Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Epidemiolog Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Konstantinus Ua menjelaskan tren harian kasus COVID-19 di daerah itu terus berkurang pada beberapa hari terakhir.

"Tren kasus kita terlihat terus berkurang, yang mana pada 16 Maret ada 9 kasus, berkurang menjadi 2 kasus pada tanggal 18 Maret, lalu 0 kasus pada 20 Maret kemarin," kata Konstantinus ketika dihubungi ANTARA dari Labuan Bajo, Senin, (21/3).

Menurut dia, berkurangnya kasus aktif tersebut berkaitan dengan ketersediaan alat Rapid Test Antigen/RTA di Kabupaten Nagekeo. Untuk diketahui, hingga kini Dinas Kesehatan Nagekeo mengalami kekurangan RTA atau ketiadaan stok. Hal itu menyebabkan dinas belum bisa melakukan penelusuran kontak yang masif.

Oleh karena itu, dinas pun tengah berupaya menyediakan RTA lewat anggaran belanja tidak terduga (BTT). Dia menyebut dinas sedang melakukan proses penyediaan alat tersebut.

Sambil menanti proses belanja RTA untuk keperluan penelusuran kontak (tracing), Dinas Kesehatan Nagekeo tetap gencar melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kasus COVID-19. Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pun aktif berkeliling bersama TNI dan Polri untuk melakukan penegakan protokol kesehatan di wilayah Kabupaten Nagekeo.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Nagekeo terus gencar melakukan upaya penelusuran kontak erat pasien COVID-19. Petugas dari setiap Puskesmas pun melakukan penelusuran kontak pada semua kasus terkonfirmasi positif di wilayah kerja masing-masing.

Bagi kontak erat yang terkonfirmasi positif COVID-19, petugas akan mengarahkan mereka untuk melakukan isolasi mandiri selama 10-14 hari. Namun bagi kontak erat dengan hasil negatif, karantina mandiri bisa dilakukan lebih kurang lima hari saja.

Baca juga: Pemkab Nagekeo apresiasi Pendampingan ranperda oleh Kemenkumham NTT

Baca juga: Nagekeo kekurangan alat rapid antigen

Berdasarkan Monitoring Data COVID-19 Kabupaten Nagekeo per 20 Maret 2022, ada lima wilayah yang masuk dalam zona merah, yakni Desa Aeramo dengan 29 kasus, Kelurahan Danga 25 kasus, Desa Ladolima 21 kasus, Desa Ladolima Utara 11 kasus, dan Desa Woewutu 10 kasus. Dari data yang ada, sebanyak 4 pasien masih dirawat di ruang isolasi RS Daerah Aeramo.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024