Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi terkoreksi, dipicu kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif.
IHSG dibuka melemah 19,89 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.128,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 4,28 poin atau 0,41 persen ke posisi 1.034,57
"IHSG kami perkirakan akan mengalami tekanan dari para investor mengikuti bursa AS dan Asia. Di samping itu, penurunan harga komoditas juga akan berkontribusi terhadap pelemahan bursa," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Alwin Rusli dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, (6/4).
IHSG kembali menguat menembus level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Selasa (5/3) kemarin di 7.148,29.
Penguatan disebabkan karena rilis hasil laporan keuangan emiten pada periode 2021 yang memuaskan, serta menjelang periode pembagian dividen yang akan ramai dalam waktu dekat ini.
Selain itu pemberlakuan sanksi lanjutan kepada Rusia juga memberi sentimen positif bagi pasar.
Sementara itu indeks saham utama di bursa AS mengalami pelemahan, terutama disebabkan karena melemahnya saham-saham teknologi dan saham pertumbuhan (growth stock).
Penurunan tersebut terjadi setelah komentar dari Deputi Gubernur Federal Reserve (Fed) Lael Brainard membuat investor khawatir tentang potensi tindakan agresif bank sentral AS untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif
Prospek The Fed yang lebih hawkish menyebabkan awal tahun yang sulit untuk ekuitas dan khususnya untuk saham teknologi dan pertumbuhan yang valuasinya lebih ditekan oleh imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.
IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak dalam rentang 7.120 hingga 7.160.
Baca juga: IHSG diprediksi melemah akibat kekhawatiran konflik Rusia-Ukraina
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 571,26 poin atau 2,06 persen ke 27.216,72, Hang Seng turun 393,47 poin atau 1,75 persen ke 22.108,84, dan Straits Times terkoreksi 14,58 poin atau 0,42 persen ke 3.430,43.
IHSG dibuka melemah 19,89 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.128,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 4,28 poin atau 0,41 persen ke posisi 1.034,57
"IHSG kami perkirakan akan mengalami tekanan dari para investor mengikuti bursa AS dan Asia. Di samping itu, penurunan harga komoditas juga akan berkontribusi terhadap pelemahan bursa," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Alwin Rusli dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, (6/4).
IHSG kembali menguat menembus level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Selasa (5/3) kemarin di 7.148,29.
Penguatan disebabkan karena rilis hasil laporan keuangan emiten pada periode 2021 yang memuaskan, serta menjelang periode pembagian dividen yang akan ramai dalam waktu dekat ini.
Selain itu pemberlakuan sanksi lanjutan kepada Rusia juga memberi sentimen positif bagi pasar.
Sementara itu indeks saham utama di bursa AS mengalami pelemahan, terutama disebabkan karena melemahnya saham-saham teknologi dan saham pertumbuhan (growth stock).
Penurunan tersebut terjadi setelah komentar dari Deputi Gubernur Federal Reserve (Fed) Lael Brainard membuat investor khawatir tentang potensi tindakan agresif bank sentral AS untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif
Prospek The Fed yang lebih hawkish menyebabkan awal tahun yang sulit untuk ekuitas dan khususnya untuk saham teknologi dan pertumbuhan yang valuasinya lebih ditekan oleh imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.
IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak dalam rentang 7.120 hingga 7.160.
Baca juga: IHSG diprediksi melemah akibat kekhawatiran konflik Rusia-Ukraina
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 571,26 poin atau 2,06 persen ke 27.216,72, Hang Seng turun 393,47 poin atau 1,75 persen ke 22.108,84, dan Straits Times terkoreksi 14,58 poin atau 0,42 persen ke 3.430,43.