Kupang (ANTARA) - Perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber R17 Group hadir membantu Pemerintah Indonesia dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dari ancaman penyalahgunaan teknologi dalam transformasi digital di Tanah Air.

Deputi CEO R17 Gorup Hengky Witarsa dalam acara #R17PodcastShow dengan tema “Ensuring The Security of Digital Ecosystem in Indonesia” yang diadakan di The Brotherhood, Gunawarman, Jakarta Selatan, mengatakan transformasi digital di Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan seperti resiko perlindungan data pribadi, risiko strategi bisnis, risiko penyalahgunaan teknologi, risiko serangan siber, pemalsuan data dan literasi digital.

"R17 Group sebuah perusahaan yang berfokus pada keamanan siber dan mengembangkan bisnis pelanggan dengan melakukan transformasi digital hadir membantu pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu (23/3).

Melalui Program R17 Podcast Show, kata dia pihaknya menyediakan wadah komunikasi dua arah untuk membahas isu-isu terkini mengenai perkembangan bisnis dan teknologi yang dituangkan dalam bentuk hybrid event.

Ia mengatakan ekosistem digital yang aman merupakan aspek yang sangat penting mengingat kejahatan di dunia digital semakin meningkat seiring berkembangnya teknologi.

Di Indonesia, kata dia tercatat ada 1,3 milyar serangan siber terjadi sepanjang Januari-November 2021. Berdasarkan data dari Badan Siber & Sandi Negara (BSSN) menyebutkan, 83 persen perusahaan di Tanah Air rentan diretas.

Hengki berharap dengan hadirnya program R17 Podcast Show dapat memberikan kontribusi untuk pertumbuhan dan keamanan siber di Indonesia.

"Program ini juga memadukan konsep acara offline dengan mengundang para pelaku industri yang akan disiarkan secara langsung pada jejaring sosial yang mencakup masyarakat umum dengan topik-topik hangat di dunia digital," katanya.

Ia menyebutkan seperti sejumlah pembicara yang hadir dalam acara R17 Podcast Show di antaranya Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber & Sandi – BSSN, Brigjen TNI Dominggus Pakel, sebagai pembicara utama.

Sementara itu diskusi panel dihadiri Kepala Sub Direktorat Peningkatan Kapasitas Daerah, Kemendagri, L.Salaman Al Farisi, Group Head Bussines Support, Digital Banking Division – Bank BJB, Amanda Krisdayani, Chief of Technology Officer – R17 Group, M. Irfan Jambak, Country Business Development Manager – AMD Indonesia, Brando Lubis. Senior Solution Architect – Fujitsu, Abd Shomad dan dimoderatori Chief Digital Transformation – R17 Group Zulhelfi Abidin.

Dalam kesempatan tersebut, R17 Group juga meluncurkan sebuah platform yang menjual produk-produk digital yaitu DIMENSY.

Brigjen TNI Dominggus Pakel dalam acara itu mengatakan saat ini bukan lagi teknologi bergantung kepada manusia, tapi manusia tergantung kepada sistem atau teknologi sehingga dibutuhkan sebuah landasan agar tidak kebablasan.

"Walaupun perkembangan teknologi begitu cepat dan masif serta serangan siber bertubi-tubi ketika kita punya dasar yaitu Pancasila sebagai dasar negara yang mengikat dan mempersatukan kita, saya anggap ini clear," katanya.

Ia mengatakan negara hadir memberikan perlindungan dengan konsep strategi keamanan siber nasional untuk menjamin keamanan ruang siber, sistem dan informasi nasional, serta melindungi seluruh rakyat dan nilai-nilai kehidupan bangsa. 

Selain itu juga untuk melindungi ekosistem perekonomian digital nasional demi tercapainya pertumbuhan dan inovasi.

Dominggus mengatakan mengatakan ketika terjadinya serangan siber, simpul-simpul di antara beberapa komunitas, maka di situlah tanggungjawab dan tugas BSSN untuk memberikan rekomendasi kepada setiap stakeholder terkait untuk meningkatkan kualitas, kehandalan dari infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak, termasuk sumber daya manusia.

“Upaya pemulihan jika terjadi serangan perlu dilakukan bersama baik dari BSSN maupun Kominfo dan kami bekerjasama dengan seluruh Lembaga Kementerian terkait," katanya.

Sementara itu Chief Of Technology Officer R17 Group, M Irfan Jambak menjelaskan upaya pencegahan yang perlu dilakukan secara baik ketika menghadapi ancaman serangan siber.
  
“Jika serangan syber masuk, bahwa itu tidak aman, tentu kita harus aware, bahwa sistem yang kita punya sangat rentan. Kita harus segera menutup celah tersebut,” ujarnya.

Ia menambahkan R17 Group tengah mencoba untuk membuat sistem keamanan digital namun masih dalam tahap internal sehingga masih berproses untuk menjadi sebuah produk

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024