Jakarta (ANTARA) -
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memimpin Apel Gelar Pasukan yang diikuti oleh 2.655 prajurit TNI AD dari Satuan Tempur jajaran Kostrad dan Kopassus serta Kodam Jaya/Jayakarta yang berada di wilayah Jabodetabek, dalam rangka mengecek kesiapsiagaan prajurit.
Dalam apel gelar pasukan di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa, Kasad mengatakan bahwa sebagai salah satu garda terdepan, TNI AD dituntut harus memiliki tingkat kesiapsiagaan yang optimal sehingga siap menjalankan amanat tugas dari negara, kapanpun dan di manapun dibutuhkan.
"Apel gelar pasukan ini memiliki makna sangat strategis bagi TNI AD sebagai salah satu bentuk sederhana untuk mengukur kesiapsiagaan satuan TNI AD dalam melaksanakan tugas-tugas kita sebagai bagian integral dari TNI yang merupakan komponen utama pertahanan negara," kata Dudung.
Apel pasukan itu juga untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis, baik lingkup global, regional, maupun nasional yang berkembang sangat dinamis dan kompleks.
Dikatakan Kasad, apel gelar pasukan ini juga guna mengecek kondisi prajuritnya secara langsung di lapangan, karena apabila mengambil keputusan atau kebijakan harus melihat kondisi prajurit di lapangan.
Terkait dinamika yang berkembang saat ini, tutur Kasad bahwa kelompok-kelompok radikal sudah masuk diberbagai elemen masyarakat termasuk kaum pelajar, sehingga seluruh personel TNI AD harus menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
"Saya katakan bahwa TNI AD ini sangat strategis, maka saya perintahkan kepada mereka untuk mengecek setiap saat dan setiap waktu tentang perkembangan-perkembangan dan mereka harus tahu siapa-siapa pelakunya, sehingga akan memudahkan apabila kita bertindak," tegas Kasad.
TNI AD akan siap menghadapi hal-hal yang mencoba mengganggu Pancasila karena di dalamnya termaktub persatuan Indonesia.
"Saya memberikan keyakinan kepada masyarakat Indonesia bahwa TNI AD akan bersama rakyat dalam membangun keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambahnya.
Selanjutnya Kasad juga mengingatkan kepada seluruh prajurit untuk selalu memedomani 7 perintah harian Kasad dalam bertugas dan bertindak di manapun dan kapanpun, sehingga rambu-rambu tersebut menjadi pegangan bagi mereka.
"Utamanya adalah jangan sampai dia melakukan pelanggaran-pelanggaran, jangan menyakiti rakyat dan bagaimana mereka membangun bersama dengan rakyat," kata mantan Pangkostrad itu.
Terkait pandemi COVID-19 yang masih ada hingga saat ini, Dudung mengimbau kepada seluruh prajurit untuk terus memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya penanganan COVID-19 melalui program vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan, termasuk membantu upaya pemulihan ekonomi demi mengatasi berbagai kesulitan masyarakat, dan demi terjaganya stabilitas nasional.
"Di lingkungan kita ada yang terdampak COVID-19, tetapi kita harus hadir di tengah-tengah rakyat untuk membantu memulihkan kesehatan rakyat," tutur Jenderal Dudung.
Baca juga: Panglima TNI jelaskan perubahan strategi tangani persoalan di Papua
Baca juga: Dua SSK TNI bantu redam bentrok antarwarga di Jayawijaya
Dalam apel gelar pasukan di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa, Kasad mengatakan bahwa sebagai salah satu garda terdepan, TNI AD dituntut harus memiliki tingkat kesiapsiagaan yang optimal sehingga siap menjalankan amanat tugas dari negara, kapanpun dan di manapun dibutuhkan.
"Apel gelar pasukan ini memiliki makna sangat strategis bagi TNI AD sebagai salah satu bentuk sederhana untuk mengukur kesiapsiagaan satuan TNI AD dalam melaksanakan tugas-tugas kita sebagai bagian integral dari TNI yang merupakan komponen utama pertahanan negara," kata Dudung.
Apel pasukan itu juga untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis, baik lingkup global, regional, maupun nasional yang berkembang sangat dinamis dan kompleks.
Dikatakan Kasad, apel gelar pasukan ini juga guna mengecek kondisi prajuritnya secara langsung di lapangan, karena apabila mengambil keputusan atau kebijakan harus melihat kondisi prajurit di lapangan.
Terkait dinamika yang berkembang saat ini, tutur Kasad bahwa kelompok-kelompok radikal sudah masuk diberbagai elemen masyarakat termasuk kaum pelajar, sehingga seluruh personel TNI AD harus menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
"Saya katakan bahwa TNI AD ini sangat strategis, maka saya perintahkan kepada mereka untuk mengecek setiap saat dan setiap waktu tentang perkembangan-perkembangan dan mereka harus tahu siapa-siapa pelakunya, sehingga akan memudahkan apabila kita bertindak," tegas Kasad.
TNI AD akan siap menghadapi hal-hal yang mencoba mengganggu Pancasila karena di dalamnya termaktub persatuan Indonesia.
"Saya memberikan keyakinan kepada masyarakat Indonesia bahwa TNI AD akan bersama rakyat dalam membangun keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambahnya.
Selanjutnya Kasad juga mengingatkan kepada seluruh prajurit untuk selalu memedomani 7 perintah harian Kasad dalam bertugas dan bertindak di manapun dan kapanpun, sehingga rambu-rambu tersebut menjadi pegangan bagi mereka.
"Utamanya adalah jangan sampai dia melakukan pelanggaran-pelanggaran, jangan menyakiti rakyat dan bagaimana mereka membangun bersama dengan rakyat," kata mantan Pangkostrad itu.
Terkait pandemi COVID-19 yang masih ada hingga saat ini, Dudung mengimbau kepada seluruh prajurit untuk terus memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya penanganan COVID-19 melalui program vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan, termasuk membantu upaya pemulihan ekonomi demi mengatasi berbagai kesulitan masyarakat, dan demi terjaganya stabilitas nasional.
"Di lingkungan kita ada yang terdampak COVID-19, tetapi kita harus hadir di tengah-tengah rakyat untuk membantu memulihkan kesehatan rakyat," tutur Jenderal Dudung.
Baca juga: Panglima TNI jelaskan perubahan strategi tangani persoalan di Papua
Baca juga: Dua SSK TNI bantu redam bentrok antarwarga di Jayawijaya