Rasio elektrifikasi sumba capai 50,9 persen

id hivos

Rasio elektrifikasi sumba capai 50,9 persen

Direktur Panas Bumi Ida Nuryatin Finahari (kanan) didamping gubernur NTT Viktor B Laiskodat dan Direktur Hivos Regional Asia Tenggara Biranchi Upadhyaya (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Kupang, Selasa (27/11). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

"Tahun 2017 lalu, kami diberikan bantuan dana senilai 1,4 juta Euro oleh pemerintah Belanda yang memungkinkan kami untuk meningkatkan akses energi terbarukan secara lebih cepat dengan mereplikasi pendekatan-pendekatan dan model bisnis yang telah suks
Kupang,  (AntaraNews NTT) - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM menyatakan rasio elektrifikasi Pulau Sumba meningkat signifikan dari 24,5 persen pada 2010 menjadi 50,9 persen pada 2018.

"Peningkatan ini terjadi setelah Pulau Sumba dinobatkan sebagai `Sumba Iconic Island` pada tahun 2010," kata Direktur Panas Bumi Ida Nuryatin Finahari di Kupang, Selasa, (27/11).

Hal itu disampaikan usai membuka diskusi terkait dengan program Pulau Ikonik Sumba yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kupang yang dihadiri juga oleh Direktur Hivos Regional Asia Tenggara Biranchi Upadhyaya.

 Ia menjelaskan kontribusi energi terbarukan telah mengambil peranan pada bauran energi Pulau Sumba yang telah mencapai 20,9 persen atau 9,3 megawaat (MW).
Baca juga: Labuan Bajo surplus daya listrik 23 MW
Baca juga: Pembangunan listrik desa di NTT bertambah
Baca juga: 258 desa di NTT sudah menikmati listrik dari PLN


Hal itu, kata dia, berbeda jauh dengan pada 2010, di mana kondisi energi terbarukan pada pemenuhan kebutuhan energi di pulau yang dikenal dengan pulau 1.000 kuda Sandelwood itu lebih kecil dari satu MW.

Nuryatin menjelaskan bahwa keberadaan Hivos, perusahaan energi dari Belanda di Sumba, untuk menyediakan akses energi yang dapat diandalkan dan terjangkau bagi masyarakat di Sumba.

"Dikembangkannya energi baru terbarukan di Sumba ini juga bagian dari target pemerintah untuk mewujudkan ketersedian energi tang berasal dari energi terbarukan sebesar 100 persen pada tahun 2025 nanti," ujar dia.

 Direktur Hivos Regional Asia Tenggara Biranchi Upadhyaya mengatakan saat ini di seluruh Indonesia hanya NTT, khususnya Pulau Sumba, yang dipilih untuk mengembangkan energi baru terbarukan.

Pemilihan Sumba, lanjut dia, didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Sumba memiliki potensi energi terbarukan yang besar

Api, surya, angin biomasa, dan biogas merupakan energi yang menurut dia sudah teridentifikasi namun belum termanfaatkan secara optimal.

"Tahun 2017 lalu, kami diberikan bantuan dana senilai 1,4 juta Euro oleh pemerintah Belanda yang memungkinkan kami untuk meningkatkan akses energi terbarukan secara lebih cepat dengan mereplikasi pendekatan-pendekatan dan model bisnis yang telah sukses dikembangkan di bawah program `Sumba Iconic Island`," tutur dia.

Ia menambahkan diskusi dengan tema "Sumba Iconic Island Leraning Event" yang dilaksanakan di Kupang dengan memghadirkan seluruh bupati dari empat kabupaten di Pulau Sumba itu untuk menyebarluaskan praktik-praktik terbaik selama pelaksanaan program dengan mempertemukan para pemangku kepentingan sektor energi terbarukan.