Makassar (ANTARA) - Tim SAR gabungan telah mendeteksi penyebaran lokasi para korban kecelakaan laut Kapal Motor (KM) Ladang Pertiwi 2 di Selat Makassar dan membagi tugas menjadi empat sektor pada hari kedelapan operasi SAR, Sabtu.
Pembagian tugas menjadi empat sektor itu guna memaksimalkan pencarian 15 korban yang masih dinyatakan hilang setelah tenggelamnya kapal kayu tersebut pada 26 Mei 2022.
"Pencarian kita akan melebar. Kita bagi empat sektor. Hasil rapat yang kami laksanakan, sektor satu disapu (disisir) oleh teman-teman dari TNI AL dengan KRI Sulupari," ujar Kepala Seksi Operasi Basarnas Sulsel, Muhammad Rizal di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, (4/6/2022).
Sedangkan untuk sektor dua, kata dia, disisir oleh kapal laut tim personel Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) RI. Kemudian di sektor tiga, lebih dekat dari lokasi kejadian kapal (LKK), disisir tim personel Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dengan Kapal Negara (KN) Kuda Laut.
Selanjutnya, pada sektor empat, tim Basarnas bersama potensi SAR menyisir di sekitar perairan Pulau Pamantauang, wilayah sebelah barat pulau setempat oleh KN SAR Kamajaya.
"Jadi empat sektor ini dibagi, pencarian juga kami perluas. Luas sektor masing-masing 11 nautical mil dikali 45 nautical mil, jadi agak luas pencarian. Kami berharap usaha maksimal yang kami lakukan bisa berhasil," ucap Rizal.
Baca juga: Dua nelayan NTT yang selamat jalani pemeriksaan kesehatan di Kota Darwin
Baca juga: Kapal tenggelam di Tunisia, 12 orang tewas 10 hilang
Suasana pencarian korban KM Ladang Pertiwi 2 oleh tim Basarnas yang masih dinyatakan hilang setelah tenggelam di perairan Selat Makassar. ANTARA/HO/Basarnas Sulsel
Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Zona Tengah Bakamla RI, Kolonel Bakamla Tio Togap Pasaribu mengatakan telah mengerahkan dua kapal yakni KN Singa Laut dan KN Kuda Laut untuk membantu pencarian para korban.
"Sementara ini, KN Kuda Laut sudah tiba, dan akan melaksanakan pencarian di sektor tiga. Nantinya kita libatkan metode pola pencarian itu, karena sebagai 'leading' sektornya adalah Basarnas, jadi diharapkan sesuai dengan SOP-nya dan kita menyesuaikan," papar dia.
Ia pun telah menyampaikan kepada komandan KN masing-masing agar melihat secara seksama, serta ciri khas lokasi penyebaran para korban tersebut.
"Kalau kita lihat arus laut, dan tadi sudah berkoordinasi dengan Basarnas, kemungkinan dia (para korban) berputar-putar, karena relatif (arusnya) memutar. Tadi, ada bagian di aplikasi SAR Map, jadi mengecil, membesar. Habis itu ke selatan, ke utara lagi, dari situ saja mutar," ungkap Kolonel Tio.
Meski demikian, Perwira Tinggi TNI AL itu mengatakan keputusan Basarnas tentang pembagian tugas tetap menjadi konsentrasi tim di lapangan, mengingat area sektor yang diberikan berada di sekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut.
Hingga saat ini ada 4 SRU (Search Rescue Unit) melakukan pencarian di beberapa titik lokasi yang dibagi menjadi empat sektor dan terus diperluas. Personel gabungan terlibat dalam operasi SAR tercatat mencapai 806 orang dengan jumlah alutsista sebanyak 35 unit dari Polri, TNI AL dan TNI AU serta Basarnas.
Perkembangan terbaru, satu jenazah kembali ditemukan Jumat (3/6), namun masih dalam proses identifikasi. Sehingga data sementara jumlah korban meninggal dunia empat orang, masih dalam pencarian sebanyak 15 orang, selamat 31 orang dari total penumpang kapal tersebut 50 orang.
Pembagian tugas menjadi empat sektor itu guna memaksimalkan pencarian 15 korban yang masih dinyatakan hilang setelah tenggelamnya kapal kayu tersebut pada 26 Mei 2022.
"Pencarian kita akan melebar. Kita bagi empat sektor. Hasil rapat yang kami laksanakan, sektor satu disapu (disisir) oleh teman-teman dari TNI AL dengan KRI Sulupari," ujar Kepala Seksi Operasi Basarnas Sulsel, Muhammad Rizal di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, (4/6/2022).
Sedangkan untuk sektor dua, kata dia, disisir oleh kapal laut tim personel Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) RI. Kemudian di sektor tiga, lebih dekat dari lokasi kejadian kapal (LKK), disisir tim personel Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dengan Kapal Negara (KN) Kuda Laut.
Selanjutnya, pada sektor empat, tim Basarnas bersama potensi SAR menyisir di sekitar perairan Pulau Pamantauang, wilayah sebelah barat pulau setempat oleh KN SAR Kamajaya.
"Jadi empat sektor ini dibagi, pencarian juga kami perluas. Luas sektor masing-masing 11 nautical mil dikali 45 nautical mil, jadi agak luas pencarian. Kami berharap usaha maksimal yang kami lakukan bisa berhasil," ucap Rizal.
Baca juga: Dua nelayan NTT yang selamat jalani pemeriksaan kesehatan di Kota Darwin
Baca juga: Kapal tenggelam di Tunisia, 12 orang tewas 10 hilang
Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Zona Tengah Bakamla RI, Kolonel Bakamla Tio Togap Pasaribu mengatakan telah mengerahkan dua kapal yakni KN Singa Laut dan KN Kuda Laut untuk membantu pencarian para korban.
"Sementara ini, KN Kuda Laut sudah tiba, dan akan melaksanakan pencarian di sektor tiga. Nantinya kita libatkan metode pola pencarian itu, karena sebagai 'leading' sektornya adalah Basarnas, jadi diharapkan sesuai dengan SOP-nya dan kita menyesuaikan," papar dia.
Ia pun telah menyampaikan kepada komandan KN masing-masing agar melihat secara seksama, serta ciri khas lokasi penyebaran para korban tersebut.
"Kalau kita lihat arus laut, dan tadi sudah berkoordinasi dengan Basarnas, kemungkinan dia (para korban) berputar-putar, karena relatif (arusnya) memutar. Tadi, ada bagian di aplikasi SAR Map, jadi mengecil, membesar. Habis itu ke selatan, ke utara lagi, dari situ saja mutar," ungkap Kolonel Tio.
Meski demikian, Perwira Tinggi TNI AL itu mengatakan keputusan Basarnas tentang pembagian tugas tetap menjadi konsentrasi tim di lapangan, mengingat area sektor yang diberikan berada di sekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut.
Hingga saat ini ada 4 SRU (Search Rescue Unit) melakukan pencarian di beberapa titik lokasi yang dibagi menjadi empat sektor dan terus diperluas. Personel gabungan terlibat dalam operasi SAR tercatat mencapai 806 orang dengan jumlah alutsista sebanyak 35 unit dari Polri, TNI AL dan TNI AU serta Basarnas.
Perkembangan terbaru, satu jenazah kembali ditemukan Jumat (3/6), namun masih dalam proses identifikasi. Sehingga data sementara jumlah korban meninggal dunia empat orang, masih dalam pencarian sebanyak 15 orang, selamat 31 orang dari total penumpang kapal tersebut 50 orang.