Kupang (AntaraNews NTT) - Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 dari Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) rindu memetik dawai Sasando, alat musik khas Nusa Tenggara Timur dari Pulau Rote.
"Saya pingin sekali bisa memetik sasando, alat musik khas NTT ini sangat unik dan nadanya enak didengar," kata peserta SMN 2018 Debora Kathrin di Kupang, Selasa (14/8) yang mengaku dirinya juga sangat mencintai dunia seni musik.
Kathrin bersama 22 peserta SMN dan guru pendamping serta sejumlah petugas dari PT Pegadaian (Persero) selaku penanggungjawab Program SMN 2018 di NTT telah mengunjungi lokasi produksi alat musik Sasando di Kota Kupang pada Minggu (12/8).
Menurutnya, irama musik Sasando sangat enak didengar dan cara memainkannya mirip seperti alat musik gitar.
"Ketika melihat langsung ada yang memainkan itu, saya jadi pingin sekali mempelajarinya dan bisa tahu memainkannya," kata pelajar SMKN 1 Tahuna itu.
Baca juga: Sasando Diusulkan Dapat Penghargaan Unesco
Jefron Pah, salah seorang pemain musik Sasando sedang menunjukkan kebolehannya
Keinginan serupa juga dikemukakan Billy Tampilang, seorang peserta SMN lainnya dari SMKN 1 Siau Timur. "Tentu saya sangat kepingin banget suatu saat bisa memainkan Sasando. Iramanya unik," katanya.
Menurutnya, cara memainkan Sasando cukup sulit karena harus menggerakkan semua jari dengan kedua tangan.
Ia mengatakan, berbeda dengan alat musik gitar yang memiliki enam senar, Sasando memiliki banyak senar dengan bagian-bagian penyetelnya.
Billy mengaku terpesona ketika pertama kali menyaksikan langsung orang yang memainkannya di lokasi yang dikunjungi.
Selama ini, kata dia, ia hanya menyaksikan alat musik itu dimainkan melalui media televisi maupun video-video promosi di internet.
"Kali ini dengan ikut program SMN akhirnya saya bisa datang langsung ke tempat asal Sasando di NTT dan menyaksikan langsung orang memainkannya, sangat indah dan unik," katanya.
Baca juga: Kementerian pariwisata RI inisiasi konser musik Sasando
Jefron Pah, pemain musik Sasando sedang memetik dawai Sasando
"Saya pingin sekali bisa memetik sasando, alat musik khas NTT ini sangat unik dan nadanya enak didengar," kata peserta SMN 2018 Debora Kathrin di Kupang, Selasa (14/8) yang mengaku dirinya juga sangat mencintai dunia seni musik.
Kathrin bersama 22 peserta SMN dan guru pendamping serta sejumlah petugas dari PT Pegadaian (Persero) selaku penanggungjawab Program SMN 2018 di NTT telah mengunjungi lokasi produksi alat musik Sasando di Kota Kupang pada Minggu (12/8).
Menurutnya, irama musik Sasando sangat enak didengar dan cara memainkannya mirip seperti alat musik gitar.
"Ketika melihat langsung ada yang memainkan itu, saya jadi pingin sekali mempelajarinya dan bisa tahu memainkannya," kata pelajar SMKN 1 Tahuna itu.
Baca juga: Sasando Diusulkan Dapat Penghargaan Unesco
Keinginan serupa juga dikemukakan Billy Tampilang, seorang peserta SMN lainnya dari SMKN 1 Siau Timur. "Tentu saya sangat kepingin banget suatu saat bisa memainkan Sasando. Iramanya unik," katanya.
Menurutnya, cara memainkan Sasando cukup sulit karena harus menggerakkan semua jari dengan kedua tangan.
Ia mengatakan, berbeda dengan alat musik gitar yang memiliki enam senar, Sasando memiliki banyak senar dengan bagian-bagian penyetelnya.
Billy mengaku terpesona ketika pertama kali menyaksikan langsung orang yang memainkannya di lokasi yang dikunjungi.
Selama ini, kata dia, ia hanya menyaksikan alat musik itu dimainkan melalui media televisi maupun video-video promosi di internet.
"Kali ini dengan ikut program SMN akhirnya saya bisa datang langsung ke tempat asal Sasando di NTT dan menyaksikan langsung orang memainkannya, sangat indah dan unik," katanya.
Baca juga: Kementerian pariwisata RI inisiasi konser musik Sasando