Ende, Flores (AntaraNews NTT) - Warga Ende, Kamis (31/5), tumpah ruah memadati Pelabuhan Soekarno di Kota Ende, ibu kota Kabupaten Ende di Pulau Flores, NTT untuk merayakan parade kedatangan Presiden RI pertama Soekarno secara simbolis, ketika mulai menjalani masa pengasingan di kota kecil itu pada 14 Januari 1943.
Kontributor Antara yang ikut memantau parade tersebut melaporkan parade yang digelar dalam bentuk perarakan kapal KRI Teluk Ende-517 yang memuat plakat lambang Garuda Pancasila dan Bendera Merah Putih itu, dimulai dari Pulau Ende menuju Pelabuhan Soekarno.
Parade kapal yang diiringi ratusan perahu dan kapal motor kecil itu disambut meriah ribuan warga yang menunggu di Pelabuhan Soekarno dengan sejumlah seremoni penerimaan bernuansa budaya tradisional masyarakat setempat.
Penjabat Bupati Ende Obaldus Toda di selah-selah kegiatan parade itu mengatakan, parade laut sebagai simbolisasi kedatangan Soekarno menegaskan kembali bahwa Ende merupakan bagian dari identitas diri negara Indonesia.
"Karena dari Tanah Ende ini lahirlah Pancasila yang diprakarsai Soekarno lewat refleksinya yang mendalam selama menjalani masa pengasingannya di kota Ende," katanya.
Menurutnya, kegiatan ini juga memberikan pesan dan ajakan kepada seluruh elemen bangsa agar tetap menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang telah menyatukan beranekaragam suku dan budaya bangsa Indonesia.
Baca juga: Artikel - Bung Karno membingkai Pancasila dari Ende
Parade simbolis kedatangan Presiden RI Pertama Soekarno ketika mulai menjalani masa pengasingan di Ende, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur pada 14 Januari 1934. Parade ini berlangsung, Kamis (31/5) di perairan Ende untuk memperingati Hari Lahir Pancasila pada Jumat (1/6). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, mengemukakan parade laut digelar sebagai simbolisasi perjalanan Soekarno menumpangi kapal Jan van Riebeeck milik pemerintah Hindia Belanda dari Batavia (Jakarta) menuju Ende kala itu untuk menjalani masa pengasingan dari tahun 1934-1938.
Pemerintah Kabupaten Ende, lanjutnya, didukung pemerintah provinsi dan pusat mengemas momentum bersejarah itu melalui kegiatan parade kapal laut untuk menunjukkan ke pentas dunia bahwa Soekarno sebagai tokoh bangsa pencetus ideologi Pancasila yang selalu menginspirasi setiap anak bangsa.
"Untuk itulah dalam kegiatan pariwisata ini menonjolkan nilai-nilai kebangsaan, tentang nasionalis, keanekaragaman suku dan budaya, serta semangat persatuan dan kesatuan di masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut disemaraki dengan berbagai atraksi budaya dari berbagai daerah di NTT maupun dari luar dan disaksikan ribuan orang dari kalangan wisatawan domestik dan mancanegara, pejabat pemerintah daerah hingga pusat dan masyarakat setempat.
Marius menjelaskan, kegiatan tersebut akan digelar secara rutin setiap tahun menyambut Hari Pancasila pada 1 Juni sekaligus mengawali serangkaian kegiatan Bulan Soekarno di Ende yang dideklarasikan pemerintah provinsi sejak 2016 lalu.
"Selain sebagai upaya untuk tetap memelihara nilai-nilai Pancasila, wisata kebangsaan ini juga sebagai event penting untuk menarik arus wisatawan ke NTT terutama ke Ende yang juga terkenal memiliki wisata Danau Kelimutu, yang telah mendunia," katanya.
Baca juga: Bulan Soekarno tonjolkan wisata kebangsaan
Parade simbolis kedatangan Presiden RI Pertama Soekarno ketika mulai menjalani masa pengasingan di Ende, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur pada 14 Januari 1934. Parade ini berlangsung, Kamis (31/5) di Ende untuk memperingati Hari Lahir Pancasila pada Jumat (1/6). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)
Kontributor Antara yang ikut memantau parade tersebut melaporkan parade yang digelar dalam bentuk perarakan kapal KRI Teluk Ende-517 yang memuat plakat lambang Garuda Pancasila dan Bendera Merah Putih itu, dimulai dari Pulau Ende menuju Pelabuhan Soekarno.
Parade kapal yang diiringi ratusan perahu dan kapal motor kecil itu disambut meriah ribuan warga yang menunggu di Pelabuhan Soekarno dengan sejumlah seremoni penerimaan bernuansa budaya tradisional masyarakat setempat.
Penjabat Bupati Ende Obaldus Toda di selah-selah kegiatan parade itu mengatakan, parade laut sebagai simbolisasi kedatangan Soekarno menegaskan kembali bahwa Ende merupakan bagian dari identitas diri negara Indonesia.
"Karena dari Tanah Ende ini lahirlah Pancasila yang diprakarsai Soekarno lewat refleksinya yang mendalam selama menjalani masa pengasingannya di kota Ende," katanya.
Menurutnya, kegiatan ini juga memberikan pesan dan ajakan kepada seluruh elemen bangsa agar tetap menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang telah menyatukan beranekaragam suku dan budaya bangsa Indonesia.
Baca juga: Artikel - Bung Karno membingkai Pancasila dari Ende
Pemerintah Kabupaten Ende, lanjutnya, didukung pemerintah provinsi dan pusat mengemas momentum bersejarah itu melalui kegiatan parade kapal laut untuk menunjukkan ke pentas dunia bahwa Soekarno sebagai tokoh bangsa pencetus ideologi Pancasila yang selalu menginspirasi setiap anak bangsa.
"Untuk itulah dalam kegiatan pariwisata ini menonjolkan nilai-nilai kebangsaan, tentang nasionalis, keanekaragaman suku dan budaya, serta semangat persatuan dan kesatuan di masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut disemaraki dengan berbagai atraksi budaya dari berbagai daerah di NTT maupun dari luar dan disaksikan ribuan orang dari kalangan wisatawan domestik dan mancanegara, pejabat pemerintah daerah hingga pusat dan masyarakat setempat.
Marius menjelaskan, kegiatan tersebut akan digelar secara rutin setiap tahun menyambut Hari Pancasila pada 1 Juni sekaligus mengawali serangkaian kegiatan Bulan Soekarno di Ende yang dideklarasikan pemerintah provinsi sejak 2016 lalu.
"Selain sebagai upaya untuk tetap memelihara nilai-nilai Pancasila, wisata kebangsaan ini juga sebagai event penting untuk menarik arus wisatawan ke NTT terutama ke Ende yang juga terkenal memiliki wisata Danau Kelimutu, yang telah mendunia," katanya.
Baca juga: Bulan Soekarno tonjolkan wisata kebangsaan