Labuan Bajo (ANTARA) - PT PLN Persero menambah kapasitas Gardu Induk Labuan Bajo dengan membangun trafo kedua berkapasitas 30 megavolt ampere (MVA) guna mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
"Yang pertama 30 MVA untuk suplai listrik Labuan Bajo. Sekarang beban puncak sudah naik hampir 18 megawatt di malam hari, jadi kami antisipasi di awal," kata General Manajer PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT Agustinus Jatmiko usai Seremoni Relokasi Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Barat (UP3 FBB) dari Ende ke Labuan Bajo, Rabu, (17/8/2022).
Dia mengatakan investasi sistem kelistrikan yang dilakukan PLN terus berkaitan dengan pertumbuhan pelanggan di Manggarai Barat khususnya Labuan Bajo dan Tana Mori yang terus meningkat.
Jatmiko menyebut sumber energi kelistrikan Flores merupakan interkoneksi dari Labuan Bajo hingga Larantuka dengan pembangkit yang tersebar di beberapa titik yang juga disebut Sistem Flores.
Kini total kemampuan daya listrik Sistem Flores sebesar 96 megawatt, dengan beban puncak malam hari tertinggi telah mencapai 76 megawatt. Dengan masih adanya cadangan sekitar 20 megawatt, tentunya PLN perlu mengantisipasi lewat penguatan kapasitas listrik apabila terjadi penambahan beban listrik pelanggan. Apalagi beban puncak malam hari di Labuan Bajo sendiri telah mencapai 18 megawatt.
Selain penambahan trafo untuk menyediakan pasokan listrik yang andal di wilayah DPSP Labuan Bajo, PLN juga berencana membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebesar 70 kV dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Rangko ke GI Labuan Bajo.
"Sudah terbit anggaran bangun SUTT 70 kV dari PLTMD Rangko ke GI Labuan Bajo," katanya lagi.
PLN pun memprediksi adanya pertumbuhan pelanggan di Labuan Bajo yang terus meningkat seiring dengan pembangunan di wilayah DPSP ini. Oleh karena itu untuk melayani kawasan ekonomi khusus (KEK) Tana Mori, PLN juga membangun jaringan tegangan menengah dengan kabel listrik bawah tanah dan suplai listrik diambil dari GI Labuan Bajo.
Jatmiko mengatakan total investasi PLN hampir mencapai Rp400 miliar untuk berbagai pembangunan infrastruktur PLN di Labuan Bajo. Oleh karena itu, melihat kondisi Labuan Bajo dengan tantangan yang semakin besar baik dari sisi geografis, beban pelanggan, maupun berbagai kegiatan nasional dan internasional, maka Kantor UP3 FBB pun dipindahkan dari Ende ke Labuan Bajo.
Hal itu menjadi penting agar pelayanan yang diberikan bisa optimal dan tim bisa menjaga keandalan sistem kelistrikan yang ada.
Baca juga: Manggarai Barat tetapkan tiga wilayah untuk pengembangan energi hijau
Baca juga: PLN Flores pindah ke Labuan Bajo dukung pariwisata
"Yang pertama 30 MVA untuk suplai listrik Labuan Bajo. Sekarang beban puncak sudah naik hampir 18 megawatt di malam hari, jadi kami antisipasi di awal," kata General Manajer PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT Agustinus Jatmiko usai Seremoni Relokasi Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Barat (UP3 FBB) dari Ende ke Labuan Bajo, Rabu, (17/8/2022).
Dia mengatakan investasi sistem kelistrikan yang dilakukan PLN terus berkaitan dengan pertumbuhan pelanggan di Manggarai Barat khususnya Labuan Bajo dan Tana Mori yang terus meningkat.
Jatmiko menyebut sumber energi kelistrikan Flores merupakan interkoneksi dari Labuan Bajo hingga Larantuka dengan pembangkit yang tersebar di beberapa titik yang juga disebut Sistem Flores.
Kini total kemampuan daya listrik Sistem Flores sebesar 96 megawatt, dengan beban puncak malam hari tertinggi telah mencapai 76 megawatt. Dengan masih adanya cadangan sekitar 20 megawatt, tentunya PLN perlu mengantisipasi lewat penguatan kapasitas listrik apabila terjadi penambahan beban listrik pelanggan. Apalagi beban puncak malam hari di Labuan Bajo sendiri telah mencapai 18 megawatt.
Selain penambahan trafo untuk menyediakan pasokan listrik yang andal di wilayah DPSP Labuan Bajo, PLN juga berencana membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebesar 70 kV dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Rangko ke GI Labuan Bajo.
"Sudah terbit anggaran bangun SUTT 70 kV dari PLTMD Rangko ke GI Labuan Bajo," katanya lagi.
PLN pun memprediksi adanya pertumbuhan pelanggan di Labuan Bajo yang terus meningkat seiring dengan pembangunan di wilayah DPSP ini. Oleh karena itu untuk melayani kawasan ekonomi khusus (KEK) Tana Mori, PLN juga membangun jaringan tegangan menengah dengan kabel listrik bawah tanah dan suplai listrik diambil dari GI Labuan Bajo.
Jatmiko mengatakan total investasi PLN hampir mencapai Rp400 miliar untuk berbagai pembangunan infrastruktur PLN di Labuan Bajo. Oleh karena itu, melihat kondisi Labuan Bajo dengan tantangan yang semakin besar baik dari sisi geografis, beban pelanggan, maupun berbagai kegiatan nasional dan internasional, maka Kantor UP3 FBB pun dipindahkan dari Ende ke Labuan Bajo.
Hal itu menjadi penting agar pelayanan yang diberikan bisa optimal dan tim bisa menjaga keandalan sistem kelistrikan yang ada.
Baca juga: Manggarai Barat tetapkan tiga wilayah untuk pengembangan energi hijau
Baca juga: PLN Flores pindah ke Labuan Bajo dukung pariwisata