Bengaluru (ANTARA) - Harga emas mendekati level terendah dalam dua minggu di perdagangan Asia pada Senin, dibatasi oleh dolar yang lebih kuat dan ekspektasi Federal Reserve (Fed) AS akan mempercepat laju pengurangan stimulus untuk mengekang meluasnya risiko inflasi.
Harga emas di pasar spot gold turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.841,36 dolar AS per ounce pada pukul 06.50 GMT. Sementara itu, eEmas berjangka AS juga terpangkas 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 1.845,20 dolar AS per ounce.
Logam kuning mencapai level terendah sejak 10 November di awal sesi, setelah komentar dari Wakil Ketua Fed Richard Clarida menyatakan bank sentral akan mengajukan gagasan pengurangan pembelian aset dalam pertemuan Desember mendatang.
Suku bunga yang lebih tinggi umumnya diterjemahkan ke dalam peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar suku bunga.
"Dalam jangka pendek hingga menengah, fundamental emas terlihat bagus karena imbal hasil riil (disesuaikan dengan inflasi) sangat negatif, tetapi pada akhirnya kita akan mendapatkan kebijakan moneter yang lebih ketat dan emas akan cenderung lebih rendah dalam gambaran yang lebih besar," Analis IG Markets, Kyle Rodda mengatakan.
"Ada juga perasaan yang berkembang bahwa Amerika Serikat dan China akan melakukan intervensi untuk menurunkan harga minyak, salah satu pendorong terbesar ekspektasi inflasi, dan ini telah membebani momentum emas di sekitar perannya sebagai lindung nilai inflasi."
Lebih lanjut menekan harga emas adalah indeks dolar yang lebih kuat, yang membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Tetapi "dengan tekanan inflasi yang hanya tercermin dalam suku bunga jangka pendek (obligasi AS), hanya lebih banyak pejabat yang melompat ke narasi tapering yang lebih cepat, atau pergerakan tiba-tiba yang lebih tinggi dalam imbal hasil AS jangka panjang kemungkinan akan menggagalkan reli emas," Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior di OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.
Halley mengatakan langkah menuju 2.000 dolar AS dalam emas sebelum pertemuan Fed Desember tidak dapat dikesampingkan.
Juga di radar investor adalah penunjukan Ketua Fed baru oleh Presiden AS Joe Biden dan kembalinya pembatasan COVID-19 di beberapa bagian Eropa.
Harga logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 24,70 dolar AS per ounce. Platinum diperdagangkan datar di 1.030,987 dolar AS dan paladium turun 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 2.042,95 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas tergelincir setelah komentar gubernur Fed
Baca juga: Emas tergelincir, klaim pengangguran AS perkuat taruhan kenaikan suku bunga
Harga emas di pasar spot gold turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.841,36 dolar AS per ounce pada pukul 06.50 GMT. Sementara itu, eEmas berjangka AS juga terpangkas 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 1.845,20 dolar AS per ounce.
Logam kuning mencapai level terendah sejak 10 November di awal sesi, setelah komentar dari Wakil Ketua Fed Richard Clarida menyatakan bank sentral akan mengajukan gagasan pengurangan pembelian aset dalam pertemuan Desember mendatang.
Suku bunga yang lebih tinggi umumnya diterjemahkan ke dalam peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar suku bunga.
"Dalam jangka pendek hingga menengah, fundamental emas terlihat bagus karena imbal hasil riil (disesuaikan dengan inflasi) sangat negatif, tetapi pada akhirnya kita akan mendapatkan kebijakan moneter yang lebih ketat dan emas akan cenderung lebih rendah dalam gambaran yang lebih besar," Analis IG Markets, Kyle Rodda mengatakan.
"Ada juga perasaan yang berkembang bahwa Amerika Serikat dan China akan melakukan intervensi untuk menurunkan harga minyak, salah satu pendorong terbesar ekspektasi inflasi, dan ini telah membebani momentum emas di sekitar perannya sebagai lindung nilai inflasi."
Lebih lanjut menekan harga emas adalah indeks dolar yang lebih kuat, yang membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Tetapi "dengan tekanan inflasi yang hanya tercermin dalam suku bunga jangka pendek (obligasi AS), hanya lebih banyak pejabat yang melompat ke narasi tapering yang lebih cepat, atau pergerakan tiba-tiba yang lebih tinggi dalam imbal hasil AS jangka panjang kemungkinan akan menggagalkan reli emas," Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior di OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.
Halley mengatakan langkah menuju 2.000 dolar AS dalam emas sebelum pertemuan Fed Desember tidak dapat dikesampingkan.
Juga di radar investor adalah penunjukan Ketua Fed baru oleh Presiden AS Joe Biden dan kembalinya pembatasan COVID-19 di beberapa bagian Eropa.
Harga logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 24,70 dolar AS per ounce. Platinum diperdagangkan datar di 1.030,987 dolar AS dan paladium turun 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 2.042,95 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas tergelincir setelah komentar gubernur Fed
Baca juga: Emas tergelincir, klaim pengangguran AS perkuat taruhan kenaikan suku bunga