Kupang (AntaraNews NTT) - Seekor paus sperma terdampar di pantai Desa Halapaji di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, sekitar 115 mil dari Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/7) pagi dalam kondisi terluka dan telah membusuk.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Rabu (4/7) siang, mengatakan bahwa pihaknya baru menerima laporan terkait dengan terdamparnya paus tersebut dari masyarakat sekitar.
"Kami dapat info dari masyarakat sekitar pukul 09.20 Wita, waktu tim kami sedang melakukan pendataan sosial ekonomi kawasan sekaligus meninjau lokasi hibah lahan untuk demplot penyu di Desa Eilogo, Kecamatan Sabu Ilae, Kabupaten Sabu Raijua," kata dia.
Setelah mendapatkan informasi itu, pihak BKKPN langsung ke lokasi tersebut. Sampai di lokasi, pihaknya mendapati paus yang terdampar dan sudah menjadi bangkai itu, di bagian tubuhnya terdapat luka yang sudah membusuk.
Paus sperma itu berukuran panjang 9,5 meter. Awalnya warga setempat melihat paus mengapung di perairan desa itu sejak pukul 06.00 Wita. Bangkai paus itu kemudian ditarik ke pesisir oleh masyarakat setempat. Sebelumnya, dilakukan ritual adat sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.
"Warga di desa itu menganggap bahwa paus sperma memiliki hubungan sosiologi dengan masyarakat setempat," kata Ikram. Saat ini, sejumlah pihak mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Polres Kupang, TNI, serta masyarakat setempat telah menyiapkan lubang untuk penguburan paus itu.
Paus yang terdampar dan kini sudah menjadi bangkai itu, kata Ikram, diduga ditinggal oleh kawanannya karena sedang sakit, akibat luka tersebut. Saat sudah tak berdaya, paus itu dihantam ombak sehingga terdampar di Perairan Sabu yang juga merupakan kawasan pemantauan dari BKKPN itu.
Baca juga: Setiap Tahun Ikan Paus Terdampar Di Sabu
Baca juga: Wisata Menonton Ikan Paus Mulai 2018
Tradisi menangkap ikan paus yang dilakukan nelayan Lamalera di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (ANTARA Foto/istimewa)
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Rabu (4/7) siang, mengatakan bahwa pihaknya baru menerima laporan terkait dengan terdamparnya paus tersebut dari masyarakat sekitar.
"Kami dapat info dari masyarakat sekitar pukul 09.20 Wita, waktu tim kami sedang melakukan pendataan sosial ekonomi kawasan sekaligus meninjau lokasi hibah lahan untuk demplot penyu di Desa Eilogo, Kecamatan Sabu Ilae, Kabupaten Sabu Raijua," kata dia.
Setelah mendapatkan informasi itu, pihak BKKPN langsung ke lokasi tersebut. Sampai di lokasi, pihaknya mendapati paus yang terdampar dan sudah menjadi bangkai itu, di bagian tubuhnya terdapat luka yang sudah membusuk.
Paus sperma itu berukuran panjang 9,5 meter. Awalnya warga setempat melihat paus mengapung di perairan desa itu sejak pukul 06.00 Wita. Bangkai paus itu kemudian ditarik ke pesisir oleh masyarakat setempat. Sebelumnya, dilakukan ritual adat sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.
"Warga di desa itu menganggap bahwa paus sperma memiliki hubungan sosiologi dengan masyarakat setempat," kata Ikram. Saat ini, sejumlah pihak mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Polres Kupang, TNI, serta masyarakat setempat telah menyiapkan lubang untuk penguburan paus itu.
Paus yang terdampar dan kini sudah menjadi bangkai itu, kata Ikram, diduga ditinggal oleh kawanannya karena sedang sakit, akibat luka tersebut. Saat sudah tak berdaya, paus itu dihantam ombak sehingga terdampar di Perairan Sabu yang juga merupakan kawasan pemantauan dari BKKPN itu.
Baca juga: Setiap Tahun Ikan Paus Terdampar Di Sabu
Baca juga: Wisata Menonton Ikan Paus Mulai 2018