Kupang (ANTARA) - Analis politik yang juga mengajar pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona menilai, rencana pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai sebuah eksperimen politik yang coba dijalankan PDIP untuk meluruhkan blok politik yang cenderung menjadi extrem sekarang dan ke depan hingga Februari 2024.
"Menurut saya, pertemuan ini bisa dibaca sebagai sebuah experimen politik yang dimainkan PDIP untuk menurunkan tensi politik, sebab, Ganjar Pranowo hanya bisa masuk ke kantong pemilih Demokrat, Nasdem dan PKS, jika citra PDIP di kalangan pemilih ini berubah, yaitu berubah dari yang eksklusif dan berseberangan dengan kelompok pemilih Demokrat cs menjadi partai yang ternyata bisa menerima perbedaan, inklusif dan siap bekerjasama dengan partai kiri atau kanan, tengah atau bahkan yang ultra kanan atau ultra kiri, demi kemajuan bangsa," kata Mikhael Bataona di Kupang, Selasa, (13/6/2023).
Bataona yang adalah pengajar ilmu komunikasi politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang itu mengemukakan pandangan itu berkaitan dengan rencana pertemuan Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Rencana pertemuan itu semakin menguat setelah pertemuan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dengan Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya pada Minggu, (11/6).
"Jadi inilah yang saya kira menjadi poin penting pertama dari exprerimen politik Puan Maharani, sehingga PDIP langsung mengeksekusinya dengan menyiapkan pertemuan tersebut. Sebab, jika tidak ada terobosan politik, citra Ganjar dan PDIP tidak akan cukup inkulsif di tengah pemilih oposisi yang menjadi ceruk pemilih bagi Demokrat, Nasdem dan PKS," katanya.
Menurut dia, bisa saja para pemilih Demokrat, Nasdem dan PKS ada yang menyukai Ganjar tapi karena membenci PDIP, yang selama ini dicap anti dengan Demokrat, sehingga para pemilih ini meski menyukai Ganjar, menolak untuk memilihnya gara-gara citra ekslusif PDIP.
Karena itu, sekali lagi, ini terobosan politik Puan Maharani yang coba melompati pagar garis api PDIP dan Demokrat yang kita tahu bersama, sudah saling kunci dan bermusuhan selama 20 tahunan.
Dia menambahkan, di tengah panasnya blok politik Pilpres, antara mereka kelompok status guo Jokowi dan yang pro perubahan, Puan Maharani, dengan jam terbang serta intuisi politik perempuannya, coba memainkan kartu truf ini.
Dan ini bukan akrobat politik amatiran, tapi sebuah eksperimen politik brilian yang berani dan cerdas. Dampaknya baru akan terbaca dalam beberapa pekan ke depan, apakah pertarungan Pilpres ini makin keras atau lebih adem dan tidak menjurus kasar, katanya menjelaskan.
Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: PKS tak khawatir Demokrat berpaling dari koalisi Perubahan
Baca juga: Analis: Kunci penentuan cawapres Prabowo ada di Muhaimin Iskandar
Analis : Pertemuan Puan - AHY experimen untuk meluruhkan blok politik
...Dan ini bukan akrobat politik amatiran, tapi sebuah eksperimen politik brilian yang berani dan cerdas. Dampaknya baru akan terbaca dalam beberapa pekan ke depan, apakah pertarungan Pilpres ini makin keras atau lebih adem dan tidak menjurus kasar