Wetar, Maluku Barat Daya (AntaraNews NTT) - Masyarakat yang tinggal di pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di wilayah Provinsi Maluku mengaku sangat terbantu dengan pelaksanaan Ekspedisi Kas Keliling yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan TNI AL.
Anita, salah seorang ibu rumah tangga di Pulau Wetar yang ditemui Antara, Selasa (6/11), saat menghadiri acara Ekspedisi Kas Keliling BI-TNI AL di pulau yang berbatasan langsung dengan Timor Leste itu, mengatakan sangat terbantu dengan kegiatan itu.
"Penukaran uang pecahan rupiah sangat membantu kami, namun sosialisasi ciri keaslian uang juga sangat dibutuhkan di daerah ini," katanya.
Menurut dia pulau tersebut adalah pulau berbatasan langsung dengan Timor Leste dan potensi penyebaran uang palsu bisa saja terjadi di pulau itu.
Oleh karena itu sosialisasi ini sangat membantu warga di Desa Iwaki, Pulau Wetar yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste tersebut. "Saya terus terang belum bisa membedakan uang asli dan palsu," katanya.
"Saya juga pengusaha, sehingga sosialisasi ini sangat membantu saya untuk mengetahui lebih jauh bagaimana membedakan ciri keaslian uang rupiah," ujar dia.
Anita yakin, selain dirinya banyak lagi warga di desa Ilwaki itu belum bisa membedakan mana uang palsu dan asli.
Baca juga: BI tukar uang lusuh di Pulau Letti Maluku
Tak hanya itu, pengobatan gratis juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat di desa itu, karena langsung ditangani oleh dokter yang dibawa langsung oleh BI dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu pengusaha Sembako di Pulau Letti, Endi saat ditemui Antara pada Senin (5/11) kemarin, mengaku keberadaan BI-TNI Al melalui Ekspedisi Kas Keliling itu juga sangat membantu mereka.
"Kami bisa langsung menukarkan uang lusuh. Tak perlu jauh-jauh ke Ambon atau ke Kupang untuk menukarkan uang lusuh," tuturnya.
Pulau Letti adalah salah satu pulau terdepan yang berbatasan langsug dengan Timor Leste. Perjalanan dari pulau Letti menuju ke wilayah Timor Leste bisa mencapai 200 mil.
Endi mengatakan bahwa, uang recehan baru memang sangat di butuhkan di pulau itu. Pasalnya uang receh dengan pecahan Rp1.000 hingga Rp20.000 sering digunakan untuk transaksi jual beli di daerah itu.
Ia mengatakan bahwa dirinya sendiri sudah pernah melakukan penukaran uang pecaharan rupiah di daerah itu dengan jumlah yang hampir sama yakni pada tahun 2017 lalu, dan itu juga dilakukan oleh BI. "Kini BI kembali lagi, dan saya merasa sangat terbantu," ujarnya.
Baca juga: BI perbanyak Kas Titipan di Pulau 3T
Pegawai Bank Indonesia (BI) membantu warga yang menukarkan uang lusuh saat digelarnya Ekspedisi Kas Keliling Pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Maluku, Jumat (2/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
Anita, salah seorang ibu rumah tangga di Pulau Wetar yang ditemui Antara, Selasa (6/11), saat menghadiri acara Ekspedisi Kas Keliling BI-TNI AL di pulau yang berbatasan langsung dengan Timor Leste itu, mengatakan sangat terbantu dengan kegiatan itu.
"Penukaran uang pecahan rupiah sangat membantu kami, namun sosialisasi ciri keaslian uang juga sangat dibutuhkan di daerah ini," katanya.
Menurut dia pulau tersebut adalah pulau berbatasan langsung dengan Timor Leste dan potensi penyebaran uang palsu bisa saja terjadi di pulau itu.
Oleh karena itu sosialisasi ini sangat membantu warga di Desa Iwaki, Pulau Wetar yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste tersebut. "Saya terus terang belum bisa membedakan uang asli dan palsu," katanya.
"Saya juga pengusaha, sehingga sosialisasi ini sangat membantu saya untuk mengetahui lebih jauh bagaimana membedakan ciri keaslian uang rupiah," ujar dia.
Anita yakin, selain dirinya banyak lagi warga di desa Ilwaki itu belum bisa membedakan mana uang palsu dan asli.
Baca juga: BI tukar uang lusuh di Pulau Letti Maluku
Tak hanya itu, pengobatan gratis juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat di desa itu, karena langsung ditangani oleh dokter yang dibawa langsung oleh BI dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu pengusaha Sembako di Pulau Letti, Endi saat ditemui Antara pada Senin (5/11) kemarin, mengaku keberadaan BI-TNI Al melalui Ekspedisi Kas Keliling itu juga sangat membantu mereka.
"Kami bisa langsung menukarkan uang lusuh. Tak perlu jauh-jauh ke Ambon atau ke Kupang untuk menukarkan uang lusuh," tuturnya.
Pulau Letti adalah salah satu pulau terdepan yang berbatasan langsug dengan Timor Leste. Perjalanan dari pulau Letti menuju ke wilayah Timor Leste bisa mencapai 200 mil.
Endi mengatakan bahwa, uang recehan baru memang sangat di butuhkan di pulau itu. Pasalnya uang receh dengan pecahan Rp1.000 hingga Rp20.000 sering digunakan untuk transaksi jual beli di daerah itu.
Ia mengatakan bahwa dirinya sendiri sudah pernah melakukan penukaran uang pecaharan rupiah di daerah itu dengan jumlah yang hampir sama yakni pada tahun 2017 lalu, dan itu juga dilakukan oleh BI. "Kini BI kembali lagi, dan saya merasa sangat terbantu," ujarnya.
Baca juga: BI perbanyak Kas Titipan di Pulau 3T