Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat pendidikan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Petrus Ly menyarankan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memperbanyak pelatihan untuk para guru berbagai jenjang guna meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan di NTT adalah kualitas guru yang belum memadai, serta masih minimnya kesejahteraan guru. Hasil uji kompetensi guru di NTT menunjukkan kualitas guru kita masih rendah sehingga berdampak pada kualitas pendidikan yang belum menggembirakan," katanya di Kupang, Kamis (31/5), menanggapi hasil ujian nasional (UN) SMP di NTT.
Pada tahun 2018 nilai rata-rata hasil ujian nasional tahun 2018 di NTT mencapai 49,89 atau menurun dari tahun 2017 sekitar 50,71 persen.
Menurut Petrus, guru memiliki peran yang strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan sektor pendidikan daerah itu.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Kupang itu mengatakan, guru memiliki peran penting dalam menyukseskan keberhasilan belajar mengajar di sekolah, sehingga sekolah harus didukung sumber daya manusia (SDM) memadai semua lembaga pendidikan.
Baca juga: Pendidikan di NTT Semakin Berkembang
Ia juga mengatakan, kesejahteraan guru menjadi fakor penentu dalam meningkatkan pendidikan di NTT. Menurutnya, dengan kesejahteraan yang memadai maka guru lebih bekerja maksimal dalam memberikan pendidikan terhadap siswa.
"Apabila SDM guru belum memadai akan berdampak pada kualitas pendidikan terhadap anak didik. Kita tidak perlu heran apabila kualitas pendidikan di NTT yang terus melorot," ujar Petrus.
Ia mengatakan, pemerintah NTT perlu segera membenahi kualitas SDM guru serta peningkatkan kesejahteraan guru, karena masih ada guru honor yang diupah Rp100.000 hingga Rp300.000/bulan menyebabkan guru tidak bekerja maksimal.
Menurut Petrus, memperbanyak pelatihan dan pendidikan serta meningkatkan kesejahteraan guru merupakan kunci sukses meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
"Baik Pemerintah Provinsi NTT maupun kabupaten/kota agar memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pendidikan lanjutan dalam bidang pendidikan sehingga kualitas guru menjadi lebih memadai," katanya.
Baca juga: Kepala Sekolah Harus Kreatif
"Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan di NTT adalah kualitas guru yang belum memadai, serta masih minimnya kesejahteraan guru. Hasil uji kompetensi guru di NTT menunjukkan kualitas guru kita masih rendah sehingga berdampak pada kualitas pendidikan yang belum menggembirakan," katanya di Kupang, Kamis (31/5), menanggapi hasil ujian nasional (UN) SMP di NTT.
Pada tahun 2018 nilai rata-rata hasil ujian nasional tahun 2018 di NTT mencapai 49,89 atau menurun dari tahun 2017 sekitar 50,71 persen.
Menurut Petrus, guru memiliki peran yang strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan sektor pendidikan daerah itu.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Kupang itu mengatakan, guru memiliki peran penting dalam menyukseskan keberhasilan belajar mengajar di sekolah, sehingga sekolah harus didukung sumber daya manusia (SDM) memadai semua lembaga pendidikan.
Baca juga: Pendidikan di NTT Semakin Berkembang
Ia juga mengatakan, kesejahteraan guru menjadi fakor penentu dalam meningkatkan pendidikan di NTT. Menurutnya, dengan kesejahteraan yang memadai maka guru lebih bekerja maksimal dalam memberikan pendidikan terhadap siswa.
"Apabila SDM guru belum memadai akan berdampak pada kualitas pendidikan terhadap anak didik. Kita tidak perlu heran apabila kualitas pendidikan di NTT yang terus melorot," ujar Petrus.
Ia mengatakan, pemerintah NTT perlu segera membenahi kualitas SDM guru serta peningkatkan kesejahteraan guru, karena masih ada guru honor yang diupah Rp100.000 hingga Rp300.000/bulan menyebabkan guru tidak bekerja maksimal.
Menurut Petrus, memperbanyak pelatihan dan pendidikan serta meningkatkan kesejahteraan guru merupakan kunci sukses meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
"Baik Pemerintah Provinsi NTT maupun kabupaten/kota agar memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pendidikan lanjutan dalam bidang pendidikan sehingga kualitas guru menjadi lebih memadai," katanya.
Baca juga: Kepala Sekolah Harus Kreatif