Kupang (ANTARA) - Pembangunan Bendungan Temef untuk paket satu di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dikerjakan BUMN PT Waskita Karya (Persero) sudah mencapai 88,20 persen.
"Berdasarkan laporan terakhir yakni pada 3 Juni lalu capaian atau progres pembangunannya sudah 88,24 persen," kata Kepala Teknik Waskita Karya Agasi Yudho di Kupang, NTT, Jumat, (10/6/2022).
Bendungan Temef merupakan bendungan yang dibangun oleh pemerintah pusat untuk mengatasi masalah kekeringan di wilayah tersebut. Temef juga merupakan satu dari tujuh bendungan yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo di NTT.
Ia mengatakan perkembangan pencapaian pembangunan bendungan tersebut lebih cepat dari rencana target sebelumnya sebesar 84,7 persen.
Dari paket satu yang dibangun dan sudah mencapai 88,20 persen itu yang sudah selesai dibangun adalah saluran pengelak, dan timbunan cofferdam atau bagian pengelaknya.
Sementara yang masih dikerjakan adalah timbunan inti bendungan, timbunan random klastik, timbunan random koralin, pemasangan rip rap, menara intake, dan persiapan untuk erection jembatan menara intake.
"Pekerjaan tersebut kita targetkan selesai pada awal Agustus lebih awal dari target semula Desember 2022," tambah dia.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh para pekerja saat pembangunan adalah lebih ke stok tanah timbunan inti. Karena saat ini mulai menipis.
"Selama stok material ada Insya Allah pekerjaan bisa berjalan lancar," katanya.
Baca juga: Pemerintah akan membangun bendungan dan embung di Sumba Tengah pada 2023
Saat ini untuk paket dua yang dikerjakan oleh BUMN Nindya Karya juga sudah selesai dan pihaknya melanjutkan untuk paket tiga.
Sementara untuk paket empat, Yudho mengatakan Waskita salah satu peserta untuk paket empat yang sedang ditenderkan, saat ini masih dalam proses evaluasi. "Memenangkan paket lanjutan ini jelas target utama perusahaan saat ini," katanya.
Baca juga: Bupati Kupang tegaskan pembangunan bendung manikin tetap dilanjutkan
Bendungan Temef berpanjang 550 meter dengan tinggi 55 meter dan menempati lahan seluas 45 hektare untuk mampu menampung air hingga 45 juta meter kubik. Pembangunan Bendungan Temef ini diperkirakan memakan biaya sebesar Rp1,4 triliun dan direncanakan selesai pada 2023.
"Berdasarkan laporan terakhir yakni pada 3 Juni lalu capaian atau progres pembangunannya sudah 88,24 persen," kata Kepala Teknik Waskita Karya Agasi Yudho di Kupang, NTT, Jumat, (10/6/2022).
Bendungan Temef merupakan bendungan yang dibangun oleh pemerintah pusat untuk mengatasi masalah kekeringan di wilayah tersebut. Temef juga merupakan satu dari tujuh bendungan yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo di NTT.
Ia mengatakan perkembangan pencapaian pembangunan bendungan tersebut lebih cepat dari rencana target sebelumnya sebesar 84,7 persen.
Dari paket satu yang dibangun dan sudah mencapai 88,20 persen itu yang sudah selesai dibangun adalah saluran pengelak, dan timbunan cofferdam atau bagian pengelaknya.
Sementara yang masih dikerjakan adalah timbunan inti bendungan, timbunan random klastik, timbunan random koralin, pemasangan rip rap, menara intake, dan persiapan untuk erection jembatan menara intake.
"Pekerjaan tersebut kita targetkan selesai pada awal Agustus lebih awal dari target semula Desember 2022," tambah dia.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh para pekerja saat pembangunan adalah lebih ke stok tanah timbunan inti. Karena saat ini mulai menipis.
"Selama stok material ada Insya Allah pekerjaan bisa berjalan lancar," katanya.
Baca juga: Pemerintah akan membangun bendungan dan embung di Sumba Tengah pada 2023
Saat ini untuk paket dua yang dikerjakan oleh BUMN Nindya Karya juga sudah selesai dan pihaknya melanjutkan untuk paket tiga.
Sementara untuk paket empat, Yudho mengatakan Waskita salah satu peserta untuk paket empat yang sedang ditenderkan, saat ini masih dalam proses evaluasi. "Memenangkan paket lanjutan ini jelas target utama perusahaan saat ini," katanya.
Baca juga: Bupati Kupang tegaskan pembangunan bendung manikin tetap dilanjutkan
Bendungan Temef berpanjang 550 meter dengan tinggi 55 meter dan menempati lahan seluas 45 hektare untuk mampu menampung air hingga 45 juta meter kubik. Pembangunan Bendungan Temef ini diperkirakan memakan biaya sebesar Rp1,4 triliun dan direncanakan selesai pada 2023.