Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memasang empat jenis alat sistem peringatan dini tsunami di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Peralatan terpasang untuk memberikan informasi gempa bumi dan tsunami serta menunjang sistem peringatan dini tsunami yang disebut Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS)," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Minggu, (13/2).
Pertama, BMKG memasang shelter gempa bumi yang memiliki sensor seismograf untuk mengukur getaran pada permukaan bumi.
Kabupaten Manggarai Barat sendiri memiliki lima shelter gempa bumi dengan rincian 3 shelter yang terinstal sensor seismograf dan 2 shelter yang akan diinstal pada tahun 2022 ini. Shelter yang telah diinstalasi dengan sensor seismograf yakni shelter gempa bumi di Kecamatan Kuwus, kota Labuan Bajo, dan Desa Golo Mori. Sedangkan dua shelter yang akan dipasang sensor seismograf terdapat di Pulau Komodo dan Kecamatan Lembor.
Selanjutnya, BMKG telah memasang sirene tsunami yang berfungsi untuk memberikan peringatan dini tsunami kepada masyarakat. Sirene tsunami dipasang di Puncak Waringin Labuan Bajo.
Selain dua alat tersebut, BMKG juga memasang Warning Receiver System (WRS) New Generation BMKG. Alat itu berfungsi memberikan informasi dini ketika terjadi gempa, sehingga langkah penanganan terhadap informasi bencana yang diberikan akan semakin cepat, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Saat ini, Manggarai Barat memiliki dua alat WRS yang berlokasi di Kantor BPBD Manggarai Barat dan Pos SAR Labuan Bajo.
Berikutnya, Manggarai Barat juga memiliki alat pemantau arus dan gelombang laut (High Frequency Radar) yang merupakan alat pemantau arah dan kecepatan arus permukaan laut serta tinggi gelombang laut.
Saat ini, ada 2 High Frequency Radar yang telah terpasang di Pulau Gili Lawa Laut Taman Nasional Komodo dan Sempadan Pantai Karanga, Labuan Bajo.
Selain empat alat peringatan dini tsunami dan gempa bumi, BMKG juga memasang alat otomatis yang digunakan untuk mengukur paramater cuaca untuk keperluan layanan informasi cuaca penerbangan.
Alat tersebut yakni Automated Weather Observing System (AWOS) Kategori III yang berada di Bandara Komodo Labuan Bajo.
Baca juga: Empat kecamatan di Mabar waspada longsor dua hari ke depan
Awos Kategori III tersebut berlokasi di ujung runway 17 (sebelah utara), runway bagian tengah, dan ujung runway 35 (sebelah selatan).
Baca juga: BMKG dukung pengembangan pariwisata Labuan Bajo & Pulau Komodo
"BMKG ingin memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat dan wisatawan di Labuan Bajo khususnya dan Manggarai Barat umumnya," ucap Sti menegaskan.
"Peralatan terpasang untuk memberikan informasi gempa bumi dan tsunami serta menunjang sistem peringatan dini tsunami yang disebut Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS)," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Minggu, (13/2).
Pertama, BMKG memasang shelter gempa bumi yang memiliki sensor seismograf untuk mengukur getaran pada permukaan bumi.
Kabupaten Manggarai Barat sendiri memiliki lima shelter gempa bumi dengan rincian 3 shelter yang terinstal sensor seismograf dan 2 shelter yang akan diinstal pada tahun 2022 ini. Shelter yang telah diinstalasi dengan sensor seismograf yakni shelter gempa bumi di Kecamatan Kuwus, kota Labuan Bajo, dan Desa Golo Mori. Sedangkan dua shelter yang akan dipasang sensor seismograf terdapat di Pulau Komodo dan Kecamatan Lembor.
Selanjutnya, BMKG telah memasang sirene tsunami yang berfungsi untuk memberikan peringatan dini tsunami kepada masyarakat. Sirene tsunami dipasang di Puncak Waringin Labuan Bajo.
Selain dua alat tersebut, BMKG juga memasang Warning Receiver System (WRS) New Generation BMKG. Alat itu berfungsi memberikan informasi dini ketika terjadi gempa, sehingga langkah penanganan terhadap informasi bencana yang diberikan akan semakin cepat, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Saat ini, Manggarai Barat memiliki dua alat WRS yang berlokasi di Kantor BPBD Manggarai Barat dan Pos SAR Labuan Bajo.
Berikutnya, Manggarai Barat juga memiliki alat pemantau arus dan gelombang laut (High Frequency Radar) yang merupakan alat pemantau arah dan kecepatan arus permukaan laut serta tinggi gelombang laut.
Saat ini, ada 2 High Frequency Radar yang telah terpasang di Pulau Gili Lawa Laut Taman Nasional Komodo dan Sempadan Pantai Karanga, Labuan Bajo.
Selain empat alat peringatan dini tsunami dan gempa bumi, BMKG juga memasang alat otomatis yang digunakan untuk mengukur paramater cuaca untuk keperluan layanan informasi cuaca penerbangan.
Alat tersebut yakni Automated Weather Observing System (AWOS) Kategori III yang berada di Bandara Komodo Labuan Bajo.
Baca juga: Empat kecamatan di Mabar waspada longsor dua hari ke depan
Awos Kategori III tersebut berlokasi di ujung runway 17 (sebelah utara), runway bagian tengah, dan ujung runway 35 (sebelah selatan).
Baca juga: BMKG dukung pengembangan pariwisata Labuan Bajo & Pulau Komodo
"BMKG ingin memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat dan wisatawan di Labuan Bajo khususnya dan Manggarai Barat umumnya," ucap Sti menegaskan.