Timika (ANTARA) - Manajemen maskapai penerbangan Smart Aviation belum bisa memastikan penyebab kecelakaan yang menimpa salah satu pesawatnya dengan kode penerbangan PK-SNN di Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, Senin pagi.
"Saya belum berani mengomentari penyebab kecelakaan menimpa pesawat kami di Ilaga itu. Yang jelas nanti akan ada investigasi oleh KNKT dan pihak Kementerian Perhubungan," kata Kapten Pilot Alan Satria Purnama selaku Pimpinan Kantor Perwakilan Smart Air di Timika, Senin, (25/10).
Ia menyebutkan saat penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika ke Bandara Aminggaru Ilaga pada Senin pagi itu, pesawat Smart Air jenis cesna grand caravan mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat di Kabupaten Puncak.
"Semuanya barang kebutuhan pokok masyarakat seperti daging ayam, sayur-mayur dan lain-lain. Pesawat terbang dari Bandara Timika pada pukul 07.40 WIT dan tiba di Bandara Ilaga pada pukul 08.15 WIT," kata Kapten Alan yang saat kejadian itu berlangsung juga sedang terbang dengan pesawat Smart Air dari Bandara Nabire menuju Bandara Sugapa, Intan Jaya.
Akibat insiden di landas pacu Bandara Aminggaru, Ilaga itu, Kapten Pilot Kuntardi meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Ilaga.
"Beliau meninggal di Rumah Sakit Ilaga. Setelah kejadian, beliau tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari Bandara Ilaga. Setiba di rumah sakit, beliau dinyatakan sudah meninggal dunia," jelas Kapten Alan.
Jenazah Kapten Pilot Kuntardi sudah diberangkatkan ke Jakarta pada Senin petang dengan penerbangan Batik Air dari Bandara Timika.
"Rencananya sampai di Jakarta beliau langsung dikebumikan," ujarnya.
Adapun Kopilot Baskoro yang ikut dalam penerbangan pesawat Smart Air yang mengalami kecelakaan itu juga sudah dievakuasi ke Timika dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Mimika.
"Kopilot masih baik-baik saja, masih sadarkan diri. Saat dievakuasi ke Timika, dokter di rumah sakit Ilaga menanyakan kondisinya dan menyatakan siap dirujuk ke RSUD Mimika yang fasilitas kesehatannya lebih memadai," kata Kapten Alan.
Maskapai Smart Aviation mengoperasikan tiga armada pesawat jenis cesna grand caravan di Bandara Timika, dimana setiap hari melayani penerbangan mengangkut kargo barang maupun penumpang dengan tujuan Ilaga dan sejumlah bandara kecil/perintis di wilayah pedalaman Papua.
Atas kejadian itu, Kapten Alan mengharapkan seluruh pilot dan kopilot yang mengoperasikan pesawat terbang berbadan kecil ke wilayah pedalaman Papua agar lebih ekstra hati-hati mengingat medan di Papua sangat berat dengan kondisi cuaca yang setiap saat bisa berubah drastis.
Baca juga: Pesawat Cargo Smart Air kecelakaan di Ilaga, Papua
Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena mengatakan jenazah Kapten Pilot Kuntardi pada Senin pagi dievakuasi dari ilaga ke Timika untuk dilakukan pemulasaraan jenazah lalu dimandikan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan RDT COVID-19.
Baca juga: Pesawat cargo Jayawijaya Air tergelincir di Bandara Sentani
"Hasil pemeriksaan RDT almarhum negatif sehingga memungkinkan untuk jenazah diberangkatkan ke Jakarta," kata Lucky.
"Saya belum berani mengomentari penyebab kecelakaan menimpa pesawat kami di Ilaga itu. Yang jelas nanti akan ada investigasi oleh KNKT dan pihak Kementerian Perhubungan," kata Kapten Pilot Alan Satria Purnama selaku Pimpinan Kantor Perwakilan Smart Air di Timika, Senin, (25/10).
Ia menyebutkan saat penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika ke Bandara Aminggaru Ilaga pada Senin pagi itu, pesawat Smart Air jenis cesna grand caravan mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat di Kabupaten Puncak.
"Semuanya barang kebutuhan pokok masyarakat seperti daging ayam, sayur-mayur dan lain-lain. Pesawat terbang dari Bandara Timika pada pukul 07.40 WIT dan tiba di Bandara Ilaga pada pukul 08.15 WIT," kata Kapten Alan yang saat kejadian itu berlangsung juga sedang terbang dengan pesawat Smart Air dari Bandara Nabire menuju Bandara Sugapa, Intan Jaya.
Akibat insiden di landas pacu Bandara Aminggaru, Ilaga itu, Kapten Pilot Kuntardi meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Ilaga.
"Beliau meninggal di Rumah Sakit Ilaga. Setelah kejadian, beliau tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari Bandara Ilaga. Setiba di rumah sakit, beliau dinyatakan sudah meninggal dunia," jelas Kapten Alan.
Jenazah Kapten Pilot Kuntardi sudah diberangkatkan ke Jakarta pada Senin petang dengan penerbangan Batik Air dari Bandara Timika.
"Rencananya sampai di Jakarta beliau langsung dikebumikan," ujarnya.
Adapun Kopilot Baskoro yang ikut dalam penerbangan pesawat Smart Air yang mengalami kecelakaan itu juga sudah dievakuasi ke Timika dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Mimika.
"Kopilot masih baik-baik saja, masih sadarkan diri. Saat dievakuasi ke Timika, dokter di rumah sakit Ilaga menanyakan kondisinya dan menyatakan siap dirujuk ke RSUD Mimika yang fasilitas kesehatannya lebih memadai," kata Kapten Alan.
Maskapai Smart Aviation mengoperasikan tiga armada pesawat jenis cesna grand caravan di Bandara Timika, dimana setiap hari melayani penerbangan mengangkut kargo barang maupun penumpang dengan tujuan Ilaga dan sejumlah bandara kecil/perintis di wilayah pedalaman Papua.
Atas kejadian itu, Kapten Alan mengharapkan seluruh pilot dan kopilot yang mengoperasikan pesawat terbang berbadan kecil ke wilayah pedalaman Papua agar lebih ekstra hati-hati mengingat medan di Papua sangat berat dengan kondisi cuaca yang setiap saat bisa berubah drastis.
Baca juga: Pesawat Cargo Smart Air kecelakaan di Ilaga, Papua
Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena mengatakan jenazah Kapten Pilot Kuntardi pada Senin pagi dievakuasi dari ilaga ke Timika untuk dilakukan pemulasaraan jenazah lalu dimandikan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan RDT COVID-19.
Baca juga: Pesawat cargo Jayawijaya Air tergelincir di Bandara Sentani
"Hasil pemeriksaan RDT almarhum negatif sehingga memungkinkan untuk jenazah diberangkatkan ke Jakarta," kata Lucky.