Kekerasan perempuan terbanyak terjadi di RT

id Eni Widiyanti,kekerasan terhadap perempuan ,KDRT,kekerasan dalam rumah tangga,rumah tangga

Kekerasan perempuan terbanyak terjadi di RT

Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Eni Widiyanti dalam talkshow bertajuk "Dialog Lembaga Penyedia Layanan Mengenai Penghapusan KDRT", di Jakarta, Selasa (12/9/2023). (ANTARA/ Anita Permata Dewi)

Kekerasan jenis apapun dan berbentuk apapun, berdampak signifikan terhadap kesehatan maupun kesejahteraan perempuan yang menjadi korban...
Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Eni Widiyanti mengatakan kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di rumah tangga.

"Laporan yang masuk ke Simfoni PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak), menunjukkan tempat kejadian kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di rumah tangga, yakni 73,1 persen," kata Eni Widiyanti dalam talkshow bertajuk "Dialog Lembaga Penyedia Layanan Mengenai Penghapusan KDRT", di Jakarta, Selasa, (12/9/2022).

Sementara pelaku kekerasan sebagian besar adalah suami dengan persentase 56,3 persen.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami perempuan penyebabnya beragam, ada yang karena suaminya cemburu, suami mabuk, masalah pekerjaan, himpitan pekerjaan yang dialami suami atau istri, atau pemicu yang lain.

"Kekerasan jenis apapun dan berbentuk apapun, berdampak signifikan terhadap kesehatan maupun kesejahteraan perempuan yang menjadi korban," kata Eni Widiyanti.

Dari data Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021, menunjukkan satu dari empat perempuan berusia 15 - 64 tahun pernah mengalami kekerasan selama hidupnya.

Kemudian, satu dari sembilan perempuan atau 11,3 persen pernah mengalami kekerasan fisik. Bentuk kekerasan yang dilakukan oleh suami atau pasangan yang terbanyak dialami perempuan adalah pembatasan perilaku, jumlahnya 30,9 persen.

"Jadi, (KDRT) masih sangat besar. Kondisi ini selaras dengan persepsi dan sikap perempuan yang disurvei ya tentunya, tapi mewakili populasi perempuan Indonesia, yang menyatakan bahwa setuju terhadap pernyataan istri yang baik memang harus patuh pada suami meskipun bertentangan dengan keinginan istri," kata Eni Widiyanti.

Baca juga: Rumah Perempuan: Kasus kekerasan pada perempuan-anak di NTT didominasi KDRT

Baca juga: Komnas Perempuan surati Partai Demokrat soal dugaan kekerasan seksual DK







Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kekerasan terhadap perempuan terbanyak terjadi di rumah tangga