Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat mengeluarkan instruksi bernomor 01/Disnak/2022 yang melarang masuknya berbagai hewan ternak serta produk turunannya, seperti daging, susu, semen dan kulit, ke wilayah itu.
Instruksi gubernur yang diterima di Kupang, Sabtu, (14/5) pagi itu ditujukan kepada seluruh kepala daerah di NTT, serta kepala balai karantina, Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan Kupang, kepala otoritas bandar udara di wilayah NTT serta Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende.
Dalam instruksi tersebut, Gubernur NTT meminta seluruh kepala daerah dan pihak terkait untuk melarang sementara masuknya ternak dan produk asalnya dari daerah-daerah tertular, seperti Jawa Timur, Aceh dan daerah lain di Indonesia yang sudah tertular PMK.
"Khusus untuk bupati/wali kota harap tingkatkan kewaspadaan terhadap setiap tanda klinis pada ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan babi yang mengarah ke penyakit PMK," katanya.
Ia menjelaskan beberapa tanda yang menunjukkan hewan ternak itu terpapar PMK, yakni suhu tubuh di atas 41 derajat Celecius, adanya luka atau lepuh berisi cairan bening, seperti sariawan pada lidah sebelah atas.
Kemudian juga luka di bibir bagian dalam dan gusi, nafsu makan menurun drastis, hipersalivasi, luka pada kuku yang mengakibatkan kuku terlepas, sehingga menyebabkan pincang dan ternak susah berdiri.
Ia mengatakan bahwa proses pengawasan harus melibatkan petugas dari masing-masing pusat kesehatan hewan untuk memonitor dan melaporkan hasil melalui integrated system kesehatan hewan nasional serta menyampaikan laporan.
Disamping itu juga membentuk satgas gugus pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah kerja masing-masing dengan melibatkan pihak terkait yang bertugas secara rutin melakukan pengawasan pada pintu-pintu masuk darat dan laut di wilayah NTT.
Sementara itu Kepala Karantina Hewan NTT Yulius Umbu H mengatakan bahwa sejauh ini sambil menunggu instruksi gubernur, petugas karantina bersama dinas peternakan memantau di daratan Pulau Timor.
"Minggu lalu kami sudah lakukan pemantauan di daratan Timor. Untuk sidak ke mall-mall akan kami koordinasikan lagi," ujar dia.
Baca juga: Sikka siapkan strategi antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku ternak
Baca juga: Ancaman PMK, Pemkab Ende perketat pengawasan ternak
Instruksi gubernur yang diterima di Kupang, Sabtu, (14/5) pagi itu ditujukan kepada seluruh kepala daerah di NTT, serta kepala balai karantina, Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan Kupang, kepala otoritas bandar udara di wilayah NTT serta Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende.
Dalam instruksi tersebut, Gubernur NTT meminta seluruh kepala daerah dan pihak terkait untuk melarang sementara masuknya ternak dan produk asalnya dari daerah-daerah tertular, seperti Jawa Timur, Aceh dan daerah lain di Indonesia yang sudah tertular PMK.
"Khusus untuk bupati/wali kota harap tingkatkan kewaspadaan terhadap setiap tanda klinis pada ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan babi yang mengarah ke penyakit PMK," katanya.
Ia menjelaskan beberapa tanda yang menunjukkan hewan ternak itu terpapar PMK, yakni suhu tubuh di atas 41 derajat Celecius, adanya luka atau lepuh berisi cairan bening, seperti sariawan pada lidah sebelah atas.
Kemudian juga luka di bibir bagian dalam dan gusi, nafsu makan menurun drastis, hipersalivasi, luka pada kuku yang mengakibatkan kuku terlepas, sehingga menyebabkan pincang dan ternak susah berdiri.
Ia mengatakan bahwa proses pengawasan harus melibatkan petugas dari masing-masing pusat kesehatan hewan untuk memonitor dan melaporkan hasil melalui integrated system kesehatan hewan nasional serta menyampaikan laporan.
Disamping itu juga membentuk satgas gugus pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah kerja masing-masing dengan melibatkan pihak terkait yang bertugas secara rutin melakukan pengawasan pada pintu-pintu masuk darat dan laut di wilayah NTT.
Sementara itu Kepala Karantina Hewan NTT Yulius Umbu H mengatakan bahwa sejauh ini sambil menunggu instruksi gubernur, petugas karantina bersama dinas peternakan memantau di daratan Pulau Timor.
"Minggu lalu kami sudah lakukan pemantauan di daratan Timor. Untuk sidak ke mall-mall akan kami koordinasikan lagi," ujar dia.
Baca juga: Sikka siapkan strategi antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku ternak
Baca juga: Ancaman PMK, Pemkab Ende perketat pengawasan ternak