Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) diduga sumber ledakan yang terjadi di Kota SoE, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Minggu (28/10) malam berasal dari granat kejut.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Gegana Satuan Brimob Polda NTT dipastikan yang meledak adalah granat kejut," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (30/10), ketika dikonfirmasi mengenai kelanjutan dari penanganan kasus tersebut.
Ledakan granat kejut itu mengakibatkan Sekretaris Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Istantho AE Djaha mengalami luka serius, dan saat ini dalam perawatan di RS Siloam Kupang.
Korban mengalami luka berat di tangan dan kaki, karena berusaha menghancurkan granat tersebut dengan cara memukulnya dengan palu sehingga mengakibatkan ledakan.
Kombes Jules menjelaskan granat kejut sebenarnya sering digunakan oleh pihak keamanan seperti TNI dan kepolisian untuk kebutuhan latihan.
Namun, kata mantan Kapolres Manggarai Barat itu, jika ledakannya terjadi dalam radius sangat dekat bisa menyebabkan luka parah.
Baca juga: Sebuah ledakan terjadi di kota SoE
Salah satu tipe granat kejut yang diduga meledak di SoE, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sekitar 110 km arah timur ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (28/10).
"Inilah seperti yang dialami oleh Istantho. Beliau memukul granat tersebut, sehingga luka yang dialami juga sangat serius," tambahnya.
Sementara itu Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto saat dihubungi dari Kupang mengatakan pihaknya masih mengidentifikasi kepemilikan granat kejut itu.
"Kami belum bisa memastikan siapa pemiliknya. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lengkap oleh tim penjinak bahan peledak (JIhandak) Gegana Sat Brimob Polda NTT," katanya.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Gegana Satuan Brimob Polda NTT dipastikan yang meledak adalah granat kejut," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (30/10), ketika dikonfirmasi mengenai kelanjutan dari penanganan kasus tersebut.
Ledakan granat kejut itu mengakibatkan Sekretaris Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Istantho AE Djaha mengalami luka serius, dan saat ini dalam perawatan di RS Siloam Kupang.
Korban mengalami luka berat di tangan dan kaki, karena berusaha menghancurkan granat tersebut dengan cara memukulnya dengan palu sehingga mengakibatkan ledakan.
Kombes Jules menjelaskan granat kejut sebenarnya sering digunakan oleh pihak keamanan seperti TNI dan kepolisian untuk kebutuhan latihan.
Namun, kata mantan Kapolres Manggarai Barat itu, jika ledakannya terjadi dalam radius sangat dekat bisa menyebabkan luka parah.
Baca juga: Sebuah ledakan terjadi di kota SoE
"Inilah seperti yang dialami oleh Istantho. Beliau memukul granat tersebut, sehingga luka yang dialami juga sangat serius," tambahnya.
Sementara itu Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto saat dihubungi dari Kupang mengatakan pihaknya masih mengidentifikasi kepemilikan granat kejut itu.
"Kami belum bisa memastikan siapa pemiliknya. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lengkap oleh tim penjinak bahan peledak (JIhandak) Gegana Sat Brimob Polda NTT," katanya.