Kota Kupang (ANTARA) - Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang menggelar sosialisasi dan lomba cipta menu pangan lokal serta parade budaya menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 (pancawindu) di Aula Santa Maria Immaculata Unwira di Kupang, Rabu (21/9).
Lomba cipta menu pangan lokal berbahan dasar ubi ini dimulai dengan sosialisasi oleh tiga narasumber diantaranya : Ursula Gaa Lio, S.Ip, pensiunan staf Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT sekaligus mantan ketua WKRI, Jeni Juniar Purbani Bhasari, SE. M, Par yang adalah staf Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT dan mantan kepala SMKN 3 Kota Kupang, juga Maria Silvia R, Salongo, SE, yang adalah anggota Dharma Wanita Provinsi NTT. Ketiga narasumber ini juga sekaligus menjadi juri dalam lomba cipta menu pangan lokal tersebut
"Kegiatan yang digelar hari ini merupakan program dari seksi bakti sosial. Tujuan digelarnya sosialisasi dan lomba cipta menu dengan mengangkat tema pangan lokal adalah untuk mengajak konsumen khususnya para mahasiswa agar mencintai pangan lokal," kata Emiliana Martuti Lawalu selaku ketua divisi bakti sosial Panitia Perayaan Panca Windu.
"Alasan parade budaya ini digelar ialah untuk mewujudkan visi misi Unwira yang berakar pada budaya. Disamping itu juga untuk membangkitkan semangat mahasiswa agar mencintai budaya-budaya lokal yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Selain itu juga sebagai momentum untuk menunjukan dukungan terhadap pelestarian adat-istiadat dan kearifan budaya lokal yang saat ini di era moderen, kian pudar," ungkap Dosen Fakultas Hukum sekaligus Anggota Pansel Bawaslu Provinsi NTT ini.
Parade budaya menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 (pancawindu) di Aula Santa Maria Immaculata Unwira di Kupang, Rabu (21/9) (ANTARA/HO-istimewa)
Kegiatan ini berlangsung dengan ramai dan disambut dengan sangat antusias oleh beberapa Program Studi yang berpartisipasi dengan mengutus perwakilan mereka untuk mengikuti lomba cipta menu. Semua tim menampilkan pakaian adat khas budaya mereka dengan sangat baik.
"Para mahasiswa sangat luar biasa saya mengapresiasi sekali. Dari yang tidak berlatar belakang pendidikan masak-memasak, tetapi mampu mengolah pangan lokal berbahan dasar ubi kayu," kata ibu Ursula selaku Mantan staf Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan ini menjelaskan bahwa, kegiatan sosialisasi ditujukan kepada mahasiswa sebagai generasi muda yang kreatif. Selain itu, panitia juga berharap, mahasiswa mempunyai kreatifitas untuk mengolah pangan lokal sehingga dapat menghasilkan sajian makanan dengan cita rasa dan tampilan yang berbeda dari biasanya.
Baca juga: Sambut HUT ke-40, Unwira Kupang suguhkan pentas seni teater
Acara kemudian dilanjutkan dengan dengan misa Triduum dihadiri oleh Pater Rektor Unwira Pater Dr. Philipus Tule, SVD, Pater Ketua YAPENKAR, Yulius Yansinto, SVD, Para pegawai, dosen dan mahasiswa Unwira. Misa dimulai pukul 04.00 Wita, di aula St. Hendrikus. Misa dipimpin Oleh Pater Jhon Salu, SVD dan ditutup dengan penampilan tarian Jai formasi 40 hasil kreasi panitia.
Baca juga: Semarak Panca Windu Unwira diisi dengan Jalan Santai dan Gerakan Pungut Sampah
Tarian jai oni dibawakan oleh gabungan tim, yaitu para Frater Fakultas Filsafat, para dosen dan mahasiswa Ekonomi, serta Prodi lainnya. Tarian ini membentuk formasi 40 untuk menyimbolkan usia 40 tahun Unwira di pelataran halaman patung St. Arnoldus Yansen.
Lomba cipta menu pangan lokal berbahan dasar ubi ini dimulai dengan sosialisasi oleh tiga narasumber diantaranya : Ursula Gaa Lio, S.Ip, pensiunan staf Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT sekaligus mantan ketua WKRI, Jeni Juniar Purbani Bhasari, SE. M, Par yang adalah staf Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT dan mantan kepala SMKN 3 Kota Kupang, juga Maria Silvia R, Salongo, SE, yang adalah anggota Dharma Wanita Provinsi NTT. Ketiga narasumber ini juga sekaligus menjadi juri dalam lomba cipta menu pangan lokal tersebut
"Kegiatan yang digelar hari ini merupakan program dari seksi bakti sosial. Tujuan digelarnya sosialisasi dan lomba cipta menu dengan mengangkat tema pangan lokal adalah untuk mengajak konsumen khususnya para mahasiswa agar mencintai pangan lokal," kata Emiliana Martuti Lawalu selaku ketua divisi bakti sosial Panitia Perayaan Panca Windu.
"Alasan parade budaya ini digelar ialah untuk mewujudkan visi misi Unwira yang berakar pada budaya. Disamping itu juga untuk membangkitkan semangat mahasiswa agar mencintai budaya-budaya lokal yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Selain itu juga sebagai momentum untuk menunjukan dukungan terhadap pelestarian adat-istiadat dan kearifan budaya lokal yang saat ini di era moderen, kian pudar," ungkap Dosen Fakultas Hukum sekaligus Anggota Pansel Bawaslu Provinsi NTT ini.
Kegiatan ini berlangsung dengan ramai dan disambut dengan sangat antusias oleh beberapa Program Studi yang berpartisipasi dengan mengutus perwakilan mereka untuk mengikuti lomba cipta menu. Semua tim menampilkan pakaian adat khas budaya mereka dengan sangat baik.
"Para mahasiswa sangat luar biasa saya mengapresiasi sekali. Dari yang tidak berlatar belakang pendidikan masak-memasak, tetapi mampu mengolah pangan lokal berbahan dasar ubi kayu," kata ibu Ursula selaku Mantan staf Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan ini menjelaskan bahwa, kegiatan sosialisasi ditujukan kepada mahasiswa sebagai generasi muda yang kreatif. Selain itu, panitia juga berharap, mahasiswa mempunyai kreatifitas untuk mengolah pangan lokal sehingga dapat menghasilkan sajian makanan dengan cita rasa dan tampilan yang berbeda dari biasanya.
Baca juga: Sambut HUT ke-40, Unwira Kupang suguhkan pentas seni teater
Acara kemudian dilanjutkan dengan dengan misa Triduum dihadiri oleh Pater Rektor Unwira Pater Dr. Philipus Tule, SVD, Pater Ketua YAPENKAR, Yulius Yansinto, SVD, Para pegawai, dosen dan mahasiswa Unwira. Misa dimulai pukul 04.00 Wita, di aula St. Hendrikus. Misa dipimpin Oleh Pater Jhon Salu, SVD dan ditutup dengan penampilan tarian Jai formasi 40 hasil kreasi panitia.
Baca juga: Semarak Panca Windu Unwira diisi dengan Jalan Santai dan Gerakan Pungut Sampah
Tarian jai oni dibawakan oleh gabungan tim, yaitu para Frater Fakultas Filsafat, para dosen dan mahasiswa Ekonomi, serta Prodi lainnya. Tarian ini membentuk formasi 40 untuk menyimbolkan usia 40 tahun Unwira di pelataran halaman patung St. Arnoldus Yansen.