Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah, menyusul pernyataan hawkish pejabat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) soal kenaikan suku bunga.
Rupiah pagi ini melemah 55 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp15.243 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.188 per dolar AS.
"Rupiah kembali dalam tekanan dolar AS menyusul pernyataan The Fed yang masih akan terus hawkish," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Jumat, (7/10/2022).
Semalam banyak pejabat The Fed memperkuat pandangan bahwa bank sentral belum selesai dengan siklus kenaikannya, karena berusaha menurunkan inflasi dan suku bunga diperkirakan akan naik lebih jauh.
The Fed disebut masih hawkish untuk melawan inflasi dimana ekspektasinya suku bunga The Fed berada di kisaran 4,5 persen - 4,75 persen pada 2023.
"Kabar ini kembali memberikan dorongan bagi dolar AS untuk menguat," ujar Revandra.
Dari dalam negeri, lanjut Revandra, rilis data cadangan devisa Indonesia bulan September perlu dicermati. Pada Agustus lalu cadangan devisa Indonesia cukup untuk sekitar enam bulan impor dan pembayaran kewajiban.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 tetap tinggi yakni sebesar 132,2 miliar dolar AS atau relatif stabil dibandingkan posisi akhir Juli 2022 yang juga 132,2 miliar dolar AS.
"Kenaikan pada cadangan devisa dapat memberi keuntungan pada rupiah, namun jika devisa turun maka rupiah dapat kembali tertekan," kata Revandra.
Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp15.150 per dolar AS hingga Rp15.300 per dolar AS.
Pada Kamis (6/10) lalu rupiah ditutup menguat 55 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp15.193 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.248 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat seiring prediksi bank sentral AS tak akan terlalu agresif
Baca juga: Rupiah melemah seiring ekspektasi The Fed
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah akhir pekan melemah. tertekan pernyataan "hawkish" pejabat Fed
Rupiah pagi ini melemah 55 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp15.243 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.188 per dolar AS.
"Rupiah kembali dalam tekanan dolar AS menyusul pernyataan The Fed yang masih akan terus hawkish," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Jumat, (7/10/2022).
Semalam banyak pejabat The Fed memperkuat pandangan bahwa bank sentral belum selesai dengan siklus kenaikannya, karena berusaha menurunkan inflasi dan suku bunga diperkirakan akan naik lebih jauh.
The Fed disebut masih hawkish untuk melawan inflasi dimana ekspektasinya suku bunga The Fed berada di kisaran 4,5 persen - 4,75 persen pada 2023.
"Kabar ini kembali memberikan dorongan bagi dolar AS untuk menguat," ujar Revandra.
Dari dalam negeri, lanjut Revandra, rilis data cadangan devisa Indonesia bulan September perlu dicermati. Pada Agustus lalu cadangan devisa Indonesia cukup untuk sekitar enam bulan impor dan pembayaran kewajiban.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 tetap tinggi yakni sebesar 132,2 miliar dolar AS atau relatif stabil dibandingkan posisi akhir Juli 2022 yang juga 132,2 miliar dolar AS.
"Kenaikan pada cadangan devisa dapat memberi keuntungan pada rupiah, namun jika devisa turun maka rupiah dapat kembali tertekan," kata Revandra.
Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp15.150 per dolar AS hingga Rp15.300 per dolar AS.
Pada Kamis (6/10) lalu rupiah ditutup menguat 55 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp15.193 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.248 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat seiring prediksi bank sentral AS tak akan terlalu agresif
Baca juga: Rupiah melemah seiring ekspektasi The Fed
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah akhir pekan melemah. tertekan pernyataan "hawkish" pejabat Fed