Kupang (AntaraNews NTT) - Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan ia terus mendorong masyarakat nelayan lokal di daerahnya agar mengekploitasi wilayah Laut Flores yang kaya dengan hasil-hasil perikanan.
"Laut Flores yang kaya akan ikan tuna dan cakalang, yang seharusnya menjadi sumber pendapatan orang Lembata, itu tidak pernah diekploitasi," katanya saat dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu (20/10).
Ia menambahkan Laut Flores memiliki hasil perikanan yang melimpah dan merupakan laut terkaya ke empat di Indonesia setelah Laut Banda, Laut Jawa, dan Laut Sulawesi.
Namun, lanjutnya nelayan yang mengekplotiasi hasil laut itu adalah mereka yang berasal dari Jawa, Bali, Sulawesi, dan lainnya.
Thomas menerangkan pemerintah daerah sudah berupaya menawarkan kepada nelayan lokal untuk memberikan bantuan fasilitas berupa kapal ikan di atas lima gross tonnage (5 GT) beserta alat tangkap, namun belum ada yang mau.
"Kami pemerintah justeru sudah menawarkan, bagaimana ada yang mau 5 GT, 10 GT, tidak ada yang mau," ujarnya.
Menurut mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang itu, persoalan utama terletak pada pola pikir masyarakatnya yang belum berani bertolak ke laut yang dalam.
Baca juga: Nelayan Lembata jarang ekploitasi ikan di Laut Flores
Nelayan lokal, lanjutnya, lebih cepat merasa puas dengan hasil tangkapan di perairan dangkal berupa siput, ikan-ikan kecil, teri, dan sardin.
"Yang hanya bisa mau itu teman-teman dari Binongko, Bima, Bajo, Selayar, terus penduduk Lembata aslinya ke mana ini, bahkan banyak yang tinggal di pesisir laut tapi selalu melihat ke gunung, ini persoalannya," jelasnya.
Ia mengemukakan masih sangat jarang didapati masyarakat nelayan lokal yang hidupnya sudah sejahtera dengan mengandalkan hasil perikanan tangkap.
Untuk itu, sebutnya dalam berbagai kesempatan, pihaknya mendorong masyarakat pesisir agar berani mengeksploitasi di laut yang dalam untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal.
"Terutama generasi muda, kami terus menggerakan mereka agar bertolaklah ke laut yang dalam, meskipun berhadapan dengan gelombang tinggi dan angin kencang tapi bisa mendapat hasil yang memuaskan," katanya.
"Laut Flores yang kaya akan ikan tuna dan cakalang, yang seharusnya menjadi sumber pendapatan orang Lembata, itu tidak pernah diekploitasi," katanya saat dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu (20/10).
Ia menambahkan Laut Flores memiliki hasil perikanan yang melimpah dan merupakan laut terkaya ke empat di Indonesia setelah Laut Banda, Laut Jawa, dan Laut Sulawesi.
Namun, lanjutnya nelayan yang mengekplotiasi hasil laut itu adalah mereka yang berasal dari Jawa, Bali, Sulawesi, dan lainnya.
Thomas menerangkan pemerintah daerah sudah berupaya menawarkan kepada nelayan lokal untuk memberikan bantuan fasilitas berupa kapal ikan di atas lima gross tonnage (5 GT) beserta alat tangkap, namun belum ada yang mau.
"Kami pemerintah justeru sudah menawarkan, bagaimana ada yang mau 5 GT, 10 GT, tidak ada yang mau," ujarnya.
Menurut mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang itu, persoalan utama terletak pada pola pikir masyarakatnya yang belum berani bertolak ke laut yang dalam.
Baca juga: Nelayan Lembata jarang ekploitasi ikan di Laut Flores
Nelayan lokal, lanjutnya, lebih cepat merasa puas dengan hasil tangkapan di perairan dangkal berupa siput, ikan-ikan kecil, teri, dan sardin.
"Yang hanya bisa mau itu teman-teman dari Binongko, Bima, Bajo, Selayar, terus penduduk Lembata aslinya ke mana ini, bahkan banyak yang tinggal di pesisir laut tapi selalu melihat ke gunung, ini persoalannya," jelasnya.
Ia mengemukakan masih sangat jarang didapati masyarakat nelayan lokal yang hidupnya sudah sejahtera dengan mengandalkan hasil perikanan tangkap.
Untuk itu, sebutnya dalam berbagai kesempatan, pihaknya mendorong masyarakat pesisir agar berani mengeksploitasi di laut yang dalam untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal.
"Terutama generasi muda, kami terus menggerakan mereka agar bertolaklah ke laut yang dalam, meskipun berhadapan dengan gelombang tinggi dan angin kencang tapi bisa mendapat hasil yang memuaskan," katanya.