Kupang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur terus melakukan upaya penguatan pendidikan membaca dan menulis dan numerasi atau kemampuan mengaplikasi berbagai konsep bagi para siswa SD hingga SLTP yang sempat mengalami penurun selama pandemi COVID-19 berlangsung.
"Selama dua tahun pandemi COVID-19 memiliki dampak pada pembangunan sektor pendidikan terutama pada pendidikan literasi dan numerasi para siswa karena kegiatan pendidikan yang dilakukan selama pandemi COVID-19 tidak terlalu optimal," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Venantius Minggu dalam kegiatan forum diskusi dan pameran virtual kemitraan untuk pembelajaran dilakukan INOVASI yang dipantau secara daring di Kupang, Jumat, (17/6/2022).
Ia menjelaskan, penguatan budaya literasi terus dilakukan di daerah itu sehingga proses pendidikan bagi siswa menjadi lebih memadai.
Menurut dia siswa SD-SLTP mengalami kesulitan dalam membaca termasuk mengenal suku kata maupun huruf.
"Pandemi COVID-19 menyebabkan para siswa di Nagekeo mengalami kehilangan pembelajaran yang sangat luar biasa,"tegasnya.
Sehingga menurut dia, Pemerintah Kabupaten Nagekeo bersama lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) mengirim sejumlah guru untuk belajar tentang pendidikan literasi dan numerasi dan penguatan pendidikan karakter siswa di Sumba Barat sehingga bisa membantu para siswa di Kabupaten Nagekeo yang sempat tertinggal dalam pendidikan.
"Kami bersyukur melalui INOVASI bisa membantu Pemerintah Nagekeo dalam mengatasi persoalan pendidikan literasi dan numerasi termasuk penguatan karakter bagi siswa yang mulai ada hasil positif ," kata Venantius Minggu.
Dia mengatakan setelah enam bulan pendampingan yang dilakukan lembaga INOVASI maka para siswa SD kelas III-VI sudah memiliki kompetensi yang mulai memadai terutama numerasi, literasi dan pendidikan karakter.
Ia mengatakan khusus untuk pendidikan karakter bagi siswa dilakukan di 10 PAUD dan 10 SD di Kecamatan Boawae yang siswanya kesulitan dalam berbahasa Indonesia secara baik,pada kelas awal.
"Pemerintah Nagekeo memiliki 50 orang fasilitator daerah yang bertugas melakukan pendampingan pada siswa dalam program pendidikan yang dilakukan bersama INOVASI," kata Venantius Minggu.
Sementara itu Terise, perwakilan dari Yayasan Sulinama yang turut mengembangkan metode pendidikan yang dilakukan merupakan pendidikan dasar berkelanjutan dilakukan di Kabupaten Nagekeo dan Sumba Timur.
"Program pendidikan berkelanjutan yang dilakukan di dua daerah itu difokuskan pada penguatan baca tulis berbasis bahasa ibu untuk siswa kelas awal," kata Terise.
Menurut dia program yang dilakukan Yayasan Sulinama di Kabupaten Nagekeo dilakukan di Kecamatan Nagekeo tersebar di 10 PAUD dan penguatan literasi bahasa ibu di 10 SD di Kecamatan Boawae.
Baca juga: PLN bantu 40 laptop dan internet untuk empat sekolah di Pulau Sumba
Baca juga: Metode meningkatkan minat baca anak
"Selama dua tahun pandemi COVID-19 memiliki dampak pada pembangunan sektor pendidikan terutama pada pendidikan literasi dan numerasi para siswa karena kegiatan pendidikan yang dilakukan selama pandemi COVID-19 tidak terlalu optimal," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Venantius Minggu dalam kegiatan forum diskusi dan pameran virtual kemitraan untuk pembelajaran dilakukan INOVASI yang dipantau secara daring di Kupang, Jumat, (17/6/2022).
Ia menjelaskan, penguatan budaya literasi terus dilakukan di daerah itu sehingga proses pendidikan bagi siswa menjadi lebih memadai.
Menurut dia siswa SD-SLTP mengalami kesulitan dalam membaca termasuk mengenal suku kata maupun huruf.
"Pandemi COVID-19 menyebabkan para siswa di Nagekeo mengalami kehilangan pembelajaran yang sangat luar biasa,"tegasnya.
Sehingga menurut dia, Pemerintah Kabupaten Nagekeo bersama lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) mengirim sejumlah guru untuk belajar tentang pendidikan literasi dan numerasi dan penguatan pendidikan karakter siswa di Sumba Barat sehingga bisa membantu para siswa di Kabupaten Nagekeo yang sempat tertinggal dalam pendidikan.
"Kami bersyukur melalui INOVASI bisa membantu Pemerintah Nagekeo dalam mengatasi persoalan pendidikan literasi dan numerasi termasuk penguatan karakter bagi siswa yang mulai ada hasil positif ," kata Venantius Minggu.
Dia mengatakan setelah enam bulan pendampingan yang dilakukan lembaga INOVASI maka para siswa SD kelas III-VI sudah memiliki kompetensi yang mulai memadai terutama numerasi, literasi dan pendidikan karakter.
Ia mengatakan khusus untuk pendidikan karakter bagi siswa dilakukan di 10 PAUD dan 10 SD di Kecamatan Boawae yang siswanya kesulitan dalam berbahasa Indonesia secara baik,pada kelas awal.
"Pemerintah Nagekeo memiliki 50 orang fasilitator daerah yang bertugas melakukan pendampingan pada siswa dalam program pendidikan yang dilakukan bersama INOVASI," kata Venantius Minggu.
Sementara itu Terise, perwakilan dari Yayasan Sulinama yang turut mengembangkan metode pendidikan yang dilakukan merupakan pendidikan dasar berkelanjutan dilakukan di Kabupaten Nagekeo dan Sumba Timur.
"Program pendidikan berkelanjutan yang dilakukan di dua daerah itu difokuskan pada penguatan baca tulis berbasis bahasa ibu untuk siswa kelas awal," kata Terise.
Menurut dia program yang dilakukan Yayasan Sulinama di Kabupaten Nagekeo dilakukan di Kecamatan Nagekeo tersebar di 10 PAUD dan penguatan literasi bahasa ibu di 10 SD di Kecamatan Boawae.
Baca juga: PLN bantu 40 laptop dan internet untuk empat sekolah di Pulau Sumba
Baca juga: Metode meningkatkan minat baca anak