Pontianak (ANTARA) - Ketua Asosiasi Agen Perjalanan atau Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Kalimantan Barat Ifan Ronaldo Barus menilai bahwa kenaikan harga tiket pesawat yang signifikan menjadi tantangan baru dalam pengembangan industri pariwisata.
"Baru - baru ini, tiket pesawat baik untuk rute domestik maupun mancanegara mengalami kenaikan signifikan capai 70 persen. Nah itu menjadi tantangan baru dalam dunia wisata yang perlu menjadi perhatian bersama. Dulu ke Singapura Rp700 ribuan cukup dan kini saja di atas Rp1 juta," ujarnya di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin.
Ia menjelaskan pandemi COVID-19 yang melanda dalam dua tahun terakhir ini sudah melandai. Kemudian hal itu membuat pelonggaran aktivitas masyarakat termasuk dalam berwisata. Sejak akhir 2021 aktivitas baru mulai bergerak dan puncaknya saat Idul Fitri 1443 H di mana pergerakan orang meningkat.
"Industri pariwisata sebenarnya mulai bangkit dan menuju pulih serta normal. Hanya saja harga tiket naik. Pengaruhnya tentu sangat besar dan bisa menahan orang untuk berwisata. Yang berwisata atau berpergian tentu yang bersifat minat khusus atau keperluan yang penting," kata dia.
Dengan kondisi tersebut, menurutnya, perlu upaya yang keras dari pelaku industri pariwisata di Kalbar, terutama dalam promosi destinasi wisata melalui paket - paket wisata yang mampu mendatangkan wisatawan ke Kalbar.
"Promosi memang harus gencar. Kalbar ini potensi sangat besar namun perlu usaha keras dalam promosi. Wisata minat khusus di Kalbar menarik untuk digarap," jelas dia.
Baca juga: Walhi Kalbar desak dugaan penembakan warga diusut secara tuntas
Baca juga: Asita NTT optimis pelonggaran perjalanan percepat pemulihan sektor pariwisata
"Baru - baru ini, tiket pesawat baik untuk rute domestik maupun mancanegara mengalami kenaikan signifikan capai 70 persen. Nah itu menjadi tantangan baru dalam dunia wisata yang perlu menjadi perhatian bersama. Dulu ke Singapura Rp700 ribuan cukup dan kini saja di atas Rp1 juta," ujarnya di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin.
Ia menjelaskan pandemi COVID-19 yang melanda dalam dua tahun terakhir ini sudah melandai. Kemudian hal itu membuat pelonggaran aktivitas masyarakat termasuk dalam berwisata. Sejak akhir 2021 aktivitas baru mulai bergerak dan puncaknya saat Idul Fitri 1443 H di mana pergerakan orang meningkat.
"Industri pariwisata sebenarnya mulai bangkit dan menuju pulih serta normal. Hanya saja harga tiket naik. Pengaruhnya tentu sangat besar dan bisa menahan orang untuk berwisata. Yang berwisata atau berpergian tentu yang bersifat minat khusus atau keperluan yang penting," kata dia.
Dengan kondisi tersebut, menurutnya, perlu upaya yang keras dari pelaku industri pariwisata di Kalbar, terutama dalam promosi destinasi wisata melalui paket - paket wisata yang mampu mendatangkan wisatawan ke Kalbar.
"Promosi memang harus gencar. Kalbar ini potensi sangat besar namun perlu usaha keras dalam promosi. Wisata minat khusus di Kalbar menarik untuk digarap," jelas dia.
Baca juga: Walhi Kalbar desak dugaan penembakan warga diusut secara tuntas
Baca juga: Asita NTT optimis pelonggaran perjalanan percepat pemulihan sektor pariwisata