Melbourne (ANTARA) - Harga minyak menguat pada awal perdagangan Asia pada Rabu, (27/4) pagi, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya setelah bank sentral China mengatakan akan mendukung ekonominya.

Namun kekhawatiran tentang permintaan membebani masa depan, karena pihak berwenang di Beijing berlomba untuk membasmi wabah COVID-19 yang baru muncul dan mencegah penguncian seluruh kota yang melemahkan dan telah menyelimuti Shanghai selama sebulan.

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,11 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi diperdagangkan di 106,10 dolar AS per barel pada pukul 00.19 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 84 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 102,54 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah naik sekitar 3,0 persen di sesi sebelumnya dalam perdagangan yang bergejolak.

Bank sentral China mengatakan pada Selasa (26/4/2022) akan meningkatkan dukungan kebijakan moneter yang hati-hati untuk ekonominya. Setiap stimulus akan meningkatkan permintaan minyak.

Sementara itu, Gazprom Rusia mengatakan kepada PGNiG Polandia akan menghentikan pasokan gas di sepanjang pipa Yamal mulai Rabu pagi, PGNiG mengatakan dalam sebuah pernyataan. Gazprom mengatakan Polandia perlu mulai melakukan pembayaran di bawah skema baru mulai Selasa (26/2/2022).

Baca juga: Minyak anjlok 5 persen usai IMF pangkas prospek pertumbuhan

Berita itu mengirim NYMEX ultra-low-sulfur diesel berjangka naik lebih dari 9,0 persen pada Selasa (26/4/2022) menjadi menetap di 4,47 dolar AS per galon, rekor penutupan.

Baca juga: Minyak turun tipis di sesi Asia

Dalam pasokan, data Pemerintah AS tentang persediaan minyak mentah akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Data industri pada Selasa (26/4/2022) menunjukkan stok minyak mentah dan sulingan AS naik minggu lalu sementara persediaan bensin turun.

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024