Chicago (ANTARA) - Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa, 2/5/2023) pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan selama dua hari berturut-turut, tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat karena indeks manufaktur lebih baik dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 6,90 dolar AS atau 0,35 persen menjadi ditutup pada 1.992,20 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terdongkrak 10 sen atau 0,01 persen menjadi 1.999,10 dolar AS pada Jumat (28/4/2023), setelah naik 3,00 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.999,00 dolar AS pada Kamis (27/4/2023), dan turun 8,50 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.996,00 dolar AS pada Rabu (26/4/2023).
Investor mencerna pembelian bisnis dan simpanan JPMorgan Chase dari First Republic Bank, yang telah terhuyung-huyung di ambang kehancuran selama berminggu-minggu, menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang dijadwalkan pada 2 dan 3 Mei.
Sementara itu, sebagian besar Eropa sedang libur May Day.
Data ekonomi yang dirilis pada Senin (1/5/2023) beragam. Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur dari Institute for Supply Management tercatat di 47,1 persen pada April, 0,8 poin persentase lebih tinggi dari 46,3 persen yang tercatat pada Maret.
Indeks manajer pembelian manufaktur S&P Global AS yang disesuaikan secara musiman membukukan 50,2 pada April, naik dari 49,2 pada Maret dan secara umum sejalan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 50,4.
Investor sedang menunggu laporan pekerjaan bulanan yang akan dirilis Jumat (5/5/2023).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 0,40 sen atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada 25,23 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 25,40 dolar AS atau 2,33 persen, menjadi menetap pada 1.064,70 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas terkerek 9,30 dolar AS
Baca juga: Harga emas anjlok 39,50 dolar AS
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas tergelincir 6,90 dolar tertekan "greenback" yang lebih kuat