Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumba Barat Daya Rihimera A Praing mengatakan penggunaan microchip sangat efektif dalam mencegah pencurian ternak di wilayah itu.
"Saya tidak bisa menjelaskan prosentasi penurunan angka pencurian ternak di Sumba Barat Daya, tetapi sejak microchip di pasang pada ternak pada tahun 2015, praktis laporan mengenai pencurian ternak sangat minim," kata Rihimere Praing kepada Antara melalui jaringan telpon dari Tambolaka, Rabu (29/8).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan efektifitas penggunaan alat microchip pada ternak dan tingkat penurunan pencurian ternak di daerah itu selama beberapa tahun terakhir ini.
Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menggunakan sistem microchip untuk dipasang pada ternak-ternak besar milik masyarakat, guna mencegah kasus pencurian ternak di daerah itu.
Ia mengatakan tekonologi ini mulai dipasang pada ternak-ternak besar milik masyarakat di daerah itu pada tahun 2015. Sampai saat ini, sudah sekitar 4.000 ternak besar di daerah itu yang telah dipasang microchip.
"Jadi sejak dipasang microchip, tingkat pencurian pada ternak yang telah menggunakan teknologi tersebut, tidak ada laporan lagi sampai saat ini. Artinya, pemasangan alat ini jauh lebih aman bagi pemilik ternak.
"Hanya saja, berapa persen penurunan tingkat pencurian ternak di Sumba Barat Daya saya belum dapat memastikan. Tapi, intinya kasus pencurian ternak sudah mulai berkurang," katanya.
Karena itu, pemerintah akan terus mengadakan teknologi ini untuk dipasang pada setiap ternak besar yang baru lahir, karena teknologi yang dipasang dalam kulit ternak ini bisa bertahan selama 25 tahun.
Baca juga: Microchip dapat mengendalikan lalu lintas ternak
Baca juga: Daerah penghasil ternak besar sebaiknya gunakan microchip
"Saya tidak bisa menjelaskan prosentasi penurunan angka pencurian ternak di Sumba Barat Daya, tetapi sejak microchip di pasang pada ternak pada tahun 2015, praktis laporan mengenai pencurian ternak sangat minim," kata Rihimere Praing kepada Antara melalui jaringan telpon dari Tambolaka, Rabu (29/8).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan efektifitas penggunaan alat microchip pada ternak dan tingkat penurunan pencurian ternak di daerah itu selama beberapa tahun terakhir ini.
Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menggunakan sistem microchip untuk dipasang pada ternak-ternak besar milik masyarakat, guna mencegah kasus pencurian ternak di daerah itu.
Ia mengatakan tekonologi ini mulai dipasang pada ternak-ternak besar milik masyarakat di daerah itu pada tahun 2015. Sampai saat ini, sudah sekitar 4.000 ternak besar di daerah itu yang telah dipasang microchip.
"Jadi sejak dipasang microchip, tingkat pencurian pada ternak yang telah menggunakan teknologi tersebut, tidak ada laporan lagi sampai saat ini. Artinya, pemasangan alat ini jauh lebih aman bagi pemilik ternak.
"Hanya saja, berapa persen penurunan tingkat pencurian ternak di Sumba Barat Daya saya belum dapat memastikan. Tapi, intinya kasus pencurian ternak sudah mulai berkurang," katanya.
Karena itu, pemerintah akan terus mengadakan teknologi ini untuk dipasang pada setiap ternak besar yang baru lahir, karena teknologi yang dipasang dalam kulit ternak ini bisa bertahan selama 25 tahun.
Baca juga: Microchip dapat mengendalikan lalu lintas ternak
Baca juga: Daerah penghasil ternak besar sebaiknya gunakan microchip