Kupang (ANTARA) - Pedagang ikan di pasar tradisional Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengemukakan harga jual ikan di daerah itu meningkat 20 persen pasokan yang berkurang dari para nelayan.
"Harga ikan naik sekitar 20 persen seperti ikan tongkol ukuran sedang yang sebelumnya Rp50.000 menjadi Rp70.000 per ekor," kata pedagang ikan Aristo ketika ditemui di Pasar Oesapa, Kota Kupang, Rabu (14/9).
Selain ikan tongkol, harga ikan tembang yang sebelumnya Rp10.000 per bakul menjadi Rp30.000 per bakul. Sementara ikan berukuran besar naik dari Rp70.000 per ekor menjadi Rp90.000 per ekor.
Aristo menjelaskan kenaikan harga ikan melonjak ini akibat pasokan yang berkurang dari para nelayan yang tidak melaut akibat cuaca buruk.
"Naiknya harga ikan ini sudah berlangsung hampir dua bulan karena gelombang tinggi dan angin kencang sehingga banyak nelayan tidak melaut," katanya.
Ia menambahkan hanya kapal-kapal nelayan yang berukuran besar yang masih bisa melaut, namun perahu nelayan kecil yang menangkap ikan kombong, tembang, kesulitan melaut akibat cuaca buruk.
Baca juga: BMKG imbau nelayan waspadai gelombang tinggi di perairan laut NTT
Sementara itu, salah satu pembeli atau konsumen Maria mengatakan kenaikan harga ikan berdampak pada menurunnya daya beli untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Sebelumnya kami di keluarga membeli ikan bisa 3-4 kali dalam seminggu tetapi sekarang berkurang di bawah itu karena harganya lebih mahal," katanya.
Baca juga: Nelayan Kupang sudah sebulan tidak melaut akibat cuaca buruk
Ia menambahkan naiknya harga ikan juga membuat tingkat konsumsi ikan di dalam keluarga berkurang dan beralih ke komoditi lain sebagai sumber lauk seperti telur, tahu, tempe, dan lainnya.
"Harga ikan naik sekitar 20 persen seperti ikan tongkol ukuran sedang yang sebelumnya Rp50.000 menjadi Rp70.000 per ekor," kata pedagang ikan Aristo ketika ditemui di Pasar Oesapa, Kota Kupang, Rabu (14/9).
Selain ikan tongkol, harga ikan tembang yang sebelumnya Rp10.000 per bakul menjadi Rp30.000 per bakul. Sementara ikan berukuran besar naik dari Rp70.000 per ekor menjadi Rp90.000 per ekor.
Aristo menjelaskan kenaikan harga ikan melonjak ini akibat pasokan yang berkurang dari para nelayan yang tidak melaut akibat cuaca buruk.
"Naiknya harga ikan ini sudah berlangsung hampir dua bulan karena gelombang tinggi dan angin kencang sehingga banyak nelayan tidak melaut," katanya.
Ia menambahkan hanya kapal-kapal nelayan yang berukuran besar yang masih bisa melaut, namun perahu nelayan kecil yang menangkap ikan kombong, tembang, kesulitan melaut akibat cuaca buruk.
Baca juga: BMKG imbau nelayan waspadai gelombang tinggi di perairan laut NTT
Sementara itu, salah satu pembeli atau konsumen Maria mengatakan kenaikan harga ikan berdampak pada menurunnya daya beli untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Sebelumnya kami di keluarga membeli ikan bisa 3-4 kali dalam seminggu tetapi sekarang berkurang di bawah itu karena harganya lebih mahal," katanya.
Baca juga: Nelayan Kupang sudah sebulan tidak melaut akibat cuaca buruk
Ia menambahkan naiknya harga ikan juga membuat tingkat konsumsi ikan di dalam keluarga berkurang dan beralih ke komoditi lain sebagai sumber lauk seperti telur, tahu, tempe, dan lainnya.