Kupang (ANTARA) - Penjual pernak-pernik Kemerdekaan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), meraup untung dalam sehari mampu memperoleh Rp5 juta hingga Rp6 juta dari hasil penjualan Bendera Merah Putih dan umbul-umbul.
Siluanus, penjual musiman pernak-pernik Kemerdekaan RI yang ditemui di jalan El Tari Kupang, Rabu, (10/8/2022) sore, mengatakan bahwa setelah pandemi COVID-19 melandai, keuntungan yang diperoleh sangat tinggi.
"Dua tahun berturut-turut kami penjual umbul-umbul dan bendera hanya bisa gigit jari," katanya.
Siluanus yang sudah 10 tahun berjualan pernak-pernik kemerdekaan RI mengaku selama pandemi hanya mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp500.000, bahkan terkadang di bawah itu.
Keuntungan yang kecil itu, lanjut dia, karena para pembeli yang berkisar 2-3 orang per hari hanya membeli bendera dan juga pernak-pernik kecil lainnya dengan jumlah yang tidak banyak.
"Tetapi saat ini, semenjak aktivitas ekonomi berjalan lagi, sehari bisa 10 sampai 15 orang yang beli umbul-umbul dan bendera. Bahkan terkadang beli dalam jumlah yang banyak," tambahnya.
Kisaran harga pernak-pernik yang dijual di lapaknya juga bervariasi, mulai dari Rp350.000 untuk umbul-umbul motif bunga dan paling rendah adalah bendera kecil dengan harga Rp5.000 per satuannya.
"Dengan modal hanya Rp7 juta akhirnya saat ini saya sudah untung sekitar Rp15 juta. Puji Tuhan sudah balik modal bahkan lebih," katanya,
Keuntungan juga dirasakan oleh penjual musiman bambu untuk tiang bendera, Rafael Tasbanu, saat ditemui di jalan El Tari, yang mengaku stok harian yang dibawa sudah hampir ludes terjual, meski baru berjualan pada Rabu (10/8) ini.
"Saya baru turun berjualan sejak pagi tadi pukul 10.00 wita. Puji Tuhan dari 50 batang tiang bendera yang saya bawa, sekarang tersisa satu saja," ujarnya.
Ia mengaku pada hari pertama ini ingin mencoba-coba pasaran penjualan di sekitar jalan El Tari di Kota Kupang. Harga jual tiang bendera ini juga bervariasi dari Rp25.000 untuk panjang lima meter dan Rp20.000 untuk yang lebih pendek.
"Kemungkinan besok saya akan bawa lagi sekitar 150 batang. Berharap sebelum tanggal 17 bisa habis," tambahnya.
Rafael pun berharap agar pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir dan tidak muncul lagi, sehingga kondisi seperti dua tahun terakhir tidak terjadi lagi.
"Susah sekali cari uang saat pandemi COVID-19," ujarnya menutup pembicaraan.
Baca juga: Warga Satar Mese NTT gelar pertandingan olah raga meriahkan HUT RI
Baca juga: Gubernur Syamsur gencarkan distribusi 10 juta bendera Merah Putih
Siluanus, penjual musiman pernak-pernik Kemerdekaan RI yang ditemui di jalan El Tari Kupang, Rabu, (10/8/2022) sore, mengatakan bahwa setelah pandemi COVID-19 melandai, keuntungan yang diperoleh sangat tinggi.
"Dua tahun berturut-turut kami penjual umbul-umbul dan bendera hanya bisa gigit jari," katanya.
Siluanus yang sudah 10 tahun berjualan pernak-pernik kemerdekaan RI mengaku selama pandemi hanya mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp500.000, bahkan terkadang di bawah itu.
Keuntungan yang kecil itu, lanjut dia, karena para pembeli yang berkisar 2-3 orang per hari hanya membeli bendera dan juga pernak-pernik kecil lainnya dengan jumlah yang tidak banyak.
"Tetapi saat ini, semenjak aktivitas ekonomi berjalan lagi, sehari bisa 10 sampai 15 orang yang beli umbul-umbul dan bendera. Bahkan terkadang beli dalam jumlah yang banyak," tambahnya.
Kisaran harga pernak-pernik yang dijual di lapaknya juga bervariasi, mulai dari Rp350.000 untuk umbul-umbul motif bunga dan paling rendah adalah bendera kecil dengan harga Rp5.000 per satuannya.
"Dengan modal hanya Rp7 juta akhirnya saat ini saya sudah untung sekitar Rp15 juta. Puji Tuhan sudah balik modal bahkan lebih," katanya,
Keuntungan juga dirasakan oleh penjual musiman bambu untuk tiang bendera, Rafael Tasbanu, saat ditemui di jalan El Tari, yang mengaku stok harian yang dibawa sudah hampir ludes terjual, meski baru berjualan pada Rabu (10/8) ini.
"Saya baru turun berjualan sejak pagi tadi pukul 10.00 wita. Puji Tuhan dari 50 batang tiang bendera yang saya bawa, sekarang tersisa satu saja," ujarnya.
Ia mengaku pada hari pertama ini ingin mencoba-coba pasaran penjualan di sekitar jalan El Tari di Kota Kupang. Harga jual tiang bendera ini juga bervariasi dari Rp25.000 untuk panjang lima meter dan Rp20.000 untuk yang lebih pendek.
"Kemungkinan besok saya akan bawa lagi sekitar 150 batang. Berharap sebelum tanggal 17 bisa habis," tambahnya.
Rafael pun berharap agar pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir dan tidak muncul lagi, sehingga kondisi seperti dua tahun terakhir tidak terjadi lagi.
"Susah sekali cari uang saat pandemi COVID-19," ujarnya menutup pembicaraan.
Baca juga: Warga Satar Mese NTT gelar pertandingan olah raga meriahkan HUT RI
Baca juga: Gubernur Syamsur gencarkan distribusi 10 juta bendera Merah Putih