Seoul (ANTARA) - Korea Utara sudah berada di jalur yang tepat untuk meredakan krisis akibat wabah pertama COVID-19, kantor berita pemerintah KCNA melaporkan, Senin, (18/7/2022).
Laporan itu muncul ketika negara-negara tetangganya di Asia berjuang melawan gelombang baru COVID-10 yang dipicu subvarian-subvarian Omicron.
Korut mengatakan 99,98 persen dari 4,77 juta pasien yang mengalami demam sejak akhir April telah sembuh. Kurangnya pengujian membuat negara itu tidak merilis jumlah kasus yang terbukti positif.
"Tindakan anti pandemi meningkat hingga akhirnya benar-benar meredakan krisis," kata KCNA, seraya menambahkan bahwa Korut telah melaporkan 310 kasus baru dengan gejala demam.
"Berdasarkan tren saat ini, Korut bisa mengumumkan dalam waktu kurang dari satu bulan bahwa krisis COVID-nya telah berakhir dan bahwa hal itu dapat menjadi awal kelanjutan perdagangan lintas batas," kata Cheong Seong-chang, direktur pusat kajian Korea Utara Institut Sejong di Korea Selatan.
Para analis mengatakan pemerintah otoriter Korut telah memanfaatkan pandemi untuk memperketat pengendalian sosial yang sebelumnya sudah diterapkan dengan tegas.
China melaporkan 691 kasus baru pada Sabtu dan kasus penularan lokal mencapai puncaknya sejak 23 Mei.
Di Korsel, kasus harian COVID melonjak pada Selasa hingga menembus angka 400.000 untuk pertama kali dalam dua bulan terakhir.
Ratusan ribu kasus baru diprediksi akan muncul dalam beberapa pekan ke depan.
Jepang juga memperingatkan bahwa gelombang baru COVID tampaknya akan menyebar dengan cepat, ketika Perdana Menteri Fumio Kishida mendesak warganya untuk lebih waspada menjelang liburan musim panas sekolah.
Tokyo melaporkan 16.878 kasus baru pada Rabu, tertinggi sejak Februari.
Secara nasional, infeksi di Jepang mencapai level yang belum pernah terjadi sejak awal tahun dengan lebih dari 90.000 kasus per hari.
Baca juga: Gelombang baru COVID di Shanghai tewaskan 190 orang
Baca juga: Riset: Infeksi Omicron timbulkan respons imun terbatas pada orang nirvaksin
Sumber: Antara/Reuters
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Asia dilanda wabah baru COVID-19, Korut klaim sudah di akhir krisis
Laporan itu muncul ketika negara-negara tetangganya di Asia berjuang melawan gelombang baru COVID-10 yang dipicu subvarian-subvarian Omicron.
Korut mengatakan 99,98 persen dari 4,77 juta pasien yang mengalami demam sejak akhir April telah sembuh. Kurangnya pengujian membuat negara itu tidak merilis jumlah kasus yang terbukti positif.
"Tindakan anti pandemi meningkat hingga akhirnya benar-benar meredakan krisis," kata KCNA, seraya menambahkan bahwa Korut telah melaporkan 310 kasus baru dengan gejala demam.
"Berdasarkan tren saat ini, Korut bisa mengumumkan dalam waktu kurang dari satu bulan bahwa krisis COVID-nya telah berakhir dan bahwa hal itu dapat menjadi awal kelanjutan perdagangan lintas batas," kata Cheong Seong-chang, direktur pusat kajian Korea Utara Institut Sejong di Korea Selatan.
Para analis mengatakan pemerintah otoriter Korut telah memanfaatkan pandemi untuk memperketat pengendalian sosial yang sebelumnya sudah diterapkan dengan tegas.
China melaporkan 691 kasus baru pada Sabtu dan kasus penularan lokal mencapai puncaknya sejak 23 Mei.
Di Korsel, kasus harian COVID melonjak pada Selasa hingga menembus angka 400.000 untuk pertama kali dalam dua bulan terakhir.
Ratusan ribu kasus baru diprediksi akan muncul dalam beberapa pekan ke depan.
Jepang juga memperingatkan bahwa gelombang baru COVID tampaknya akan menyebar dengan cepat, ketika Perdana Menteri Fumio Kishida mendesak warganya untuk lebih waspada menjelang liburan musim panas sekolah.
Tokyo melaporkan 16.878 kasus baru pada Rabu, tertinggi sejak Februari.
Secara nasional, infeksi di Jepang mencapai level yang belum pernah terjadi sejak awal tahun dengan lebih dari 90.000 kasus per hari.
Baca juga: Gelombang baru COVID di Shanghai tewaskan 190 orang
Baca juga: Riset: Infeksi Omicron timbulkan respons imun terbatas pada orang nirvaksin
Sumber: Antara/Reuters
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Asia dilanda wabah baru COVID-19, Korut klaim sudah di akhir krisis