Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur melakukan berbagai aksi konvergensi percepatan penurunan stunting untuk menekan jumlah anak stunting di wilayah tersebut.
"Pada tahun 2021 persentase balita stunting sebanyak 13,7 persen, menurun dari 18,7 persen pada tahun 2019," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam pidato radio menjelang HUT ke-77 RI yang diikuti dari Labuan Bajo, Selasa, (16/8/2022).
Dia mengatakan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting diantaranya peningkatan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, penjaminan pemenuhan asupan gizi, dan memperbaiki pola asuh. Selain itu pemerintah daerah juga melakukan peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta peningkatan akses air minum dan sanitasi.
Menurut dia stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dan memiliki keterlambatan dalam berpikir dibandingkan anak-anak normal seusianya.
Pada tahun 2021, jumlah seluruh balita di Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 25.231 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 22.345 jiwa yang ditimbang. Hasil penimbangan menunjukkan bahwa sebanyak 3.052 jiwa yang mengalami stunting atau 13,7 persen dari total jumlah balita yang ditimbang.
Bupati Agas menyebut penurunan angka balita stunting itu merupakan kerja keras dari semua pemangku kepentingan yang ada di Manggarai Timur. Namun, capaian itu tidak boleh membuat lengah. Apalagi, masalah stunting masih menjadi tantangan ke depan karena kondisi global yang juga sedang mengalami ketidakstabilan baik politik, ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Untuk itu, Bupati Agas meminta partisipasi aktif semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Timur untuk bersatu dan bekerja sama dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting.
"Dengan bersatu dan bekerja sama, kita dapat mewujudkan Manggarai Timur yang sejahtera, berbudaya, dan berdaya; kita juga dapat mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," kata dia berpesan.
Pemkab Manggarai Timur menargetkan penurunan prevalensi stunting sebesar 11,50 persen pada tahun 2023 dan 9,50 persen pada tahun 2024.
Untuk itu, Bupati Manggarai Timur juga telah meluncurkan Operasi Timbang Bulan Agustus 2022 tingkat Kabupaten Manggarai Timur. Pencanangan Bulan Timbang ini adalah salah satu program pemerintah untuk mengatasi stunting di Manggarai Timur.
Baca juga: Bupati Andreas : Persentase KIS di Manggarai Timur capai 97 persen
Program ini bertujuan untuk mencatat dan mendata anak-anak balita di seluruh wilayah Manggarai Timur untuk ditimbang. Nantinya, hasil penimbangan itu menyajikan data kondisi kesehatan anak; data kesehatan baik maupun yang mengalami gizi kurang dan/atau stunting.
Baca juga: 200 nakes di Manggarai Timur siap menerima vaksin booster kedua
Dengan adanya data akurat berdasarkan hasil penimbangan, maka pendampingan dan penanganan untuk anak stunting akan lebih fokus dan terarah.
"Kualitas kehidupan generasi Manggarai Timur ditentukan bagaimana kita merawat dan menjaga anak-anak hari ini. Jangan sampai kelalaian kita memperhatikan kualitas kesehatan anak-anak karena keegoisan kita sebagai orang tua membuat mereka tumbuh dengan kualitas yang tidak maksimal. Berikan anak-anak makanan bergizi seimbang, beri mereka perhatian dan kasih sayang yang cukup," pesan Bupati Agas.
"Pada tahun 2021 persentase balita stunting sebanyak 13,7 persen, menurun dari 18,7 persen pada tahun 2019," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam pidato radio menjelang HUT ke-77 RI yang diikuti dari Labuan Bajo, Selasa, (16/8/2022).
Dia mengatakan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting diantaranya peningkatan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, penjaminan pemenuhan asupan gizi, dan memperbaiki pola asuh. Selain itu pemerintah daerah juga melakukan peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta peningkatan akses air minum dan sanitasi.
Menurut dia stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dan memiliki keterlambatan dalam berpikir dibandingkan anak-anak normal seusianya.
Pada tahun 2021, jumlah seluruh balita di Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 25.231 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 22.345 jiwa yang ditimbang. Hasil penimbangan menunjukkan bahwa sebanyak 3.052 jiwa yang mengalami stunting atau 13,7 persen dari total jumlah balita yang ditimbang.
Bupati Agas menyebut penurunan angka balita stunting itu merupakan kerja keras dari semua pemangku kepentingan yang ada di Manggarai Timur. Namun, capaian itu tidak boleh membuat lengah. Apalagi, masalah stunting masih menjadi tantangan ke depan karena kondisi global yang juga sedang mengalami ketidakstabilan baik politik, ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Untuk itu, Bupati Agas meminta partisipasi aktif semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Timur untuk bersatu dan bekerja sama dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting.
"Dengan bersatu dan bekerja sama, kita dapat mewujudkan Manggarai Timur yang sejahtera, berbudaya, dan berdaya; kita juga dapat mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," kata dia berpesan.
Pemkab Manggarai Timur menargetkan penurunan prevalensi stunting sebesar 11,50 persen pada tahun 2023 dan 9,50 persen pada tahun 2024.
Untuk itu, Bupati Manggarai Timur juga telah meluncurkan Operasi Timbang Bulan Agustus 2022 tingkat Kabupaten Manggarai Timur. Pencanangan Bulan Timbang ini adalah salah satu program pemerintah untuk mengatasi stunting di Manggarai Timur.
Baca juga: Bupati Andreas : Persentase KIS di Manggarai Timur capai 97 persen
Program ini bertujuan untuk mencatat dan mendata anak-anak balita di seluruh wilayah Manggarai Timur untuk ditimbang. Nantinya, hasil penimbangan itu menyajikan data kondisi kesehatan anak; data kesehatan baik maupun yang mengalami gizi kurang dan/atau stunting.
Baca juga: 200 nakes di Manggarai Timur siap menerima vaksin booster kedua
Dengan adanya data akurat berdasarkan hasil penimbangan, maka pendampingan dan penanganan untuk anak stunting akan lebih fokus dan terarah.
"Kualitas kehidupan generasi Manggarai Timur ditentukan bagaimana kita merawat dan menjaga anak-anak hari ini. Jangan sampai kelalaian kita memperhatikan kualitas kesehatan anak-anak karena keegoisan kita sebagai orang tua membuat mereka tumbuh dengan kualitas yang tidak maksimal. Berikan anak-anak makanan bergizi seimbang, beri mereka perhatian dan kasih sayang yang cukup," pesan Bupati Agas.