Bengaluru (ANTARA) - Harga emas bertahan stabil di sesi Asia pada Senin pagi, setelah memangkas kenaikan di sesi sebelumnya atas komentar kepala Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa inflasi dapat melemah tahun depan dan bank sentral berada di jalur untuk mulai mengurangi stimulusnya.
Di pasar spot emas sedikit berubah diperdagangkan di 1.792,95 dolar AS per ounce pada pukul 01.48 GMT. Emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.793,70 dolar AS per ounce.
Logam mulia ini reli ke level tertinggi sejak awal September pada Jumat (22/10) sebelum memangkas kenaikannya karena komentar Ketua Fed Jerome Powell tentang tapering.
Powell mengatakan belum saatnya The Fed menaikkan suku bunga, apalagi mengingat lapangan kerja masih rendah.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak membayar bunga.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Minggu (24/10) bahwa Amerika Serikat tidak kehilangan kendali atas inflasi, dan inflasi dapat kembali normal pada paruh kedua tahun depan.
Melanjutkan tekanan pada emas, dolar stabil setelah kerugian mingguan tertajam dalam lebih dari sebulan. Dolar yang lebih kuat membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Para spekulan memangkas posisi beli bersih mereka dalam emas dalam seminggu hingga 19 Oktober, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS yang dirilis pada Jumat (22/10).
Pelaku pasar sekarang mengamati pertemuan Bank Sentral Jepang (BoJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (28/10). Tak satu pun dari kedua bank sentral diperkirakan mengubah kebijakan mereka tetapi indikator pasar menunjukkan inflasi yang lebih tinggi daripada panduan ECB.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak datar di 24,31 dolar AS per ounce. Platinum naik 0,1 persen menjadi 1.041,26 dolar AS per ounce dan paladium naik 0,7 persen menjadi 2.035,77 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas terangkat 14,4 dolar
Baca juga: Saham Asia gelisah jelang data PDB China
Di pasar spot emas sedikit berubah diperdagangkan di 1.792,95 dolar AS per ounce pada pukul 01.48 GMT. Emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.793,70 dolar AS per ounce.
Logam mulia ini reli ke level tertinggi sejak awal September pada Jumat (22/10) sebelum memangkas kenaikannya karena komentar Ketua Fed Jerome Powell tentang tapering.
Powell mengatakan belum saatnya The Fed menaikkan suku bunga, apalagi mengingat lapangan kerja masih rendah.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak membayar bunga.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Minggu (24/10) bahwa Amerika Serikat tidak kehilangan kendali atas inflasi, dan inflasi dapat kembali normal pada paruh kedua tahun depan.
Melanjutkan tekanan pada emas, dolar stabil setelah kerugian mingguan tertajam dalam lebih dari sebulan. Dolar yang lebih kuat membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Para spekulan memangkas posisi beli bersih mereka dalam emas dalam seminggu hingga 19 Oktober, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS yang dirilis pada Jumat (22/10).
Pelaku pasar sekarang mengamati pertemuan Bank Sentral Jepang (BoJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (28/10). Tak satu pun dari kedua bank sentral diperkirakan mengubah kebijakan mereka tetapi indikator pasar menunjukkan inflasi yang lebih tinggi daripada panduan ECB.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak datar di 24,31 dolar AS per ounce. Platinum naik 0,1 persen menjadi 1.041,26 dolar AS per ounce dan paladium naik 0,7 persen menjadi 2.035,77 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas terangkat 14,4 dolar
Baca juga: Saham Asia gelisah jelang data PDB China