Kota Kupang (ANTARA) - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Kolfidus mengatakan, perlu rekonsolidasi gerakan vaksinasi menjadi gerakan massal dan simultan.
Gerakan ini tentunya dengan kolaborasi dari berbagai pihak antara lain TNI/Polri, tokoh agama, kampus, kejaksaan dan partai politik maupun lembaga-lembaga yang berkomitmen mendorong percepatan vaksinasi, kata Emanuel Kolfidus di Kupang, Selasa, (26/10).
Dia mengemukakan pandangan itu, menjawab pertanyaan seputar bagaimana meyakinkan masyarakat tentang pentingnya vaksin COVID-19 menuju tercipta kekebalan kelompok.
"Menurut saya perlu rekonsolidasi gerakan vaksinasi, menjadi satu gerakan massal dan simultan, dengan kolaborasi dari berbagai pihak antara lain TNI/Polri, tokoh Agama, kampus, kejaksaan dan partai politik," katanya.
Para pihak ini kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT ini, harus berada dalam suatu kendali gugus tugas sehingga ada keterpaduan sasaran dan efektivitas hasil.
"Hambatan vaksinasi di NTT bukan soal psikologis atau hoaks, tetapi lebih kepada soal stok, distribusi, pelaporan dan kecepatan pelaksanaan lapangan," katanya.
Dia mengatakan, saat ini kita sudah menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru), dimana pergerakan orang dan barang akan meningkat, maka sebelum menyongsong libur Natal Tahun Baru capaian vaksinasi harus sudah mencapai angka ideal.
Menurut dia, data memperlihatkan bahwa capaian vaksinasi di NTT masih belum tinggi, vaksinasi tahap 1 baru mencapai kurang lebih 30 persen.
Sedangkan vaksinasi tahap 2 baru mencapai kurang lebih 14 persen, sedangkan tahun 2020 sisa dua bulan efektif saja.
Dalam hubungan dengan itu diperlukan pemetaan dan data base kelompok sasaran, seperti kelompok rentan (lansia), tenaga kesehatan, pekerja publik, ibu hamil, penyintas, anak sekolah, guru dan pengajar, tokoh agama, pekerja sektor transportasi sehingga vaksinasi dilakukan dengan target jelas dan akan efektif dalam membentuk kekebalan kelompok.
Baca juga: Disiplin prokes jaga penularan COVID-19 tetap rendah
Baca juga: DPRD sebut silahturahmi dapat dilakukan melalui media informasi
Gerakan ini tentunya dengan kolaborasi dari berbagai pihak antara lain TNI/Polri, tokoh agama, kampus, kejaksaan dan partai politik maupun lembaga-lembaga yang berkomitmen mendorong percepatan vaksinasi, kata Emanuel Kolfidus di Kupang, Selasa, (26/10).
Dia mengemukakan pandangan itu, menjawab pertanyaan seputar bagaimana meyakinkan masyarakat tentang pentingnya vaksin COVID-19 menuju tercipta kekebalan kelompok.
"Menurut saya perlu rekonsolidasi gerakan vaksinasi, menjadi satu gerakan massal dan simultan, dengan kolaborasi dari berbagai pihak antara lain TNI/Polri, tokoh Agama, kampus, kejaksaan dan partai politik," katanya.
Para pihak ini kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT ini, harus berada dalam suatu kendali gugus tugas sehingga ada keterpaduan sasaran dan efektivitas hasil.
"Hambatan vaksinasi di NTT bukan soal psikologis atau hoaks, tetapi lebih kepada soal stok, distribusi, pelaporan dan kecepatan pelaksanaan lapangan," katanya.
Dia mengatakan, saat ini kita sudah menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru), dimana pergerakan orang dan barang akan meningkat, maka sebelum menyongsong libur Natal Tahun Baru capaian vaksinasi harus sudah mencapai angka ideal.
Menurut dia, data memperlihatkan bahwa capaian vaksinasi di NTT masih belum tinggi, vaksinasi tahap 1 baru mencapai kurang lebih 30 persen.
Sedangkan vaksinasi tahap 2 baru mencapai kurang lebih 14 persen, sedangkan tahun 2020 sisa dua bulan efektif saja.
Dalam hubungan dengan itu diperlukan pemetaan dan data base kelompok sasaran, seperti kelompok rentan (lansia), tenaga kesehatan, pekerja publik, ibu hamil, penyintas, anak sekolah, guru dan pengajar, tokoh agama, pekerja sektor transportasi sehingga vaksinasi dilakukan dengan target jelas dan akan efektif dalam membentuk kekebalan kelompok.
Baca juga: Disiplin prokes jaga penularan COVID-19 tetap rendah
Baca juga: DPRD sebut silahturahmi dapat dilakukan melalui media informasi