Kupang (AntaraNews NTT) - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wae Mbeliling Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Hubertus Lendo, mengemukakan pihaknya mulai mengoptimalkan pemanfaatan instalasi pengelolaan air (IPA) Waemese dengan kapasitas produksi 40 liter/detik.
"Optimalisasi ini kami lakukan dengan pemanfaatan kapasitas lebih dan pengoperasian unit layanan selama 1x24 jam," kata Hubertus Lendo ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (5/9).
Ia mengemukakan terkait upaya mengatasi kesulitan akses air bersih masyarakat di Kota Labuan Bajo yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata unggulan yang memiliki Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, salah satu upaya adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan IPA Waemese dengan kapasitas air terpasang sebesar 40 liter/detik.
"Unit sistem IPA Waemese ini juga sudah kami operasikan 1x24 jam sudah hampir dua bulan terkahir ini," katanya.
Hubertus menjelaskan, melalui IPA Waemes, air baku diproses menjadi air bersih sebelum untuk pemukiman warga maupun lokasi perhotelan dan restoran yang tersebar di zona yang sudah dibagi menjadi tiga.
Baca juga: PDAM Labuan Bajo segera kelola kapal air
Baca juga: Pemerintah bangun dua penampung air di Labuan Bajo
Pembangunan reservoir baja berkapasitas 150 meter kubik serta rumah pompa air di Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, diharapkan sudah berfungsi pada akhir September 2018. (ANTARA Foto/dok PDAM Wae Mbeliling Labuan Bajo).
Ia mengatakan, proses penyaluran air dilakukan melalui reservoir Marombok yang tersedia dengan kapasitas 200 meter kubik.
"Dari Marombok kemudian dialirkan ke reservoir di wilayah pelayanan baik rumah-rumah warga maupun lokasi perhotelan yang dominan di zona tiga seperti di Hotel Jayakarta, Hotel Luwangsa, rumah makan dan lainnya," katanya.
Ia menambahkan, saat ini pasokan kebutuhan air untuk kebutuhan masyarakat di Labuan Bajo mengandalkan sejumlah sumber mata air seperti Wae Mowol kapasitas terpasang 15 liter/detik, Wae Moto dengan terpasang 10/detik.
Selain itu, Wae Kaca kapasitas terpasang 6 liter/detik dan Wae Mbaru dengan kapasitas terpasang 8 liter/detik. "Ini merupakan sumber-sumber mata air terjauh dari pusat Kota Labuan Bajo yang sudah dibangun sehingga sekarang kami fokus mengoptimalkan pemanfaatannya," katanya.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dulla (kanan) bersama Direktur PDAM Wae Mbeliling Labuan Bajo Hubertus Lendo sedang memeriksa instalasi air bersih di kota wisata itu. (ANTARA Foto/istimewa)
"Optimalisasi ini kami lakukan dengan pemanfaatan kapasitas lebih dan pengoperasian unit layanan selama 1x24 jam," kata Hubertus Lendo ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (5/9).
Ia mengemukakan terkait upaya mengatasi kesulitan akses air bersih masyarakat di Kota Labuan Bajo yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata unggulan yang memiliki Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, salah satu upaya adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan IPA Waemese dengan kapasitas air terpasang sebesar 40 liter/detik.
"Unit sistem IPA Waemese ini juga sudah kami operasikan 1x24 jam sudah hampir dua bulan terkahir ini," katanya.
Hubertus menjelaskan, melalui IPA Waemes, air baku diproses menjadi air bersih sebelum untuk pemukiman warga maupun lokasi perhotelan dan restoran yang tersebar di zona yang sudah dibagi menjadi tiga.
Baca juga: PDAM Labuan Bajo segera kelola kapal air
Baca juga: Pemerintah bangun dua penampung air di Labuan Bajo
"Dari Marombok kemudian dialirkan ke reservoir di wilayah pelayanan baik rumah-rumah warga maupun lokasi perhotelan yang dominan di zona tiga seperti di Hotel Jayakarta, Hotel Luwangsa, rumah makan dan lainnya," katanya.
Ia menambahkan, saat ini pasokan kebutuhan air untuk kebutuhan masyarakat di Labuan Bajo mengandalkan sejumlah sumber mata air seperti Wae Mowol kapasitas terpasang 15 liter/detik, Wae Moto dengan terpasang 10/detik.
Selain itu, Wae Kaca kapasitas terpasang 6 liter/detik dan Wae Mbaru dengan kapasitas terpasang 8 liter/detik. "Ini merupakan sumber-sumber mata air terjauh dari pusat Kota Labuan Bajo yang sudah dibangun sehingga sekarang kami fokus mengoptimalkan pemanfaatannya," katanya.