Washington (ANTARA) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin pada Sabtu (4/12) mengatakan penerbangan militer China di dekat Taiwan tampak seperti "latihan", namun Austin tidak menunjukkan bahwa dia memperkirakan Beijing benar-benar melakukan operasi semacam itu.
"Saya tidak ingin berspekulasi, tapi yang pasti ... ini terlihat seperti latihan," kata Austin saat berbicara pada sebuah konferensi di California.
Ketegangan di lintas selat Taiwan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Taiwanselama satu tahun lebih mengeluh tentang misi penerbangan militer berulang yang dilakukan oleh angkatan udara China di dekat pulau itu.
Baca juga: China turunkan hubungan diplomatik dengan Lithuania
Penerbangan pelatihan militer menurut definisi adalah latihan untuk operasi potensial militer.
Taiwan memiliki pemerintahan sendiri, akan tetapi Beijing mengeklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Baca juga: Biden bilang AS berkomitmen bela Taiwan
China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Sementara itu, Taiwan menyatakan diri sebagai negara merdeka yang akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya. (Antara/Reuters)
"Saya tidak ingin berspekulasi, tapi yang pasti ... ini terlihat seperti latihan," kata Austin saat berbicara pada sebuah konferensi di California.
Ketegangan di lintas selat Taiwan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Taiwanselama satu tahun lebih mengeluh tentang misi penerbangan militer berulang yang dilakukan oleh angkatan udara China di dekat pulau itu.
Baca juga: China turunkan hubungan diplomatik dengan Lithuania
Penerbangan pelatihan militer menurut definisi adalah latihan untuk operasi potensial militer.
Taiwan memiliki pemerintahan sendiri, akan tetapi Beijing mengeklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Baca juga: Biden bilang AS berkomitmen bela Taiwan
China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Sementara itu, Taiwan menyatakan diri sebagai negara merdeka yang akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya. (Antara/Reuters)