Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar menyalurkan bantuan dana sosialnya untuk pembangunan kembali Kampung Adat Gurusina di Kabupaten Ngada yang terbakar.
"Kami mengajak BUMN agar bisa menyisihkan CSR-nya untuk membangun kembali Kampung Adat Gurusina yang ludes terbakar beberapa hari lalu," kata Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Sabtu (18/8).
Ia mengatakan kampung adat Gurusina di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu`u merupakan destinasi wisata megalitik yang selama ini sangat diminati wisatawan domestik dan asing, sama seperti kampung adat Bena di Kabupaten Ngada.
Namun, lanjutnya, daya tarik destinasi wisata budaya itu memudar karena sebagian besar rumah adat tradisionalnya ludes terbakar pada Senin (13/8). "Dampak kebakaran cukup parah karena 27 bangunan rumah adat yang terbakar dari 33 rumah tradisional yang ada," katanya.
Marius mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Ngada terkait dampak kerugian itu dan ditaksir mencapai lebih dari Rp5,4 miliar, dengan perhitungan satu rumah memakan biaya hingga Rp200 juta.
Baca juga: Kampung adat Gurusina di Ngada terbakar
Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu
Menurut dia, membangun kembali rumah adat tidak hanya terkait pengadaan material bangunan seperti alang-alang, kayu, dan bambu, namun ada banyak tindakan adat lain yang juga membutuhkan biaya.
"Ada banyak varian yang dilakukan dalam membangun kampung adat dari ritual adat yang bisa saja harus mengumpulkan banyak pihak, ada penyembelihan hewan, dan pengadaan lainnya. Belum lagi ada barang-barang sakral yang ikut hangus terbakar," katanya.
Marius mengatakan, kalau pembangunan kembali kampung adat Gurusina mengandalkan pemerintah maka butuh waktu yang lebih lama dan dilakukan bertahap sesuai kondisi anggaran.
Pihaknya juga telah menyampaikan dampak kerugian akibat kebakaran itu kepada Kementerian Pariwisata untuk mendapat perhatian khusus.
"Jadi memang ini harus dibangun bersama-sama, terlebih saya mengajak BUMN dengan dukungan CSR-nya agar kampung adat Gurusina ini bisa secepatanya dibangun kembali sebagai bagian dari kekayaan wisata Indonesia," katanya.
Baca juga: Kerugian akibat terbakarnya kampung adat Gurusina ditaksir Rp5,4 miliar
Kampung adat Gurusina di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (13/8) petang sekitar pukul 16.30 Wita terbakar. Sebab-sebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian setempat. (ANTARA Foto/istimewa)
"Kami mengajak BUMN agar bisa menyisihkan CSR-nya untuk membangun kembali Kampung Adat Gurusina yang ludes terbakar beberapa hari lalu," kata Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Sabtu (18/8).
Ia mengatakan kampung adat Gurusina di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu`u merupakan destinasi wisata megalitik yang selama ini sangat diminati wisatawan domestik dan asing, sama seperti kampung adat Bena di Kabupaten Ngada.
Namun, lanjutnya, daya tarik destinasi wisata budaya itu memudar karena sebagian besar rumah adat tradisionalnya ludes terbakar pada Senin (13/8). "Dampak kebakaran cukup parah karena 27 bangunan rumah adat yang terbakar dari 33 rumah tradisional yang ada," katanya.
Marius mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Ngada terkait dampak kerugian itu dan ditaksir mencapai lebih dari Rp5,4 miliar, dengan perhitungan satu rumah memakan biaya hingga Rp200 juta.
Baca juga: Kampung adat Gurusina di Ngada terbakar
"Ada banyak varian yang dilakukan dalam membangun kampung adat dari ritual adat yang bisa saja harus mengumpulkan banyak pihak, ada penyembelihan hewan, dan pengadaan lainnya. Belum lagi ada barang-barang sakral yang ikut hangus terbakar," katanya.
Marius mengatakan, kalau pembangunan kembali kampung adat Gurusina mengandalkan pemerintah maka butuh waktu yang lebih lama dan dilakukan bertahap sesuai kondisi anggaran.
Pihaknya juga telah menyampaikan dampak kerugian akibat kebakaran itu kepada Kementerian Pariwisata untuk mendapat perhatian khusus.
"Jadi memang ini harus dibangun bersama-sama, terlebih saya mengajak BUMN dengan dukungan CSR-nya agar kampung adat Gurusina ini bisa secepatanya dibangun kembali sebagai bagian dari kekayaan wisata Indonesia," katanya.
Baca juga: Kerugian akibat terbakarnya kampung adat Gurusina ditaksir Rp5,4 miliar