143 ribu jiwa.
Stefanus mengatakan bahwa perbaikan rumah tidak layak huni di kabupaten itu sudah masuk dalam program utama yang targetnya sampai dengan 2024 bisa dituntaskan.
"Jadi kami targetkan pada 2024 nanti Rote Ndao bebas dari rumah tidak layak huni," ujar dia.
Perbaikan rumah tidak layak huni itu, ujar dia merupakan upaya dari Pemda Rote Ndao mengentaskan kemiskinan di daerah itu yang kini jumlahnya kurang lebih mencapai 48.770 jiwa.
Ia pun mengatakan bahwa dengan adanya upaya atau dukungan pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan di daerah itu tentu saja ia optimis bahwa angka kemiskinan di daerah itu bisa berkurang.
Menurut dia Pemda Rote Nndao sendiri sudah mempunyai beberapa program untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di daerah itu, salah satunya dengan program jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek ujar dia akan diberikan bantuan-bantuan sosial untuk meringankan beban masyarakat. Sementara jangka panjang pemerintah setempat akan menciptakan program pemberdayaan masyarakat.
"Hal ini bertujuan agar mereka mempunyai kemampuan untuk mendapatkan pemasukan yang lebih baik," ujar dia.
Baca juga: Penduduk miskin ekstrem di Rote Ndao capai 28.720 jiwa
Baca juga: BNN Rote Ndao jajaki kerja sama edukasi narkoba dengan LKBN ANTARA