Kupang (AntaraNews NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat berjanji dalam masa kepemimpinan bersama wakilnya Josef Nae Soi akan mengembangkan tanaman kelor menjadi sumber pendapatan atau devisa baru di daerah itu.
"Marungga (kelor, red) akan dikembangkan menjadi sumber devisa baru bagi Nusa Tenggara Timur," kata Viktor Bungtilu Lasikodat dalam pidato pertamanya pada sidang paripurna istimewa DPRD Provinsi NTT di Kupang, Senin (10/9).
Menurutnya, kelor menjadi pohon masa depan yang diandalkan untuk mengatasi kekurangan gizi dan "stunting" yang mencemaskan.
Ia mengatakan, tumbuhan kelor di NTT termasuk yang terbaik di dunia sehingga bisa membuatnya menjadi "emas hijau" yang akan bernilai ekonomi tinggi.
"Kalau di Eropa, di Jepang, dikenal dengan revolusi putih minum susu putih, NTT ingin memperkenalkan kepada dunia revolusi hijau lewat marungga," katanya.
Baca juga: NTT arahkan perdagangan ke Pasifik
Baca juga: Artikel - Menunggu hasil kerja pemimpin baru NTT
Untuk itu, Gubernur Viktor mengajak masyarakat di daerah itu mulai saat ini menanam kelor secara massal sebagai tanaman produksi.
Ia menambahkan, pembangunan NTT lima tahun ke depan akan difokuskan pada lima misi di antaranya pembangunan pariwisata, kesejahteraan rakyat, sumber daya manusia, infrastruktur, dan reformasi birokrasi.
Acara sidang paripurna istimewa itu dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat dari Jakarta di antaranya Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akbar Tanjung, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Gories Mere, Ketua Komisi II DPR RI Zainudin Amali, Ketua Komisi V DPR RI Fahry Djemi Francis, anggota DPR RI Herman Hery, dan anggota DPD RI Ibrahim Meda.
Selain itu, Gubernur Sulawesi Tenggara terpilih Ali Mazi, mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, konsulat dari Timor Leste, jajaran unsur Forkopimda NTT, para bupati/wakil bupati, pimpinan DPRD kabupaten/kota se-NTT, para pengusaha nasional dan lokal, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan setempat.
Baca juga: Gubernur NTT akan optimalkan produksi pertanian dan peternakan
"Marungga (kelor, red) akan dikembangkan menjadi sumber devisa baru bagi Nusa Tenggara Timur," kata Viktor Bungtilu Lasikodat dalam pidato pertamanya pada sidang paripurna istimewa DPRD Provinsi NTT di Kupang, Senin (10/9).
Menurutnya, kelor menjadi pohon masa depan yang diandalkan untuk mengatasi kekurangan gizi dan "stunting" yang mencemaskan.
Ia mengatakan, tumbuhan kelor di NTT termasuk yang terbaik di dunia sehingga bisa membuatnya menjadi "emas hijau" yang akan bernilai ekonomi tinggi.
"Kalau di Eropa, di Jepang, dikenal dengan revolusi putih minum susu putih, NTT ingin memperkenalkan kepada dunia revolusi hijau lewat marungga," katanya.
Baca juga: NTT arahkan perdagangan ke Pasifik
Baca juga: Artikel - Menunggu hasil kerja pemimpin baru NTT
Untuk itu, Gubernur Viktor mengajak masyarakat di daerah itu mulai saat ini menanam kelor secara massal sebagai tanaman produksi.
Ia menambahkan, pembangunan NTT lima tahun ke depan akan difokuskan pada lima misi di antaranya pembangunan pariwisata, kesejahteraan rakyat, sumber daya manusia, infrastruktur, dan reformasi birokrasi.
Acara sidang paripurna istimewa itu dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat dari Jakarta di antaranya Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akbar Tanjung, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Gories Mere, Ketua Komisi II DPR RI Zainudin Amali, Ketua Komisi V DPR RI Fahry Djemi Francis, anggota DPR RI Herman Hery, dan anggota DPD RI Ibrahim Meda.
Selain itu, Gubernur Sulawesi Tenggara terpilih Ali Mazi, mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, konsulat dari Timor Leste, jajaran unsur Forkopimda NTT, para bupati/wakil bupati, pimpinan DPRD kabupaten/kota se-NTT, para pengusaha nasional dan lokal, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan setempat.
Baca juga: Gubernur NTT akan optimalkan produksi pertanian dan peternakan