Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langodai mengemukakan rencana pengembangan wisata geopark di kabupaten yang terkenal dengan budaya menangkap ikan paus secara tradisional itu, masih terus berproses.
"Kami punya potensi alam gunung-gunung berapi yang dapat dijadikan kawasan geopark, hanya saja untuk pengembangannya masih berproses,," katanya ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Jumat (26/7).
Ia mengemukakan hal itu terkait potensi wisata alam di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan sejumlah deretan gunung berapi yang dinilai potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata geopark.
Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi NTT, Abed Frans sebelumnya mengatakan pihaknya mendorong adanya pengembangan kawasan wisata geopark di Kabupaten Lembata oleh pemerintah daerah setempat.
"Wisata geopark cocok dikembangkan di Lembata yang memiliki sejumlah gunung api yang aktif dan alamnya di sekitarnya yang indah," ujar Abed Frans menambahkan.
Thomas Ola menambahkan, daerah setempat memiliki tiga gunung berapi di antaranya Gunung Ile Lewotolok, Gunung Ile Werung, dan Gunung Ile Batutaran yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata geopark.
Hanya saja, lanjutnya pemerintah daerah masih berproses menuju ke arah pengusulan pembentukan kawasan wisata geopark ke Pemerintah Pusat. "Dalam wacana, diskusi juga ada yang mengusulkan geopark, ada yang taman nasional dan sebagainya, jadi masih berporses," tegas mantan Dekan Fakultas Ekonomi Univesitas Widya Mandira (Unwira) Kupang itu.
Ia menyebutkan, pemerintah daerah sudah mulai memperkenalkan kekayaan wisata alam di daerah itu melalui festival Tiga Gunung yang digelar setiap tahun.
"Kegiatan festival ini tentu untuk mengangkat potensi sehingga ke depan bisa lebih banyak intervensi pembangunan termasuk menuju ke arah pembentukan kawasan geopark," katanya.
Kata Thomas Ola, pengembangan kawasan wisata geopark masih berproses
"Kami punya potensi alam gunung-gunung berapi yang dapat dijadikan kawasan geopark, hanya saja untuk pengembangannya masih berproses,," kata Thomas Ola Langodai.